Read More >>"> Mendadak Halal (17. Pasrah) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendadak Halal
MENU
About Us  

"Gila!, tuh anak mana sih?!. Gue tunggu dari tadi gak nongol-nongol!" killa mendengus sebal.

"Gak tau apa gue kepanasan kayak gini " menarik kopernnya kearah pohon besar tak jauh dari terminal. Untuk berteduh.

Lama berdiri dibawah pohon yang rindang. Dan tak merasakan kepanasan lagi. Sekarang killa memilih mendudukan dirinya dibawah pohon itu. Karena ia merasa lelah sudah berdiri lebih dari satu jam menunggu kedatangan sarah- sahabatnya.

Dibukannya benda pipih yang sering ia gunakan saat ingin mengabari seseorang. Dilihatnya sebuah pesan yang ia kirimkan untuk sahabatnya tadi. Tetapi, belum ada balasan sama sekali.

"Duh...kemana sih tuh anak. Bikin gue khawatir aja deh!"gerutu killa.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk dari benda pipih yang berada ditangan killa. Cepat-cepat killa melihatnya siapa tau tadi itu pesan penting. Dan ternyata pesan itu dari sahabat karibnya. Siapa lagi kalau bukan sarah.

Maaf, laa. Macet nih dan gue baru sempet buka hp.

Reads.

Gpp. Gue tunggu

Setelah mengetik sebuah balasan singkat. Killa memilih membuka instagram nya untuk sekedar menghilangkan rasa bosannya.

Satu postingan dari sebuah akun hijrah muncul teraratas dibranda nya. Postingan yang membuatnya penasaran untuk memutar video singkat itu. Ya walaupun killa hidup dijaman milenial. Dia suka sekali mengikuti akun-akun hijrah atau kajian keislaman di akun instagram miliknya.

"Cinta. Itu fitrah... Memang dibutuhkan oleh setiap manusia. Tanpa adanya cinta manusia tidak akan memiliki rasa kasih sayang sesamannya."

Killa semakin menghayati dengan perkataan seorang ustad yang terrekam di video itu.

"Tetapi, ketika cinta itu digunakan dijalan yang salah. Maka apa yang akan terjadi...? Yang terjadi adalah...Cinta itu akan menarik kita ikut terjatuh dilubang yang salah... Dan membuat kita kehilangan arti cinta yang sesungguhnya."

Mendengarkan ini membuat killa teringat dengan Azzam. Tentang pertemuan yang tidak direncanakan. Dari awal mula mereka bertemu karena insiden patah hati yang dialami killa sampai perlahan tapi pasti membuat killa memiliki rasa sedikit terhadapnya.

"Jika kalian ingin mendapatkan cinta yang sesungguhnya... Maka kembalilah pada sang pemilik hati. Allah Swt."

Killa masih menatap kosong hpnya. Hatinya merasa tersentuh mendengar kajian tersebut. untung dia mengambil keputusan yang tepat untuk meninggalkan kota itu.

"Akhhh...aduh saaa..kittt.." suara itu membuat killa tersadar dari lamunannya. Killa menatap hpnya. Bukan dari situ suara tadi kemudian ia menegok kesana kemari mencari tahu asal suara itu.

Ternyata suara itu berasal dari seorang ibu-ibu yang sedang bunting. Ia terlihat tengah menahan rasa sakit yang ia rasakan disekitar perutnya. Karena memiliki rasa simpati yang saat tinggi. Killa bergeges menghampiri ibu itu yang terduduk di aspal jalan sambil memegangi perutnya yang buncit.

"Bu, ada apa?"

"Aduhhh mbak tolongi saya. Sepertinya saya mau melahirkannnn"

"Sebentar bu,saya cariin taksi dulu" killa pergi meninggalkan ibu itu untuk mencarikan sebuah taksi. Tak lama killa kembali ketempat tadi dan rupanya disana sudah ada beberapa orang yang tengah menghampiri ibu-ibu tadi.

"Permisi, bu taksinya udah dapat. Pak tolong bantu saya bawa ibu ini masuk kedalam taksi" killa menatap orang-orang yang berada disekitarnya.

"Baik mbak" killa membantu ibu itu memasuki taksi yang dibantu warga sekitar. Sebelum berangkat kerumah sakit. Killa kini kembali teringat dengan tas nya yang berada dibawah pohon. Dengan kecepatan kilat diambilnya tas itu kemudianan ia ikut mengantarkan ibu tadi kerumah sakit terdekat.

"Sus!,ibu ini mau melahirkan!"teriak killa membatu ibu itu memasuki rumah sakit dan dibantu oleh supir taksi. Tak lama beberapa suster menghampirinya sambil membawa berankar rumah sakit. Dan dibawanya ibu itu keruang bersalin.

"Pak tolong tas saya dititipkan dipos satpam ya. Dan ini ongkosnya"killa menyerahkan dua lembar seratus ribuan kesupir taksi itu.

"Ini kembalinya mbak"

"Gak usah buat bapak aja." killa langsung menyusul ibu itu diruang persalinan.

Karna peraturan rumah sakit yang melarang seseorang untuk masuk kedalam kecuali suami pasien. Sehingga membuat killa hanya bisa mondar mandir saja didepan ruang persalinan.

Terdapat sebuah panggilan suara masuk dihpnya membuatnya sedikit menjauh dari depan ruangan itu. Untuk menganggkat pangil dari sahabatnya.

"Waalaikum salam"

"Maaf ya,Gue lagi dirumah sakit."

"Bukan gue kok. Gue lagi nolongi ibu-ibu yang mau melahirkan"

"Ya, gue tunggu lo di rumah sakit koja"

Bertepatan dengan panggilan telepon itu terputus. Ternyata seorang dokter keluar dari ruang bersalin itu.

"Apakah anda wali dari ibu wina?" suara itu membuat killa membalikan badanya.

"Iya dok. Saya walinya sementara"

Tak lama sebuah suara terdengar tak asing lagi ditelinganya "permisi dokter anam. Prof. Hadi, ingin bertemu dengan anda" seseorang datang menghampiri mereka. Dan betapa terkejutnya killa saat menatap orang yang menghampiri nya sangat ini. Ia sangat terkejut bukan main, melihat sosok laki-laki itu menggunakan jas putih khas dokter

"Mas Azzam?..."

"Killa?..."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags