Read More >>"> Adiksi (Diary 10| Rasa Malas yang Menelan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Adiksi
MENU
About Us  

Diary 10
Rasa Malas yang Menelan
(Nofap Hari Ke-41, Relapse #2)

.


"Elzar?" Sahutan dari Kak Fayruz yang berdiri di luar pintu kamar dan ketukan pintu berkali-kali tak juga membuatku membuka pintu kamar.

Sudah beberapa hari ini Kak Fayruz dan Kak Afkar mencoba untuk menghubungiku. Bahkan setelah Kak Fayruz menerobos masuk ke rumahku, aku tetap tidak berniat untuk menemui mereka dan memilih untuk menutup pintu kamar rapat.

"Bu Imas, Elzar sakit apa?" Aku bisa mendengar Kak Fayruz bertanya pada Bu Imas. Biasanya di jam segini Bu Imas sedang membereskan piring-piring kotor di lantai atas.

"Saya juga tidak tahu, Ruz. Mas Elzar juga tidak mau makan, tiap hari pesan itu lho, roti bulat besar yang ada sosis di atasnya, kadang juga beli burger. Macam-macam makanan, gitu. Elzar juga tidak mau cerita apa-apa. Cuma diam saja." Bu Imas terlihat khawatir, lebih seperti ibu pada anak kandungnya. Aku jadi tersentuh dan merasa bersalah.

“Elzar, kalau ada apa-apa cerita, yaa!” Kak Fayruz berteriak dari luar kamar tetapi tetap saja aku tidak memberikan jawaban. “Bu Imas nggak usah khawatir, nanti Elzar juga keluar, kok. Aku telepon Kak Afkar dulu.”

“Kau serius ingin melanjutkan proyeknya di sini? Tidak ingin di rumah?” Kali ini aku mendengar suara Kak Fayra.

“Santai saja, Kak. Aku mau konsul dulu ke Kak Afkar.” 

Suara ketiga orang itu menghilang. Aku hanya bisa mendengarkan suara Bu Imas dan dentingan kaca selama beberapa saat lalu keheningan menyelimuti. Aku juga tidak tahu mengapa, tetapi rasa malas seperti benar-benar mengikatku. Aku hanya menghabiskan waktuku di atas kasur dan terkadang bermain game sebentar. 

Aku sebenarnya agak kesal, melihat Kak Fayruz yang semakin hari malah semakin sering berada di sini. Akhir-akhir ini, aku malas bertemu orang lain dan hanya ingin sendiri saja.

Aku mengambil ponsel yang bergetar. Nama Kak Afkar tertera di sana. Itu bukan hanya pesan masuk biasa, tetapi sebuah panggilan. Aku menghela napas panjang dan mengangkatnya.

“Sudah hari ke berapa?”

Aku terdiam dan hanya mendengar Kak Afkar yang terus berbicara basa-basi kepadaku, menanyakan bagaimana tidurku, keseharianku, atau makanan yang akhir-akhir ini ia makan. Sudah beberapa hari ini, Aku tidak berminat untuk bertemu dengan siapa pun, bahkan melakukan kegiatan yang biasa kulakukan.

Sudah menjadi rekor aku tidak menyentuh komputer selama tiga hari penuh, bahkan untuk ikut battle bersama teman-teman online-ku. Aku juga sudah kehilangan minat untuk semuanya, baik untuk olahraga yang sudah menjadi rutinitas selama sebulan ini atau kegiatan PMO-ku, bahkan untuk menonton film biru dan melepaskan nafsu. Hasratku, nafsu, dan rasa semangat, semua menghilang dan menguap seperti air gerimis yang langsung terkena teriknya matahari.

“Tiga minggu totalnya sejak terakhir kali melakukan itu.” Aku mengusap wajah kasar, lalu menatap langit-langit kamar. Samar-samar telingaku bisa mendengarkan Kak Fayruz dan Kak Fayra yang saling berteriak.

“Ooh, pantas saja.”

Aku mengernyit, Kak Afkar seakan-akan tahu apa yang sedang aku alami. “Kak Afkar tahu? Padahal aku sendiri bingung dengan sikapku. Rasanya lelah, padahal aku juga jarang berolahraga, entahlah, aku juga bingung. Kepalaku kadang pusing saat di sekolah, guru bilang aku jadi sering melamun”

Aku membenamkan wajah di dalam bantal. Sedikit frustasi dan kebingungan dengan apa yang kurasakan. Mungkin ini terjadi karena pola tidurku yang kembali berubah. Aku terkena insomnia di malam hari, kali ini bukan karena nafsu yang membara sehingga membuatku tidak bisa tidur, tetapi karena alasan yang lebih ambigu--yang aku sendiri tidak tahu. Karena itu, aku jadi sering bangun terlambat, melewatkan jam lari pagi, merubah waktu sarapan menjadi lebih lama, dan mengantuk saat pelajaran, rasanya seperti mendengarkan seorang guru sedang membacakan satu kertas koran tanpa henti.

Aku kehilangan minat pada apapun, termasuk bertemu dengan si kembar yang sekarang ada di ruang sebelah. Aku jadi merasa bersalah, tetapi rasa tidak ingin bertemu dengan mereka menjadi lebih besar.

