Read More >>"> Makna yang Terpendam
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Makna yang Terpendam
MENU
About Us  

Kabar Duka

Assalamu`alaikum warahmatullah..

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un..

Telah berpulang ke rahmatullah saudara kita Rohimat dini hari tadi ± pukul 01.30

Semoga Allah terima amal ibadahnya. Mohon doanya teman-teman” pesan singkat dari Tari yang membuat alisku mengkerut dalam sekejap. *deg!*

Hari ini adalah hari dimana Allah telah memanggil salahsatu kawan hijrahku. Kawan hijrah yang telah menemaniku selama ini, hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Seperti tak percaya, bahkan sama sekali belum mempercayai kabar perihal ini. Kabar yang masih aku cari kebenarannya. Hingga sampai pada akhirnya, aku harus menerimanya, bahwa ini adalah fakta. This is a reality.

“Beberapa minggu yang lalu aku mimpiin dia, bahkan beberapa hari yang lalu aku mimpiin dia lagi. Yaa Allah... ada apa ini ?” Gumamku.

Facebook dan whatsApp aku telah ramai kabar perihal ini. Tangan yang tak sanggup mengetik sebuah pesan dan airmata yang tak sanggup untukku tahan, kini terjatuh untuk yang kesekian kalinya tiap ku baca kabar perihal ini. Hingga pada akhirnya, aku memaksakan jari-jemariku untuk mengetik sebuah pesan ke temanku.

“Wa`alaikumussalam, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.” Balasku.

“Mamat udh pulang duluan, Ni.”

“Astaghfirullah, masih gak percaya dapat kabar kaya gini. Padahal, beberapa minggu yang lalu aku mimpiin dia, Tariiii. Dimimpi aku dia dirawat di rumah sakit, sakit dia parah sampe ada oksigen yang dipasang sama pihak rumah sakit. Dan beberapa hari yang lalu, aku mimpiin dia lagi. Aaaaaaaa Tari... aku masih gak percaya, Ri” balasku seraya meluapkan rasa ketidak percayaanku akan hal ini.

“Iya sama, aku juga. Kaya dapet kabar hoax tauuuuu.” Balas Tari.

“Gak tau harus ngomong apa, sumpah demi apapun tangan aku masih gemeter. Beberapa minggu yang lalu, aku mimpiin dia ,Ri”

“Kamu mimpiin dia kaya gimana ?” Tanya Tari.

“Dia bilang kalau dia mau pergi jauh, tapi aku gak tau dia mau kemana. Allah kasih aku kabar tentang dia via mimpi. Astaghfirullah Tariiiiiii.” Balasku.

Ingin sekali rasanya aku teriak atau minimalnya memeluk Tari pada saat ini, tapi apalah daya kita terpisahkan oleh jarak yang lumayan jauh.

“Kamu orang special yang dikasih tau duluan sama Allah. Udah Ni, yang sabar aja jangan banyak penyesalan banyakin doa. Kamu udah dhuha belum ? kalau belum, coba kirim doa via shalat dhuha. In syaa Allah Mamat bisa denger sampe sana jika Allah izinkan. Doakan agar setiap dosa dan kesalahannya diampuni oleh Allah. Aamiin Allahumma Aamiin.” Pesan Tari yang semakin membuat airmataku terjatuh semakin deras. Tari adalah salahsatu kawan hijrahku juga. Mereka-mereka yang selalu mengingatkanku untuk tetap mengingat-Nya.

“Iya” Balasku.

Hanya respon seperti itu yang sanggup aku ketik, ketika tangan mulai tak sanggup untuk menekan tombol-tombol keyboard.

“Aniku special, bismillah dan tumpahkan kesedihkanmu pada Rabb mu.”

“Iya” Balasku.

Lagi-lagi aku hanya sanggup mengetik kata itu. Tangan yang masih bergetar akan perihal ini dan tangan yang masih membisu akan balasan Tari yang begitu dewasa.

