Saat berada di ruang interogasi itupun, Tatsumi tidak ingat apa-apa ketika dirinya dituduh sebagai pelaku pembunuhan yang sebenarnya pada keluarga Hosono.
"Apa yang terjadi pada keluarga Hosono?"
"Saya dicuci otak oleh Jimmy dan Castro melalui surat ancaman itu."
"Baiklah kalau begitu, anda akan kami tahan seumur hidup tanpa proses pengadilan dan ditempatkan di sel isolasi."
Tatsumi pun menyadari kalau dirinya terkena pengaruh dari Jimmy dan Castro sebagai korban cuci otak untuk melakukan kejahatan terhadap keluarganya sendiri.
Usai dari ruang interogasi, Sisca bersama Ken'ichirou dan Dewi mulai melakukan kehidupannya sebagai orang biasa.
Di kantor polisi itupun, sisa dari keluarga Hosono yang masih hidup pun tidak dapat menahan kuasa tangisnya karena kematian kedua anggota keluarganya. Tapi Officer Kawakami berusaha menenangkan keluarga korban tersebut dan pelakunya yang merupakan anggota keluarganya sendiri itupun sudah ditahan dengan dimasukkan sel isolasi.
"Hosono san, sudahlah jangan menangis lagi karena kematian sudah menjadi sebuah takdir bagi keluarga."
*****
Saat acara pemakaman keluarga Hosono, Takanori dan ibunya tidak kuat menahan kuasa tangis melihat anak pertama dan ayahnya tewas terbunuh oleh anggota keluarganya sendiri yang merupakan anak bungsu yang bekerja sebagai petugas kebersihan kota dengan truk sampah.
Sementara itu, Sisca dan Dewi menelusuri apartemen Hosono yang sudah dipasangi garis polisi tersebut mengenai rekonstruksi pembunuhan anggota keluarga Hosono. Barang bukti senjata tersebut berupa palu godam yang digunakan pelaku untuk merusak perabotan rumah dan memiliki kekuatan yang bisa merusak tembok.
Rekonstruksi kedua pun dilakukan dengan mengunjungi TKP di sekitar gedung stasiun tv pembawa berita tersebut dan ditemukan serpihan kaca pada gedung tersebut yang menyebabkan salah satu krunya tewas ditempat akibat ledakan bom oleh oknum tukang sampah tersebut.
Usai rekonstruksi kedua, Sisca dan Dewi mengunjungi markas pemadam kebakaran Tokyo mengenai ledakan bom di gedung stasiun tv pembawa berita tersebut. Disana, mereka bertemu dengan petugas pemadam kebakaran mengenai kegiatannya ketika terjadi ledakan bom dan kebakaran di stasiun tv tersebut.
"Benar tidak saat terjadi kebakaran, anda ikut mengevakuasi orang-orang di sekitar?"
"Menurut saya sih benar karena tugas mulia dari seorang pemadam kebakaran tidak hanya memadamkan api saja, tapi juga menyelamatkan orang-orang di sekitar yang terjebak disana."
"Ada yang tahu tidak tentang petugas kebersihan dengan truk sampahnya yang juga menjadi pelaku bom tersebut?"
"Waktu itu saya datang ketika terjadi ledakan bom di gedung tersebut dan saya segera mengevakuasi orang-orang serta memadamkan apinya hingga membongkar runtuhan gedung tersebut."
Usai dari markas pemadam kebakaran Tokyo, Sisca dan Dewi dihampiri oleh seorang pemuda asal Fukuoka yang bekerja di kepolisian wilayah Kyushu.
"Hai Dewi!" Sahut Shinnosuke ketika menghampiri Dewi
"Siapa kau?" Tanyanya ketika kaget dihampiri Shinnosuke
Shinnosuke pun memperkenalkan dirinya, "Aku Ikeda Shinnosuke, kepolisian Fukuoka bagian investigasi aku sering berteman denganmu di sosial media."
Dewi pun memanggilnya, "Shinno kun!"
Shinnosuke pun memanggil balik namanya, "Dewi!"
Saat itu pula, Shinnosuke mengajak Dewi pergi jalan-jalan bersama. Sementara itu, Sisca masih menunggu pacarnya yang sebentar lagi menyelesaikan kasus pembunuhan keluarga Hosono. Ketika pacarnya datang, Sisca pun langsung jalan dengan Aizawa.
"Maaf aku agak terlambat menunggumu, soalnya aku harus menyelesaikan kasus pembunuhan keluarga Hosono."
"Ya, tidak apa-apa kok."
Pada saat yang bersamaan, Sisca yang sedang jalan bersama Ken'ichirou pun diajak oleh Dewi yang juga jalan bersama Shinnosuke.
"Kita mau jalan-jalan kemana nih?"
