Mengetahui bahwa pelaku kasus pelecehan seksual modus kamera tersembunyi kedok riset penelitian tersebut telah ditutup, Sisca bersama Aizawa merencanakan pernikahan impiannya nanti ketika mereka sudah bertunangan dengan mengunjungi wedding organizer yang ada di kotanya.
"Kita ke wedding organizer yuk!"
"Ayo!"
Sisca bersama kekasihnya itupun pergi ke wedding organizer untuk merencanakan pernikahan impian mereka, tapi biaya yang ditawarkan itu sesuai dengan paket yang mereka inginkan.
"Kalian mau paket pernikahan yang mana?"
"Kita mau paket yang sederhana saja, karena kita bukanlah seorang pengusaha maupun youtuber."
"Baiklah kalau begitu, nanti hubungi wedding organizer yang terkait untuk pernikahan kalian nantinya."
"Hai."
Mereka berdua itupun akan menentukan paket pernikahannya ketika akan menikah nantinya di kota kelahirannya, Yogyakarta.
Dewi POV
Dewi yang menetap bersama kekasihnya itupun mulai pergi ke stasiun Hakata dengan menggunakan kereta bawah tanah dan akan melanjutkan perjalanannya ke Chiba dengan menggunakan kereta shinkansen Nozomi yang mengantarkannya sampai ke Tokyo.
Shinno pun bertanya padanya, "kita tar mau tinggal dimana nih?!"
"Bagaimana kalau di Chiba saja," jawabnya.
"Ayo!"
Dewi pun jalan bersama Shinno kun ke Tokyo dengan naik shinkansen Nozomi dengan membeli tiket kelas 1 yang harganya sedang-sedang saja.
"Kita maunya tiket yang kelas berapa nih?"
"Bagaimana kalau tiket kelas 1 saja?"
"Baiklah, kalau begitu kita akan pesan tiket kelas 1 saja."
Dewi pun mulai memesan tiket kelas 1 tersebut melalui mesin penjual tiket untuk mereka berdua menuju Tokyo dan mulai tapping menuju peron tersebut untuk menunggu kereta tujuannya.
Di peron stasiun Hakata, Dewi bersama kekasihnya yang sudah tidak sabar menunggu shinkansen tujuannya itu datang pun akhirnya tiba.
Shinkansen Nozomi tujuan stasiun Tokyo segera berangkat.
Mengetahui bahwa shinkansen Nozomi tujuan Tokyo segera berangkat, Dewi bersama Shinno kun langsung naik kereta tersebut dan mulai menempati tempat duduknya sesuai nomor yang tertera pada tiket tersebut.
Sebentar lagi kereta akan segera berangkat.
Kereta pun sudah berangkat. Saat berada di kereta tersebut, Dewi bersama kekasihnya menunjukkan tiketnya pada petugas tersebut ketika datang menghampirinya.
"Tolong tunjukkan tiketnya terlebih dahulu. Kalau tidak ada tiket, anda akan diturunkan di stasiun terdekat."
Setelah menunjukkan tiketnya pada petugas yang ada di kereta tersebut, Dewi pun mulai tidur nyenyak bersama kekasihnya sambil menemaninya ke Tokyo.
"Kita mau tidur dulu sampai di stasiun terakhir, sayang!"
"Baiklah!"
Dalam perjalanan ke Tokyo dengan menggunakan shinkansen, Dewi pun tidur bersama dengan Shinno kun tanpa mendengkur sama sekali karena mengganggu orang lain.
Sampai di stasiun Shinagawa, Dewi pun bangun dari tidurnya ketika sudah mau pemberhentian terakhirnya di stasiun Tokyo.
"Shinno kun, kita sudah mau pemberhentian terakhir nih!"
"Baiklah!"
Sampai di pemberhentian terakhir tersebut, Dewi bersama Shinno kun langsung turun dari Shinkansen tersebut dengan membawa barang bawaannya yang berupa tas berisi pakaian untuk menginap disana.
