Prolog
Mbak Tika dan Mas Pramadi, menikah tanggal 20 Desember 2018. Jarak usia mereka terpaut sekitar sepuluh tahun, Mas Pramadi kelahiran 1983 dan Mbak Tika kelahiran 1993. Namun perbedaan tersebut mereka terjang demi mencapai satu kata : Halal!
Perjalanan pernikahan mereka yang belum lama itu ditandai pasang surut, namun mereka tetap menguatkan hati dengan saling berbincang ringan yang mungkin dianggap jayus untuk beberapa kalangan. Siapa sangka, obrolan mereka terkadang justru menjadi obat pelipur hati untuk teman-teman. Mbak Tika ini orangnya sedikit ember bocor, hobi tulis status tentang kebodohan percakapan mereka. Beberapa teman Mbak Tika berterima kasih karena Mbak Tika berhasil menghibur melalui dunia maya.
14 April 2019
Di tanggal ini Mbak Tika dan Mas Pramadi lagi di rumah sakit bergantian jaga, karena adik Mbak Tika sedang sakit demam berdarah.
Mas Pramadi : “Dek, lihat deh, sekarang nama anak perempuan lucu-lucu ya. Teman-temanku yang punya anak perempuan dikasih nama bagus-bagus.
Mbak Tika : “Oh ya? Pada ngasih apa Mas?”
Mas Pramadi : “Mereka umumnya ada unsur ‘Queen’. Contoh Shaqueena, Queena, Queenzha, Queenzhy, yang jelas ada unsur arti ‘Queen’.
Mbak Tika : “Ooh..”
Mas Pramadi : “Kalau kita punya anak nanti, mau dikasih yang ada unsur ‘Queen’?
Mbak Tika : “Boleh, ‘Queental’. Alias kuintal.”
30 Mei 2019
Suasana hati Mbak Tika kurang baik hari ini, mungkin PMS (Sindrom Prahaid). Mbak Tika sempat mengalami tekanan kerja, dan tidak disadari akhirnya dibawa ke rumah. Siapa lagi yang dijadikan Mbak Tika pelampiasan amarah sesudah sampai rumah? Tentu saja suaminya.
Mbak Tika : “Aku benci nikah sama kamu! Aku capek hidup sama kamu!”
Begitulah teriakan Mbak Tika sewaktu di rumah.
Saat teriak Mbak Tika dibujuk oleh Mas Pramadi untuk mandi air hangat. Setelah mandi, mendadak Mbak Tika tertawa lepas, karena untuk menghiburnya Mas Pramadi sudah memakai daster bolongnya Mbak Tika.
“Biar istriku reda emosinya”. Terang Mas Pramadi.
11 Juni 2019
Hari ini sahabat Mbak Tika melahirkan dan diberi nama yang unik ‘Karisma Rajasa Malik’. Sebelumnya sahabat Mbak Tika yang lain juga menamai anaknya dengan inisial huruf ‘K’.
Mbak Tika : “Udah dua orang sahabatku yang menamai anaknya dengan huruf ‘K’.”
Mas Pramadi : “Istriku latah, membayangkan nanti anaknya diawali ‘K’ juga ya?”
Mbak Tika : “Aku terpikir Kemuning, Kenanga, atau Kemangi?”
Mas Pramadi : “Kemangi boleh, nanti ditambah kol, ketimun, kecambah. Jadi semisal dipanggil oleh teman-temannya gampang, teriak saja: Karedok!”
20 Juli 2019
Mas Pramadi menjemput Mbak Tika pulang kantor. Setelah bertemu, Mas Pramadi mengutarakan hari ini dia sedikit rindu dengan Mbak Tika.
“Aku juga kangen Mas. Tapi bentar ini baju Mas warna kuning, celana Mas warna ungu, aku jadi ingat sesuatu”, ujar Mbak Tika.
Mas Pramadi : “Ada yang aneh sama bajuku?”
“Mirip lapis talas bogor”, Mbak Tika bicara tanpa rasa bersalah.
Epilog
Untuk beberapa orang hidup halal tidak seindah yang dibayangkan, tapi tergantung bagaimana pasangan tersebut menyikapinya. Pengalaman Mbak Tika dan Mas Pramadi sebenarnya bisa menjadi motivasi bahwa hidup berumah tangga tidak selamanya berakhir seperti rumah duka. Jalanilah kehidupan tersebut dengan renyah, seperti menggigit sepotong roti bagelen yang manis. Maka semua akan berjalan ringan.
@Kakaarie ya apa dong?