Di hari yang cerah seorang anak perawan masih saja meringkuk di ranjangnya dengan tubuh terbungkus selimut tebal karakter Upin dan Ipin.
Byuur..
"BANGUUN MIDAH, ASTAGHFIRULLAH NI ANAK PERAWAN KALO TIDUR UDAH KAYAK KEBO, BANGUUN.."
Dengan terpaksa aku bangun dari tempat tidurku. Kulihat mama sudah berdiri di depanku dengan tangan memegang ember kosong. Aku tidak mau mendengar teriakan 7 oktaf mama, bisa-bisa aku ke dokter THT.
"Jam berapa ni Mak?" tanyaku sambil mengucek mata penuh belek
"HEH INI UDAH JAM 7 PAGI. KAMU MAU DIHUKUM KARENA TELAT DATANG?" teriak mama sambil berlalu pergi
Dengan kecepatan 4G aku memakai seragamku. Jangan tanya kenapa aku tidak mandi. Karena aksi diguyur air seember oleh mama kurasa itu sudah cukup. Terimakasih mama. Setelah mencium tangan mama aku langsung ngacir ke sekolah. Berhubung jarak dari rumah ke sekolah itu cukup jauh dan tidak mau mengambil resiko kakiku pengkot, terpaksa aku harus naik angkot. 5 menit kemudian angkotnya datang.
Sesak..itulah yang kurasakan sekarang. Tubuhku yang kecil dihimpit oleh penumpang lain disebelah kanan dan kiri ku yang badannya segede tronton. Mana pada bau lagi. Udara didalam angkot sudah tercemar, mau tak mau aku harus sedikit menahan nafas. Aku tak mau hidungku terkontaminasi.
Setelah sampai aku langsung lari memasuki sekolahku SMAN 1 Deli Serdang. Kakiku langsung lemas melihat guru BK yang sudah menghukum siswa-siswi yang datang terlambat. Dan aku akan menjadi targetnya juga.
"Midah kamu ibu hukum bersihkan toilet wanita sekarang!" perintah Bu Aya dengan ekspresi datarnya.
Aku hanya mendengus pasrah. Welcome toilet bau..
Peluh keringat telah membasahi tubuhku. Bisa kupastikan tubuhku 11.12 baunya dengan emak-emak diangkot tadi. Aku meminum segelas teh manis dingin berhubung sudah jam istirahat. Hanya segelas teh manis sudah berada surga dunia.
"Gimana hari ini Mid? Menyenangkan?" tanya Rika
Menyenangkan gundulmu..
"Sekarang barumu udah kek toilet ya mid" kata Mita sambil menutup hidungnya.
Ini anak kalo ngomong ga pernah disaring. Dasar 2 kutu kupret sialan. Tapi begitu juga mereka sahabatku.
"Udah ah mending kita ganti baju, abis ini kan jam olahraga" kataku
Rika dan Mita mengangguk. Usai ganti baju kami menuju lapangan. Hari ini Pak Gunawan akan mengajari kami sepak bola. Saking semangatnya bukan bola yang kutendang malah sepatuku yang melayang. Kesialan apalagi ini Tuhan, ini karena mama belikan aku sepatu 2 nomor kegedean dengan alasan biar bisa dipake seterusnya kalo kakiku nambah gede. Hemat atau pelit, ma??
"Hahaha..." tawa Rika dan Mita membahana
"Kampret kalian, malah ngetawain. Kenapa hari ini sial mulu sih, kayaknya ada yang jampi-jampi gue deh biar ketiban sial mulu" kataku
"Lo tu harusnya berubah mid. Jangan begadang terus, hargai waktu, ya Lo harus ngubah diri jadi lebih baik" nasihat Rika
"Abis kesambet apaan, kok jadi bijak banget" aku dan Mita tertawa
"Yaelah dinasehati juga" kesel Rika
Omongan Rika ada benarnya, dengan pertimbangan yang hampir busuk. Akhirnya aku ..
"BAIKLAH, AKU MENDEKLARASIKAN DIRI UNTUK MENJADI LEBIH BAIK MULAI DARI SEKARANG" teriakku sambil mengangkat tangan dengan semangat 45
Rika dan Mita hanya menatapku dengan tatapan-bukan temen gue-.