"Bagaimana kalau kita ngantarin Dewi dan Shinnosuke pulang ke Fukuoka naik Shinkansen?"
"Ayo!"
Ketika pertama kali bertemu, Shinnosuke pun memiliki ketertarikan dengan Dewi karena penampilannya sama seperti Sisca yaitu memakai rok panjang maxi, tapi rambutnya agak sedikit diikat ke belakang dan mengenakan bando.
Di stasiun Tokyo, mereka membeli sebuah tiket Shinkansen Nozomi jurusan Tokyo Hakata dan memakan waktu perjalanan sekitar 4 jam. Sampai di stasiun Hakata, Sisca dan Ken'ichirou pun berpisah dengan Dewi dan Shinnosuke ketika mengantarkannya pulang ke Fukuoka.
"Bye Sisca! Bye Ken'ichirou!"
"Bye Dewi! Bye Shinnosuke!"
Setelah mengantarkan pulang Dewi dan Shinnosuke, Sisca dan Ken'ichirou pun kembali lagi ke Tokyo dengan Shinkansen Nozomi dari stasiun Hakata dan turun di Stasiun Tokyo.
Ketika tiba di stasiun Tokyo, Sisca bersama Ken'ichirou pun merasa kelelahan karena pekerjaannya dalam menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi terutama pembunuhan, terorisme dan lain sebagainya. Tapi Sisca juga tampak cantik ketika mencoba mengikat rambutnya dengan membuat model seperti wanita Jepang pada umumnya.
Ken'ichirou pun terkejut dengan penampilan Sisca, "cantik banget Sisca!"
Tapi Sisca bilang, "ini kan model rambut orang Jepang, cantik kan?"
"Aku rasa sih cantik banget kalau rambut pendekmu bisa diikat."
Di depan pohon natal yang ada di taman Yoyogi, Ken'ichirou pun mencoba melamar Sisca, tapi ia enggan mengatakannya sama sekali.
"Sisca san, gokekkon shitekureyo!"
"iie, mada desu!"
Tapi Sisca yang merasa kesepian ketika teman satu angkatannya itu berkhianat, dia mencoba memiliki pelukan hangat dengan seorang lelaki Jepang yang mencoba melindungi dirinya ketika cobaannya sudah sirna.
"Sisca, kamu kesepian ya tidak ada yang nemenin?"
"Aku hanya merasa hangat aja dipelukanmu."
Dewi POV
Usai diantarkan Sisca dan pacarnya pulang, Dewi dan kekasihnya itupun tiba di apartemennya di kota Fukuoka. Ketika dalam perjalanan pulang, di stasiun Hakata, Dewi pun merasakan hal yang sama. Tapi Dewi ingin buang air kecil dan bilang pada Shinnosuke untuk tidak meninggalkannya ketika pergi ke toilet.
"Shinno kun, aku mau ke toilet dulu!"
"Tar aku tungguin kok! Tenang aja!"
Dewi pun langsung berlari ke toilet karena merasakan kebelet pipis. Saat berada di toilet, Dewi menunggu beberapa antrian untuk mencapai toilet itu. Usai beberapa antrian, Dewi langsung menempati kamar kecil tersebut dan segera menutup sampai mengunci pintunya, kemudian meletakkan tas itu digantungan, lalu mulai mengambil beberapa helai tisu toilet untuk mengalasi dudukan toilet, kemudian diangkatnya rok panjang maxi yang berwarna hitam itu sampai pinggang, lalu menurunkan celana dalamnya yang bermotif bunga warna ungu itu sampai bawah lutut bersamaan dengan pantyhose hitam yang dikenakannya, duduk di atas dudukan toilet yang sudah dialasi tisu, pipis deh bunyinya "serr!!". Setelah pipis, iapun mengambil beberapa helai tisu toilet untuk membersihkan kemaluan dari depan sampai belakang, kemudian membuang tisu toilet tersebut ke toilet bersamaan dengan tisu toilet untuk alas dudukan toilet, lalu menyiramnya setelah pipis, kemudian celana dalamnya dipakai kembali bersamaan dengan pantyhosenya, lalu rok panjang maxi dipakai kembali dengan menurunkannya ke bawah untuk menutupi celana dalamnya, lalu mengambil kembali tas itu dan membuka pintunya. Setelah dari kamar kecil, iapun mencuci tangan setelah menggunakan toilet, lalu mengeringkan tangan tersebut. Keluar dari toilet tersebut, Shinno khawatir kalau Dewi masih belum selesai juga.
"Dewi kemana sih?"
Shinno pun kaget kalau Dewi datang menghampirinya ketika dirinya menunggu terlalu lama.
"Shinno kun!"
"Dewi!"
Mereka berdua pun berjalan bersama pulang ke rumahnya dengan menggunakan sebuah kereta bawah tanah yang ada di Fukuoka.
