Loading...
Logo TinLit
Read Story - Topan yang Sopan
MENU
About Us  

Di kehidupan nyata, angin topan berkecepatan 150 km/jam sanggup merontokkan durian dari pohonnya. Di kehidupan siswa kelas VIII A, suara Topan yang bertinggi badan 150 cm konon dapat melumerkan kotoran telinga.

Beruntung, ketika insiden itu hendak terjadi, aku berada cukup jauh dari Topan. Sialnya, ketika insiden itu barusan terjadi, mendadak aku malu sendiri, hanya dengan melihat Topan mempermalukan dirinya sendiri.

10 menit sebelum insiden, 30 siswa kelas VIII A masih anteng di kursinya masing-masing sewaktu guru Matematika kami meninggalkan kelas. Karena guru yang mengajar berikutnya tak kunjung muncul, kelas pun perlahan menanggalkan topeng protagonisnya. 

Dukanya, aku adalah salah seorang dari mereka. Sukanya, kelakuan kami sangatlah bervariasi seperti halnya motif penipuan. Ada yang main gaple, ada yang audisi presenter gosip, ada yang menggelar warnet portabel, ada pula yang khidmat berkonsultasi dengan tembok. Aktivitas sisanya tergolong biasa sehingga lebih baik tak kutulis. Sementara itu, Topan pergi ke WC.

60 detik sebelum insiden, Topan kembali dari WC. Suara pubertasnya, yang justru lebih cempreng, tertangkap olehku yang duduk di barisan depan-kanan kelas. Posisiku bukan yang dekat pintu, jadi mataku dapat menjangkau lapangan upacara di luar sana, lalu ruang guru di seberangnya. Dari balik jendela menyembul secuil kepala Topan, mengobrol dengan entah siapa.

10 detik sebelum insiden, dalam gerakan lambat, Topan berhenti di pintu kelas. Ia menatap kami sejenak, lantas, kami hafal betul fleksibilitas lehernya, menoleh ke lain arah.

Dan, terpaku.

Kepalanya menghadap lapangan upacara yang terik. Refleks kuikuti pandangannya. Aku terpaksa berdiri, melongok untuk meraih visual terbaik.

Petaka.

Sebagai orang pertama yang bereaksi, aku buru-buru duduk.

Sebab berbarengan dengan itu Topan berseru, "Woi, Pak Sar!"

Sekencang angin topan, kelas pun cepat-cepat menyembunyikan topeng antagonisnya.

Kecuali, Topan-yang-bukan-angin.

Masih dengan kepala terarah ke lapangan upacara yang sekaligus juga ke ruang guru, Topan kembali melengking, "Woi, Pak Sar!"

Kami tak pekak. Sempurna telah menghapus jejak. Menata buku Fisika di atas meja. Melipat tangan macam murid TK. Mencoba berwajah tabah. Sungguh, belajar Matematika yang ujug-ujug dilanjut Fisika itu ... mungkin persis ketiban durian runtuh versi peribahasa bagi satu-dua siswa. Tetapi, serasa ketiban durian runtuh versi kenyataan bagi mayoritas siswa.

Lebih-lebih Topan, sudah jatuh tertimpa tangga. Dengan kepala masih, dan kini, mengamati Pak Sar yang melangkah semakin dekat kemari, untuk ketiga kalinya Topan memekik, "WOI, PAK SAR!"

Pe. Ta. Ka.

Topan lupa menyelipkan "ada" di antara "Woi" dan "Pak Sar!" 

Kalimat yang bijak seharusnya, "Woi, ada Pak Sar!"

Malunya lagi, fleksibilitas lehernya tahu-tahu macet. Entahlah terkait persinggahannya di WC atau tidak. Yang jelas, parahnya, tatapan Topan teracung kepada Pak Sar tatkala "Woi, Pak Sar" itu merambat di udara.

Yang lebih malunya lagi, Pak Sar hendak menerangkan materi Bunyi. Sepengetahuanku, bunyi yang terpantul pada kungkungan bangunan akan melahirkan gema. Demikianlah suara Topan tadi bekerja.

Yang lebih memalukan ketimbang itu, Pak Sar, wali kelas kami, berkata, "Besok kita memilih ketua kelas yang baru, ya."

Tahu yang paling memalukan dari semuanya? Ya, Topan-lah ketua kelas kami. Setidaknya, masih menjabat sebelum insiden itu terukir dalam sejarah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tembak, Jangan?
275      232     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Slash of Life
8528      1808     2     
Action
Ken si preman insyaf, Dio si skeptis, dan Nadia "princess" terpaksa bergabung dalam satu kelompok karena program keakraban dari wali kelas mereka. Situasi tiba-tiba jadi runyam saat Ken diserang geng sepulang sekolah, kakak Dio pulang ke tanah air walau bukan musim liburan, dan nenek Nadia terjebak dalam insiden percobaan pembunuhan. Kebetulan? Sepertinya tidak.
Cerita Si Jomlo
472      317     5     
Short Story
Kelamaan jomlo, membuat aku punya banyak cerita menarik tentang statusku itu. Salah satunya saat menghadiri acara resepsi pernikahan. Ingin tahu seperti apa cerita si jomlo ini? Yuk, baca....
Bersyukurlah
441      308     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
The Girl In My Dream
444      313     1     
Short Story
Bagaimana bila kau bertemu dengan gadis yang ternyata selalu ada di mimpimu? Kau memperlakukannya sangat buruk hingga suatu hari kau sadar. Dia adalah cinta sejatimu.
Kentut Pembawa Petaka
363      234     1     
Short Story
Kentut bocah ini sangat berbahaya, nampaknya.
LABIL (Plin-plan)
8144      1681     14     
Romance
Apa arti kata pacaran?
With You
2716      1013     1     
Fan Fiction
Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, cool, dan ga bikin bosen. Bahkan kalau dilihat terus-terusan bikin tambah sayang. Bahkan perempuan seperti Karina yang tidak pernah tertarik dengan laki-laki sebelum...
Ternyata darah gue B
575      398     1     
Short Story
menceritakan waktu gue mau nolongin teman gue yang lagi butuh darah O, eh ternyata darah gue B. untung ada ilman sebagai pahlawan bersarah O.
Konferensi Pintu Toilet
331      202     0     
Short Story
kisah seorang tunas kelapa di bumi perkemahan negeri orang, dan tentang penantian yang berujung...(silahkan baca storynya ya...)