“Sirami pake wudhu jika tanganmu masih terus bergetar.”

Aku langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat dhuha, seraya ingin mendoakan kepergian kawan hijrahku. Aku yang sampai saat ini masih belum percaya, hanya bisa menatap dengan tatapan yang hampa. Fikirku yang masih terus memikirkannya, yang masih terus membayangkan wajahnya, dan yang masih terus membayangkan kenangan-kenangan yang kita lalui bersama-sama.

Selepas itu, aku langsung mengambil handphoneku lagi dan berusaha memberikan kabar pada Tari.

“In syaa Allah aku udah mulai ikhlas, Ri.” Kataku.

“Iya alhamdulillah. Ambil hikmahnya ya sebagai pengingat kita akan kematian yang kita gak tau datengnya kapan.” Balas Tari.

“Iya, Ri. Cuma dia satu-satunya temen cowok yang jadi kawan hijrah aku.”

“Udah, gak usah sedih lagi ya. Beruntunglah temen kita ini, karena meninggal dihari yang baik dan karena sebab yang baik. In syaa Allah bebas dari siksa kubur. Aamiin.”

“iya ya, Ri. Ini kan hari Jum’at. Masyaa Allah, karena Mamat orang baik jadi Allah tempatkan dihari baik.”

“iya Masyaa Allah.”

Ingin sekali rasanya aku menemui Mamat. Terakhir kali aku bertemu dengannya, ketika diacara pernikahan salah satu temen kita. Ada rasa ingin berbincang lama padanya saat bertemu, tapi apalah daya hari sudah larut malam pada saat itu.

*ddrrttt...ddrrtttt” Lagi-lagi handphoneku bergetar dan isinya tidak jauh dari perihal kepergian Mamat. Mamat adalah sosok orang yang terkenal baik, ramah, sholeh, hafalan Al-Qur`annya yang we o we dan terkadang memang suka genit pada wanita.

“Assalamu`alaikum, Ani. Udah dapat kabar tentang Mamat ?” Pesan Ella.

Aku yang sudah berusaha untuk tidak menjatuhkan airmataku, tapi kini terjatuh lagi. Begitu banyak orang yang menyayanginya, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa sekalipun dan mulai dari kenalan orang-orang biasa hingga orang-orang shaleh sekalipun. “Masyaa Allah, Mamatttttt....” Gumamku.

“Wa`alaikumussalam, udah kok.” Balasku.

“Sedih banget aku, Ni. Masih gak percaya. Padahal Rabu kemarin dia masih chattingan sama ustad aku.”

“Aku juga sama, La. Aku sama kaya kamu, masih gak percaya. Ini rencana Allah, La. Kita harus ikhlas.” Balasku  seraya sudah mengikhlaskan kepergiannya.

Padahal, diri ini masih larut akan kesedihan. Mata yang sudah mulai sembab dan bantal yang sudah mulai basah akan airmataku yang terus mengalir.

“Dia sesak napas ,Ni. Aku masih gak percaya, dia secepat itu ninggalin kita semua. Dia sakit udah 3 minggu. Kemarin, dia pulang ke Sukabumi karena sakitnya makin parah dan malamnya dia menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Yaa Allah....” Balas Ella.

Aku dan kawan-kawanku hanya bisa beranggapan bahwa ini semua bohong,  karena kita masih belum percaya bahwa Mamat harus pergi meninggalkan kita terlebih dahulu. Baru rasanya kemarin, kita bercanda ria bersama di sekolah, saling ejek satu sama lain dan banyak hal-hal yang kita lalui bareng-bareng.

“Kita sayang sama Mamat, tapi Allah lebih sayang sama Mamat.” Balasku.

“Iyaaaa... Sekarang kita doakan aja ya disetiap shalat kita.”

“Pasti! In syaa Allah akan banyak doa yang terus mengalir buat Mamat. Because, we love Mamat.”

