Hamufield
Chang Min mulai terbiasa dengan kehidupan barunya di kota kecil ini. Lebih dari itu, Chang Min menyukainya… Melihat Jun Su dan Ji Hyo yang terlihat lebih bahagia, bangun di samping Jun Su setiap pagi...
Meski Jun Su terlihat benar-benar seperti orang yang berbeda, tetapi Chang Min menyukainya. Han Jun Su. Pemuda yang terkenal dengan keceriaannya, berteman dengan semua orang tidak peduli jarak usia, aktif, dan atletis dengan kulit kecoklatan yang tidak pernah lepas dari paparan matahari.
Chang Min tersenyum dan mengecup pelan kening pemuda yang masih tertidur di sampingnya. Perlahan, laki-laki itu terbangun dan tersenyum kecil padanya.
“Jam berapa ini? Kau sudah bangun?” Jun Su menguap dan mengusap matanya.
Chang Min menyukai pemandangan itu.
Jun Su menatapnya dalam diam untuk beberapa waktu, lalu menghembuskan nafas panjang dengan wajah yang sedikit cemberut. Chang Min tidak bisa menahan senyum gemasnya; Kim Jun Su yang dikenalnya dulu masih ada.
“Ada apa?” Chang Min mengelus pelan rambut Jun Su.
“Kau memiliki hidup yang baik di sana, dan kau membuangnya karena aku?”
Chang Min menggeleng pelan, “Hidupku di sana tidak terasa baik sama sekali.”
Jun Su menggelengkan kepalanya, “Kau yakin tidak menyesalinya?”
“Menyesali berada di tempat ini? Kau bercanda.” Chang Min mencibir.
Jun Su hanya menatapnya dalam diam. Chag Min masih bisa melihat tatapan bersalah di mara Jun Su.
Chang Min tersenyum kecil, “Karena aku tidak bisa menemukanmu saat aku bangun, aku ingin menemukanmu dalam mimpiku. Dan aku menemukanmu. Aku tidak mau bangun lagi.”
Hari masih pagi, tetapi harum masakan Jae Joong sudah memenuhi seluruh dapur dan ruang makan rumah itu. Menurut laporan Jun Su dan Nyonya Han, semangat memasak Jae Joong melunjak berkali-kali lipat semenjak melihat reaksi Chang Min menikmati masakannya pertama kali dulu.
“Bagaimana? Kau suka masakannya? Ada yang kurang?” Jae Joong menatap Chang Min dengan mata berkilat.
“Ini sangat enak!” Chang Min tersenyum lebar dan mengangkat ibu jarinya. Jae Joong segera tertawa puas.
“Oh, Jae, kau akan menggendutkan semua orang di sekitarmu.” Nyonya Han tertawa pelan sementara Jae Joong hanya memamerkan senyum malu-malunya. Ia tahu maksud ibunya itu, Yun Ho selalu menjadi korban utamanya sejak dulu.
Diam-diam, Chang Min memperhatikan Jae Joong. Dalam beberapa hal, Jae Joong terlihat mirip dengan Jun Su. Dan nama itu...
Nyonya Han terlihat sedang bersenandung pelan sembari menata roti-roti yang baru selesai dipanggang.
“Butuh bantuan?”
Nyonya Han tersnyum lebar dan menggeleng pelan, “Aku sudah selesai. Tumben tidak pergi?”
Kali ini, giliran Chang Min yang menggeleng pelan, “Hari ini libur.”
Nyonya Han hanya menggumam mengerti sembari berjalan ke sudut ruangan, mengambil dua cangkir teh untuknya dan Chang Min. “Aku dengar kau sangat cerdas.” Nyonya Han menuangkan teh di teko.
“Ah,” Chang Min tertawa kecil. “Terimakasih.” Chang Min menerima secangkir teh yang masih mengepulkan uap panas itu.
Untuk beberapa saat, Chang Min hanya diam mengamati Nyonya Han yang berjalan menuju meja di depan kasir, “Bolehkah, aku bertanya sesuatu?”
Nyonya Han terdiam, menyadari perubahan nada suara Chang Min. “Tentu.” Nyonya Han menarik tempat duduk dan bersiap mendengarkan.
Chang Min berjalan mendekat, meletakkan gelas tehnya dan duduk berhadapan dengan Nyonya Han.
“Jun Su menceritakan tentang dirinya beberapa waktu lalu. Dia bilang, dia juga bukan berasa dari Hamufield.” untuk sesaat, Chang Min terlihat ragu, “Jadi, Jun Su diadopsi?” Chang Min tahu dirinya tidak pandai berbasa-basi. Ia hanya berharap Nyonya Han tidak keberatan. “Ya, itu benar.” Nyonya Han tersenyum kecil, “Jun Su datang ke keluarga kami saat usianya masih sangat kecil.”
Chang Min mengangguk mengerti, lega dengan ekspresi Nyonya Han yang masih terlihat ramah dan ceria seperti biasanya.
“Tapi, Jae Joong dan Jun Su, aku rasa mereka memiliki banyak kesamaan. Aku terkejut dengan itu.” tanpa bisa dicegah, suara Chang Min tetap terdengar gugup.
Nyonya Han mengangguk setuju, “Ya, aku juga berpikir hal yang sama. Mungkin karena mereka sudah bersama sejak kecil.”
Chang Min mengangguk mengerti, “Jadi, Jae Joong adalah anak kandung, dan Jun Su diadopsi?”
Nyonya Han terdiam.
Menyadari hal itu, Chang Min mengutuk dirinya sendiri diam-diam, “Ah, maaf, aku,”
“Tidak apa.” Nyonya Han tersenyum lebar. “Sebenarnya, Jae Joong juga bukan berasal dari Hamufield, tapi dia menjadi anakku saat masih bayi. Bagaimana aku memiliki anak tanpa suami?” Nyonya Han tertawa kecil.
“Benarkah? Apa Jae Joong dan Jun Su berasal dari tempat yang sama?” Chang Min tidak bisa menahan dirinya untuk terus bertanya.
Nyonya Han terlihat bingung, ia hanya menggeleng pelan, “Tidak ada yang tahu dari mana mereka berasal. Mereka terlalu kecil untuk ingat hal itu saat mereka datang kemari.”
“Ah, ya... tentu.” Chang Min mengangguk mengerti.
“Tapi aku dengar, semua anak yang datang kemari melihat kurcaci.” Nyonya Han mengalihkan pembicaraan. “Jun Su dan Ji Hyo bilang itu benar, tapi mereka masih kecil saat itu, aku masih tidak bisa benar-benar percaya.” Nyonya Han tertawa kecil pada dirinya sendiri. “Bagaimana denganmu?”
‘Kurcaci?’ untuk beberapa saat, Chang Min hanya diam sementara otaknya segera bekerja keras. Ia segera teringat peri-peri bertopi itu. “Oh… mereka adalah kurcaci…” Chang Min menggumam mengoreksi dirinya sendiri, sementara Nyonya Han menatapnya dengan bingung.