Saat berada di stasiun Tokyo, Dewi dan Shinnosuke pun disambut lagi oleh Sisca dan Ken'ichirou yang datang menjemputnya.
"Dewi! Shinno kun!"
"Sisca! Aizawa san!"
Sisca dan Ken'ichirou pun mulai memasukkan barang-barang milik mereka berdua dan mengantarkannya ke Chiba untuk tempat tinggal baru mereka berdua.
"Tolong angkatin barang bawaan dong!"
"Baik!"
Usai mengangkat barang bawaan tersebut ke mobil, Sisca bersama Aizawa itupun mengantarkan Dewi dan Shinno kun ke kota Chiba yang ada di Prefektur Chiba.
"Mau diantarkan kemana?"
"Ke kota Chiba di Prefektur Chiba."
"Baik."
Sampai di Prefektur Chiba itupun, Sisca bersama kekasihnya pun menurunkan barang-barangnya dari mobil untuk menuju apartemen mereka yang baru.
"Sisca, tolong turunin barang-barangnya dong!"
"Baik!"
Saat menurunkan barangnya dari mobil, Sisca melihat kamar mandi yang ada di apartemen yang baru ditempati itu masih dalam keadaan baru karena belum ada satupun yang menempatinya.
"Eh, ini apartemen belum ada yang nempatin sama sekali ya?!"
"Aku rasa yang penghuni yang sebelumnya pindah ke kota Sendai, Miyagi."
"Aku rasa begitu."
"Baiklah, kalau begitu kita rapikan ruangannya dan bersiap untuk letakkan barang-barangnya!"
Saat itu juga, mereka mulai meletakkan barang-barangnya untuk tempat tinggal baru mereka yang ada di kota Chiba dan memulai perjalanan bersamanya. Ketika selesai menempati dan meletakkan barang-barang mereka, Sisca dan Aizawa pun pergi meninggalkan apartemen mereka tersebut dan bersiap untuk menerima panggilan lagi dari kantor polisi.
Sisca POV
Ketika Sisca kembali lagi ke Tokyo untuk bekerja bersama lagi dengan kekasihnya, ia mulai merasakan kebelet pipis lagi dan segera mencari toilet terdekat ketika masih dalam perjalanan. Sampai di kantor polisi tersebut, Sisca terburu-buru untuk pergi ke toilet.
"Aku mau ke toilet dulu, mau pipis sebentar!"
"Tar jangan lupa aku tungguin ya!"
Sisca pun segera pergi ke toilet wanita yang ada di kantor polisi dan segera menempati bilik toilet tersebut, lalu menutup dan mengunci pintunya agar tidak malu terlihat orang lain, kemudian meletakkan tas dan mantelnya di gantungan pintu, lalu mengambil beberapa helai tisu tersebut, kemudian rok panjang maxinya yang berwarna pink itu ia angkat, lalu celana dalamnya yang berwarna hitam bersamaan dengan pantyhose hitam dan legging hitamnya ia buka, lalu duduk di atas dudukan toilet yang sudah dialasi kertas dudukan toilet, pipis deh bunyinya "serr!!". Setelah pipis, iapun menggunakan beberapa helai tisu yang diambilnya tersebut untuk membersihkan kemaluannya, lalu membuang tisu dan kertas dudukan toilet tersebut ke tempat sampah, kemudian memakai kembali celana dalamnya, lalu pantyhose dan legging, kemudian roknya yang panjang itupun diturunkan kembali untuk menutup celana dalamnya, lalu menyiram toilet tersebut sampai bersih. Setelah menggunakan toilet tersebut, iapun mulai memakai mantel tersebut dan mengambil tasnya dari gantungan, kemudian membuka pintu toilet tersebut dan mulai mencuci tangan setelah menggunakan toilet, lalu mengeringkan tangannya.
Usai dari toilet tersebut, Sisca pun mulai melanjutkan aktivitasnya di kantor polisi untuk menemani kekasihnya yang kerja di kantor polisi.