Aku yang sebenarnya sudah tak sanggup membaca kabar perihal ini, akhirnya aku putuskan untuk menjauhkan diri dari handphoneku. Aku yang masih terus menatap dengan tatapan yang penuh dengan kekosongan hanya bisa duduk disudut kamar sambil meneteskan airmataku.

*** Keesokan harinya ***

Pagi ini aku memulai hariku dengan senyuman, karena diri yang sudah berjanji tidak akan meneteskan airmata untuk menangisi kepergiannya.

“Aku tau yang Mamat butuhkan bukan tangisan aku, tapi doanya aku untuk Mamat.” Ucapku.

Aku mulai bergegas untuk pergi ke Kampus. Perjalanan dari rumah menuju kampus aku lalui bersama “mpop” motor kesayanganku. Selama diperjalanan, fikiran ini tak bisa mengelak bahwa aku masih terbayang-bayang wajah Mamat. Sosok Mamat yang selalu senyum dan kalau sudah marah bisa melebihi singa masih terbayang difikiranku. Sesampainya di Kampus, aku bertemu dengan temanku bernama Gadis.

“Ni, kemarin statusmu kaya kehilangan seseorang gitu ?” Tanya Gadis.

Gara-gara kemarin aku update tentang kepergian Mamat, ternyata malah mengundang tanya. Alhasil, airmataku jatuh lagi.

“Iya, Dis.” Jawabku.

“Maaf ya, aku gak bermasud buat kamu sedih. Kayanya orang yang pergi itu, orang baik ya ?”

“Banget, Dis.”

“Masyaa Allah. Mungkin, karena dia orang baik jadi Allah mempercepat dia untuk pulang. Allah gak mau dia berubah dari yang baik jadi jahat. Astaghfirullah, naudzubillah ya.”

Ada kebenaran dari apa yang Gadis sampaikan. “Dia sakit, Dis. Udah 3 minggu.” Kataku.

“Ohh, berarti Allah juga gak mau buat dia nahan sakit yang terlalu lama. Jangan sedih ya Aniku. Allah begitu menyayanginya, sampe-sampe Allah gak mau ngebebanin rasa sakit yang ada ditubuhnya terlalu lama.”

Aku hanya bisa merespon ucapan Gadis dengan kerutan alis dan beberapa tetesan airmataku.

“Masyaa Allah, lagi-lagi ada kebenaran dari apa yang Gadis sampein. Aku yang terlalu larut nangisin Mamat, sampe lupa bahwa Allah menyimpan segudang makna yang baru aku sadar lewat kata-kata Gadis.” Gumamku.

Lalu, Gadis memelukku bak memberikan energi semangat untuk aku.

“Setiap yang bernyawa pasti akan mati.” Bisik Gadis ditelingaku.

Aku hanya bisa merespon bisikan Gadis dengan tangisku. Kini, Gadis semakin mempererat pelukan itu.

“Ikhlaskan, agar tak memperlambat perjalanannya menuju syurga-Nya. In syaa Allah, bahwa Allah telah mempersiapkan tempat yang indah untuk dia. Jangan terlalu diambil sedih ya, Aniku. Aku yakin kamu kuat. Ani yang tegar, pasti kuat. In syaa Allah.” Bisikan semangat Gadis yang membuatku harus memaksakan diri ini, agar tidak terlalu larut dalam kesedihan.

“Makasih banyak ya, Gadis. Makasih karena semangat dan remainder untuk diri aku, bahwa yang bernyawa pasti akan mati.” Responku yang diiringi dengan isakan tangis.

“sudah seharusnya tugas aku. Manusia jugakan gak luput sama kata lupa. Apalagi kamu, yang kerjaannya lupaaaaaa terus. Hehe...” Candaan kecil yang Gadis sisipkan diperkataanya diberikan untuk mengembalikan senyumanku.

“Gadis nih ahh, jadi malu akunya.” Ucapku yang berusaha untuk senyum.

“Hehehe... Da kamu mah kan emang pelupa, Ni. Huu...”

