Tokyo
Chang Min mengerutkan dahi membaca pesan singkat dari ayahnya yang mendadak menyuruhnya pulang ke Seoul setelah ujian semester itu berakhir.
“Maaf membuatmu menunggu.” Jun Su yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya itu membuyarkan pikiran Chang Min.
“Tidak masalah.” Chang Min memasukkan ponsel itu kembali ke sakunya.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk kedua pemuda itu sampai di basement tempat Chang Min memarkirkan mobilnya setiap hari. Chang Min tersenyum kecil mengingat bagaimana si tukang tidur yang berjalan di sampingnya ini selalu menolak tumpangannya dulu.
Dengan berat hati, Chang Min meletakkan koper Jun Su di kamar yang kecil itu. Ia harap Jun Su bisa tinggal lebih lama dengannya.
“Aku tidak tahu bagaimana caranya berterimakasih atas bantuanmu selama ini.” Jun Su tersenyum tulus pada Chang Min.
Mendadak mendapatkan ide, Chang Min menyeringai, “Kalau begitu, kau tidak boleh menolak tawaranu untuk mengantarmu pulang.”
Jun Su melebarkan matanya, “Bukankah itu justru tambah merepotkanmu?”
“Deal?”
Dan sudah dari sebulan terakhir Chang Min selalu mengantarkan si tukang tidur itu pulang.
“Apa kau akan kembali ke Seoul untuk libur semester nanti?” Chang Min memulai percakapan segera setelah ia melajukan mobilnya.
“Ya.” Jun Su menjawab pelan. Ia sangat ingin untuk menikmati liburannya di Tokyo, tetapi ia yakin ibunya akan protes. “Bagaimana denganmu?”
Chang Min tersenyum lebar, “Aku juga.”
Chang Min berbaring di ranjang besarnya yang selalu terasa sepi sekarang, menatap langit-langit kamarnya dalam diam. Ia tidak mengerti apa yang terjadi padanya sebulan terakhir ini. Duduk di samping Jun Su di kelas dan hanya mempedulikan anak itu. Setelah itu ia akan mengekori Jun Su di perpustakaan dan tidak lagi pergi dengan teman-teman wanitanya.
Ponsel Chang Min tergeletak di sampingnya dengan layar yang masih menyala, tetapi Chang Min tidak mempedulikannya.
Dari: Lucy
Ke mana saja kau? Kau tidak pernah mengajakku keluar lagi.
Dari: Nao
Kau tidak mengadakan pesta lagi sabtu depan? Bagaimana kalau ke club?
Chang Min tersenyum pada dirinya sendiri. Apa yang terjadi padanya? Ia merasa senang hanya dengan berada di samping Jun Su. Ia tidak pernah mengira akan menyukai waktu yang mereka habiskan bersama, bahkan saat tidak ada kata yang terucap untuk satu sama lain.
Hamufield
Jun Su terbangun di ranjang yang lebih besar dari yang ia punya di Tokyo. Ia merenggangkan otot-ototnya dengan malas. Pandangan matanya lalu jatuh pada ruang kosong yang masih tersisa di ranjang itu.
Masih seperti kemarin, hari ini juga, Jun Su merindukan wajah Chang Min yang terlihat tenang dalam tidurnya di pagi hari.