Sisca menyapanya, "Aizawa san."
Aizawa pun menyapa balik, "Sisca."
Sisca bertanya padanya, "masih sibuk tidak dengan urusan kasus baru, nanti akan dipanggil lagi untuk persiapan kasus yang selanjutnya mengenai persiapan jelang wisuda musim semi?"
"Aku lagi mau persiapan dulu tar aku ikutan temenin kamu lho!"
"Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu dalam menangani kasus ini."
Aizawa dipanggil kembali oleh Chief Hino mengenai kasus terbaru yang akan dipersiapkannya untuk persiapan musim semi mendatang.
"Pengumuman untuk seluruh personil kepolisian Metropolitan Tokyo dan kepolisian Nasional Jepang, kalian akan ditugaskan untuk persiapan pengamanan jelang wisuda yang akan diselenggarakan musim semi mendatang dengan menghadirkan Perdana Menteri Jepang untuk menghadiri acara wisuda anaknya bersama dengan istri dari perdana menteri tersebut. Kalian jangan lengah dalam menghadapi musuh besar seperti Jimmy Gunawan dan Evil Network yang dinilai terlalu berbahaya dalam mengelabui korbannya untuk melakukan kejahatan besar seperti terorisme, cuci otak dan lain sebagainya."
Usai dari briefing tersebut, Aizawa akan mempersiapkan persiapannya menjelang wisuda yang akan diselenggarakan musim semi mendatang.
Memasuki akhir Januari, Sisca dan kekasihnya mengunjungi Tokyo Big Sight untuk kunjungan keduanya mengenai acara tersebut.
"Benarkah tuan yang mengelola gedung ini untuk event-event besar seperti wisuda?"
"Benar kok, karena saya yang mengelola gedung ini untuk event-event wisuda yang akan diselenggarakan setiap tahunnya."
"Tapi untuk wisudanya perlu bantuan kepolisian untuk melakukan steril gedung Tokyo Big Sight untuk antisipasi terjadinya serangan teroris pada acara wisuda tersebut."
Sisca bersama kekasihnya itupun setelah mengunjungi Tokyo Big Sight, mereka pun kembali ke apartemennya untuk beristirahat. Saat beristirahat itupun, Sisca bersama kekasihnya bermimpi tentang pernikahan impian mereka nantinya.
Pagi harinya, Sisca yang masih terlelap pun dibangunkan oleh tunangannya yang sudah bangun terlebih dahulu.
"Sisca, bangun! Jadi ikutan menemaniku ke kantor tidak?"
"Jadi, nanti aku harus ganti baju terlebih dahulu sekalian cuci muka dan mengisi air untuk bak mandi untuk nanti malam."
Sisca pun berangkat kerja bersama kekasihnya ke kantor polisi dengan mobil milik kepolisian Tokyo yang diparkir di depan apartemennya.
Sampai di kantor polisi tersebut, Sisca kemudian memulai memanggil salah satu saksi matanya untuk dimintai keterangan mengenai kasus pembunuhan mahasiswa karena skripsinya dicuri paksa untuk dijadikan bahan plagiarisme oleh oknum terapi autisme. Saksi mata tersebut, Takayuki Ikenami (池浪 孝之) yang merupakan seorang mahasiswa semester akhir di sebuah universitas ketika skripsi salah satu temannya hilang dicuri untuk plagiarisme.
"Saya tahu siapa pelakunya yang melakukan plagiarisme skripsi korban-korbannya untuk kesenangan pribadinya?"
"Kita akan bawa saksi mata tersebut untuk mencari tahu keberadaan pelaku yang sebenarnya."
Saat membawa saksi mata tersebut, Sisca mendatangi agen terapi autisme untuk mencari tahu plagiarisme skripsi curian tersebut.
"Siapa nama anda?"
"Saya Masayoshi Takaoka, seorang psikolog di agen terapis ini."
Sisca pun mengetahui kalau agen terapi autisme itu, Masayoshi Takaoka (高岡 正義) yang juga seorang psikolog disini.