“Ahh Gadis. Yaudah yuk ah, dhuha dulu yuk ?” Ajakanku.

“Ciyeee ngajak aku dhuha.” Kata Gadis seraya meledekku lagi.

“Gadisss.... Rese nih ah, ngeledek mulu kerjaannya.”

“Abisnya kamu tumben ngajak aku dhuha, biasanya juga nyelonong sendiri gak ngajak-ngajak.”

“Ohiya yah, maaf deh Gadisku.”

“Ah udahlah, kita engga dhuha-dhuha nih yang ada.”

“Ohiya yah, yaudah yuk ah.”

Mungkin ini cara Allah untuk menyadarkanku bahwa perihal ini tak melulu harus direspon dengan tangisan. Ada beribu makna yang Allah sisipkan lewat kejadian ini. Inilah cara Allah untuk mendewasakanku. Sudah sepatutnya aku mensyukuri, karena Allah mengizinkanku untuk mengenal sosok Mamat. Sosok Mamat yang sudah jarang ditemukan dikalangan anak muda masa kini. Allah yang memberikan ku bingkisan hadiah yang begitu amat indah. And you’re the person “Mamat”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dimensi Kupu-kupu
12026      2436     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Air Mata Istri Kedua
103      92     0     
True Story
Menjadi istri kedua bukanlah impian atau keinginan semua wanita. Begitu juga dengan Yuli yang kini telah menikah dengan Sigit. Seorang duda yang dia kenal satu tahun lalu. Pernikahan bahagia dan harmonis kini justru menjadi bencana bagi Yuli saat dia mengetahui jika Sigit sebenarnya bukanlah seorang duda seperti yang dia katakan dulu. Pria yang diketahui bekerja sebagai seorang pelayan di seb...
AMBUN
401      278     1     
Romance
Pindahnya keluarga Malik ke Padang membuat Ambun menjadi tidak karuan. Tidak ada yang salah dengan Padang. Salahkan saja Heru, laki-laki yang telah mencuri hatinya tanpa pernah tahu rasanya yang begitu menyakitkan. Terlebih dengan adanya ancaman Brayendra yang akan menikahkan Ambun di usia muda jika ketahuan berpacaran selama masa kuliah. Patah hati karena mengetahui bahwa perasaannya ditiku...
Mendadak Pacar
8183      1610     1     
Romance
Rio adalah seorang pelajar yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, Rena. Suatu hari, suatu peristiwa mengubah jalannya hari-hari Rio di tahun terakhirnya sebagai siswa SMA
My Silence
673      456     2     
Inspirational
Seseorang pergi bukan hanya karena kalah ataupun bersalah, tapi karena dia tahu bahwa sudah tidak ada hal berharga yang harus dipertahankan disana.”
SERENA (Terbit)
16808      2888     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Arini Kusayang
544      365     4     
Short Story
Ini kisah tentang gadis kecil yang berhasil membuat hari-hariku tak lagi sepi ❤
The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
6893      2543     12     
Horror
"Kamu mengkhianatiku!" Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari. Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar biasa. Ia har...
Romantice And Yearn
4335      1515     3     
Romance
Seorang gadis yang dulunya bersekolah di SMA Garuda Jakarta, kini telah menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia. Banyak kenangan yang ia jalani di masa SMA. Mulai awal ia masuk dan bertemu dengan lelaki yang bernama Ray. Hari-harinya selalu di warnai dengan kehadiran Ray yang selalu memberikan kejutan yang tak terduga hingga akhirnya jatuh hati juga pada Ray. Namun tak ada suatu hubungan yang ...
That Day
319      222     1     
Short Story
Hari itu benar-benar hari penyesalan terbesarnya. Jika saja dia mengatakan sejujurnya pada Sena, maka mungkin dia bisa mencegah Sena pergi. Hari-hari dia berdoa dan memohon agar dapat memutar ulang waktu atau setidaknya mendapatkan Sena kembali, namun keajaiban tetaplah sebuah keajaiban.