“Aku tahu kamu tidak ingin pergi dari kamar, tapi kamu juga harus melawannya. Cobalah keluar dan bantu Fayruz, lalu jalan-jalan sebentar. Olahraga juga bisa diganti saat sore, kan?”

“... iya,” jawabku, tetapi nyatanya aku masih tetap berpelukan dengan kasur empukku.

“Dalam hitungan lima, berdiri dengan cepat, oke!” Aku terbelalak sata mendengar ucapan tiba-tiba dari Kak Afkar. “Satu, dua, tiga, empat, lima!” Dalam satu tarikan napas, Kak Afkar menghitung cepat dan dalam suara yang cukup keras.

Pada hitungan kelima, aku berhasil berdiri. Aku jadi mengingat masa-masa saat orientasi sekolah dan pramuka, di mana seluruh siswa wajib mendengarkan kata-kata seniornya jika tidak ingin dihukum.

“Terima kasih karena telah membantuku berdiri, Kak,” sindirku, tetapi Kak Afkar hanya membalasnya dengan gelak tawa seakan tahu wajah kesal yang kupasang.

“Sama-sama! Sekarang bantu Fayruz, ya. Kututup dulu teleponnya.”

Sambungan terputus, butuh beberapa detik bagiku untuk kembali melangkahkan kaki yang terasa berat. Aku membuka pintu dan melihat Kak Fayruz dan Kak Fayra yang sedang sibuk dengan kegiatannya dan mengabaikanku. Aku harap begitu, tetapi sayangnya, kedua saudara itu malah menghentikan kegiatan mereka dan menatapku.

“Yo, sudah bangun?” Kak Fayruz mengangkat tangan, menyapaku yang berjalan gontai ke arahnya.

“Sudah kupesankan makanan,” ucapku yang duduk di dekat Kak Fayruz, sedikit menjaga jarak dengan Kak Fayra karena masih belum terbiasa. Sudah menjadi kebiasaan diriku untuk memesankan makanan saat ada orang datang ke rumah, meski aku tidak keluar untuk menemui mereka, seperti kemarin, dan lusa kemarinnya lagi.

“Kau yang terbaik, Zar!” Kak Fayruz menepuk bahuku yang masih berusaha mengumpulkan semangat.

Flatline, ya?” Kak Fayra yang tiba-tiba bersuara membuatku dan Kak Fayruz menoleh.

Flatline?” Aku membeo, rasanya aku pernah mendengar kata itu sebelumnya. “Maksudnya?”

“Iya, masa tidak tahu, sih? Itu masuk ke dalam fase nofap, lho!” Kak Fayra menoleh pada adiknya yang juga menatap tidak paham.

 “Benarkah?” Kak Fayruz mengernyit, mencoba membuka pikirannya. Sayangnya ia tidak ingat jika ia pernah mengurung diri di dalam kamar dan kehilangan semua semangat hidupnya, sama seperti yang aku lakukan.

“Coba baca ini, deh.” Fayra membalikkan layar laptopnya, menunjukkan artikel yang sedang ia buat untuk mengisi situs web yang mereka buat bersama.

Projek kami memang sudah berjalan selama seminggu. Kak Fayra bekerja sangat baik dalam membuat situs web dan akun-akun media sosial kami. Dia juga mengajariku cara-cara membuat unggahan yang menarik. Aku salut sekali padanya.

“Memang ada beberapa macam flatline, dan tidak semua orang mengalaminya. Bahkan jika ada yang mengalaminya, waktu mereka berbeda-beda. Mungkin Kak Afkar lebih tahu tentang ini, sih,” jelas Kak Fayra. “Yah, karena aku sendiri juga tidak pernah merasakan jadi tidak tahu banyak.” 

Gadis itu menutup mulutnya—menahan tawa. Aku langsung bisa menangkap jika Kak Fayra bermaksud untuk menyindirku dan Kak Fayruz. Kami balas menatapnya dengan cemberut. Mentang-mentang tidak pernah candu ia jadi seperti itu.

“Memangnya flatline sendiri itu apa?”

.

.

To be continued

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AKSARA
3949      1603     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Weak
193      152     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Po(Fyuh)Ler
754      390     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
P.E.R.M.A.T.A
1514      757     2     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
Enigma
23084      2775     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
3930      1133     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Abnormal Metamorfosa
1853      632     2     
Romance
Rosaline tidak pernah menyangka, setelah sembilan tahun lamanya berpisah, dia bertemu kembali dengan Grey sahabat masa kecilnya. Tapi Rosaline akhirnya menyadari kalau Grey yang sekarang ternyata bukan lagi Grey yang dulu, Grey sudah berubah...Selang sembilan tahun ternyata banyak cerita kelam yang dilalui Grey sehingga pemuda itu jatuh ke jurang Bipolar Disorder.... Rosaline jatuh simpati...
Premium
Secret Love Story (Complete)
11122      1547     2     
Romance
Setiap gadis berharap kisah cinta yang romantis Dimana seorang pangeran tampan datang dalam hidupnya Dan membuatnya jatuh cinta seketika Berharap bahwa dirinya akan menjadi seperti cinderella Yang akan hidup bahagia bersama dengan pangerannya Itu kisah cinta yang terlalu sempurna Pernah aku menginginkannya Namun sesuatu yang seperti itu jauh dari jangkauanku Bukan karena t...
The Bet
14256      2244     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
THE DARK EYES
651      347     9     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.