"Ada yang tahu tidak tentang pencurian skripsi untuk tujuan plagiarisme?"
"Saya sih tidak tahu tentang pencurian skripsi itu."
Sisca bersama Aizawa dan Ikenami yang merupakan seorang saksi mata tersebut kembali lagi ke kantor polisi mengenai kasus pencurian skripsi untuk tujuan plagiarisme tersebut.
"Saya melaporkan adanya kasus pencurian skripsi untuk tujuan plagiarisme!"
"Kalau gitu, kita akan cari lokasi tersebut melalui GPS!"
Malam harinya, Takaoka menyusup masuk ke perpustakaan kampus untuk melakukan pencurian skripsi untuk tujuan plagiarisme tanpa disengaja dan membunuh salah satu mahasiswa tersebut.
"Oi, siapa ini?! Tolong kembalikan skripsinya, bukan untuk dibawa pulang!""
Tapi Takaoka pun mengeluarkan senjata tajamnya dan membunuh seorang mahasiswa tersebut sampai kepalanya bocor.
"Uwaaaaaa!!!"
Pagi harinya, di depan kampus Waseda, ditemukan mayat dari korban pembunuhan yang juga korban pencurian skripsi di perpustakaan tersebut.
Pihak kepolisian Tokyo pun datang ke lokasi kejadian tersebut mengenai kasus pembobolan perpustakaan yang menewaskan seorang mahasiswa semester akhir tersebut. Saat penyelidikan tersebut, Sisca menemukan mayat di depan perpustakaan tersebut.
"Korban diketahui bernama Masayuki Ichikawa, seorang mahasiswa semester akhir yang ikut dalam penulisan skripsi. Korban dibunuh dengan cara dipukul pakai tongkat bisbol pada bagian kepalanya hingga bocor dan ditusuk pisau pada bagian perutnya. Pintu perpustakaan yang tadinya terkunci menjadi rusak karena dibobol oleh oknum tidak dikenal menggunakan thermite bomb pada bagian kuncinya."
Tapi Officer Matsuoka menanyakan Sisca mengenai pelaku perusakan yang sebenarnya, "Jadi siapa pelakunya?"
"Kita akan cari tahu pelakunya ketika identitasnya sudah ketahuan."
Pada saat yang bersamaan, Takaoka sengaja menggunakan rencana jahatnya untuk melakukan plagiarisme dari skripsi curian tersebut, tapi Sisca bersama Officer Matsuoka menggagalkan rencananya.
"Jadi kau ya, pelaku sebenarnya dibalik pencurian dan plagiarisme skripsi milik orang lain, ya?!"
"Aku memang pelakunya, aku tidak sengaja membunuh korbannya karena aku tidak punya hak cipta atas diriku sendiri."
"Pelaku sebenarnya adalah Takaoka Masayoshi, dibalik semua rencana pembunuhan dan pencurian untuk tujuan plagiarsime hak cipta!"
Officer Matsuoka pun menahan psikolog Takaoka karena terbukti melakukan pembunuhan dan pencurian untuk tujuan plagiarisme hak cipta, "Takaoka Masayoshi, anda ditahan karena terbukti melakukan semua rencana pembobolan, pencurian bahkan pembunuhan sekaligus."
Ketika pelaku yang sebenarnya sudah ketahuan, Officer Matsuoka yang membawa psikolog Takaoka ke mobil polisinya tersebut itupun berterima kasih pada Sisca karena sudah membantunya dalam melakukan penyelidikan.
"Aku berterima kasih padamu karena sudah membantumu dalam melakukan penyelidikan."
"Sama-sama!"
Usai penyelidikan tersebut, Sisca pun menemui kekasihnya di kantor tersebut dan jalan-jalan bersama.
Ken'ichirou bertanya padanya, "kita mau jalan-jalan kemana nih?"
Tapi Sisca bilang, "bagaimana kalau ke Tokyo Dome?"
"Ayo!"
BERSAMBUNG