"Dewi, maukah kau jadi pacarku?"
"Ya, aku mau saja sih tapi kita kan harus temenan dulu jangan langsung pacaran dong."
Menjelang tahun baru pada tanggal 30 Desember, pihak kepolisian dikejutkan dengan adanya penemuan bahan peledak yang tersimpan dalam sedan hitam jenis Mercedes Benz S500 yang digunakan Octopus Republic untuk melancarkan aksinya saat tahun baru tiba.
"Pak ada bom yang sengaja tersimpan di mobil sedan hitam!"
"Kami butuh tim penjinak bom untuk mensterilkan area mobil sedan hitam tersebut."
Malam harinya, kelompok Octopus Republic pun bersiap dengan rencananya saat malam pergantian tahun nantinya.
"Kita akan lakukan nantinya saat malam pergantian tahun!"
Petugas polisi pun datang untuk mengejarnya, "woi, berhenti!"
Saat itu pula, petugas polisi pun langsung menangkap anggota Octopus Republic yang berusaha merencanakan teror saat malam pergantian tahun dimulai.
Di ruang interogasi, Superintendent Aizawa pun mendatangi ruang interogasi tempat anggota Octopus Republic ditahan.
"Kenapa anda bisa lakukan ini?"
"Saya itu anggotanya Octopus Republic, tapi pimpinannya belum ditemukan sama sekali."
Usai interogasi anggota tersebut, Aizawa segera melakukan pencarian terhadap perantara Octopus Republic tersebut diantaranya pembuat bom Arya Narendra dan pimpinan Mikio Takenaka.
Tepat 31 Desember sebelum malam pergantian tahun, Aizawa mencari tempat persembunyian Octopus Republic tersebut di sebuah pabrik tua yang ada di pinggiran kota Tokyo. Tapi Aizawa harus melakukan backup untuk melawan beberapa kelompok sekte Octopus Republic tersebut dengan memanggil sejumlah polisi dan penjinak bom.
Saat pembuat bom ditemukan, Aizawa pun menarik Narendra keluar dari pabrik tua tersebut dan memborgol tangannya dan dimasukkannya ke truk lapis baja yang digunakan tim taktis tersebut.
"Narendra, kau ya pembuat bomnya!"
"Iya! Aku pembuat bomnya sekte Octopus Republic."
"Macam apaan kau ini sampai ikutan ke sekte terlarang tersebut, hanya untuk uang, hah! Cepat masuk ke mobil!"
Superintendent Aizawa bersama tim taktisnya itupun membawa Narendra, seorang pembuat bom sekte sesat Octopus Republic ke kantor polisi dengan truk lapis bajanya.
Sampai di kantor polisi, petugas polisi pun membawa Narendra ke sel tahanan sebelum diinterogasi terlebih dahulu.
Setelah menahan Narendra sebagai tersangka pembuat bom, Superintendent Aizawa pun ditugaskan untuk mencari keberadaan pimpinannya yang ada di area Tsukishima. Sampai di Tsukishima, Aizawa memanggil beberapa tim SAT untuk menyergap keberadaan Takenaka.
Di gudang tersebut, beberapa anggota dari Octopus Republic sudah diserbu dan sejumlah polisi melakukan penyergapan Takenaka dibalik serangan teror malam pergantian tahun. Ketika ditemukan, Superintendent Aizawa pun menahan langsung pimpinan Octopus Republic yang dicurigai sebagai dalang aksi teror malam pergantian tahun.
"Takenaka, jangan kabur lagi! Anda kami tahan karena melancarkan aksi teror malam pergantian tahun!"
Pimpinan Octopus Republic yang juga pembawa berita, Takenaka Mikio itupun dibawa langsung pihak kepolisian untuk diadili dan dijatuhi hukuman seumur hidup pada sel keamanan tinggi.
Sampai di kantor polisi, Superintendent Aizawa pun sudah menyelesaikan tugasnya sebelum malam pergantian tahun di mulai dengan melaporkan penyelesaiannya pada Chief Hino.
"Chief Hino, saya sudah menyelesaikan penangkapan sekte Octopus Republic yang berniat merusak tahun baru dengan aksi teror."
"Baiklah kalau begitu, tugas anda selesai dan anda akan diberikan cuti hanya untuk merayakan malam pergantian tahun."
"Terima kasih, chief!"
Malam pergantian tahun pun tiba, Ken'ichirou yang baru saja menyelesaikan tugasnya itupun kumpul kembali bersama keluarganya dan juga Sisca di apartemennya.
10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1!
Kembang api pun mulai dinyalakan dan pergantian tahun pun akhirnya dimulai juga dengan lonceng kuil yang dibunyikan sebanyak 78 kali.
Akemashite omedetou!
Selamat tahun baru!