Gue kira ini hanya mimpi.Tapi, saat gue terbangun dari tidur. Angan-angan gue yang menganggap itu hanyalah sebuah mimpi, dan tentunya bunga tidur yang mustahil terjadi kini telah pupus oleh sebuah pesan masuk dihp gue. Menanyakan perihal pernikahan gue yang mendadak itu dan sang pengirimnya adalah sahabat gue sendiri.
Gue merasa belum siap menerima sebuah kenyataan yang akan terjadi 18 jam yang akan datang. Membuat gue semakin gelisa saat tiap detik dan menit yang terlewar dimalam ini begitu cepat.
Gue masih termenung sendiri dibalkon kamar gue, menikmati penghujung malam ini. Malam Yang akan menjadi saksi atas perubahan status gue besok pagi."apa gue siap menjadi seorang istri diusia semuda ini?"gumam gue sambil memperhatikan cahaya bintang yang berkerlap-kerlip.
Author pov.
Disisi lagi seorang laki-laki sama halnya dengan killa yang tengah menatap langit malam. Tetapi, yang ia pikirkan berbeda dengan yang dipikirkan oleh killa. Ia sekarang tengah memikirkan kehidupanya setelah menikah nanti. "Izinkan aku mengobati hatimu yang terluka. Dan izinkan aku menjadi yang terakhir dihidupmu dan juga dihatimu" laki-laki itu bergumam sambil membayangkan wajah seseorang yang belakangan ini telah mengusik hidupnya dengan pesonanya.
***
Sekitar dua jaman gue berdiri mematung dibalkon kamar. Dan saat itu juga tubuh gue mulai merasakan dinginya angin malam, apalagi didaerah pegunungan seperti ini. Akhirnya gue memutuskan masuk kedalam kamar dan tak lupa gue tutup pintu balkon supaya angin malam tak ikut masuk kedalam.
Baru aja gue duduk ditepi ranjang. Udah ada suara yang menganggu ketenangan gue. Dan sialnya, suara itu berasal dari hp gue yang tergeletak diatas nakas meja. Gue raih benda pipih itu, ternyata ada sebuah panggilan masuk dari sarah sahabat gue.
"Waalaikum salam"
"Ceritanya panjang rah. Dan ini terjadi secara tiba-tiba"
"Gue gak bisa balik, insya allah gue siap nerima status gue menjadi seorang istri"
"Thanks rah, lo sahabat yang baik banget. Gue tutup ya telponya, ngantuk nih... Gue mau tidur dulu"
"Iya, good night too. Assalammualaiku" gue taruh kembali hp gue kenakas meja setelah panggilan dari sarah terputus.
Gue langsung merebahkan tubuh dikasur. Mengangkat selimut setinggi dada untuk nutupin badan gue, mempersiapkan diri menjemput alam mimpi.
Author pov.
Matahari mulai sedikit muncul menampakan wujudnya disebelah timur, suara ayam berkokok pun sudah terdengar dimana-mana sebelum matahari menampakan wujudnya. Jam 05:00 telah ramai dengan banyak orang yang berhilir mudik untuk mengais sejumlah uang dari hasil dagangannya dipasar, ada juga yang melakukan aktivitas lainnya seperti joging walaupun bukan hari minggu, ada yang pergi kepasar untuk belanja dan lain sebagainya. Sedangkan gadis itu tengah bermalas-malasan ditempat tidurnya. karena sedang ada tamu bulanannya. Padahal lilis telah mengajaknya jalan-jalan kepasar untuk belanja sayur, tapi malah ditolak dengan alasan mager.
Matahari kini semakin naik keatas menandakan hari semakin siang. Lilis yang baru pulang dari pasar tepat pukul 07:30, ia hanya bisa mengelus dada sambil geleng-gelengkan kepalanya. Melihat kelakuan majikan sekaligus teman barunya, yang masih bergelung dengan selimut tebalnya. Karena disini cuacanya lumayan dingin walaupun sudah pagi.
Lilis, perlahan tapi pasti. Ia melangkahkan kakinya lebih dalam kekamar killa. Membuka korden yang masih tertutup rapat. Membuat sinar mata hari sedikit demi sedikit masuk menembus jendela kaca itu. Killa yang merasakan silau diarea matanya karena pancaran sinar matahari, membuatnya mengeliat dalam tidurnya.
"Mbak bangun udah siang" ujar lilis.
"Eumm..." killa mulai mengucek matanya yang terasa silau terkena sinar matahari. Setelah nyawanya terkumpul ia langsung teringat kembali masalah tentang pernikahanya yang akan dilaksanakan hari ini. Baru sebentar dirinya merasakan ketenangan, eh malah teringat lagi tentang pernikahannya.
Killa langsung mengubah posisinya menjadi duduk, "sekarang jam berapa lis?" tanya killa panik.
"Jam setengah delapan mbak" killa langsung menepuk jidadnya, merutuki dirinya saat tidur seperti kebo. killa langsung bangkit dari duduknya, ia terlihat sedang mencari sesuatu. Karena dari tadi dirinya bolak balik kesana kemari sambil mengobrak abrik barang-barangnya yang ada dikamar.
"Kemanaya?, kok gak ada sih?, gue taruh dimaya ya semalam?" gumam killa. Lilis lagi-lagi geleng-geleng melihat tingkah killa seperti kesetanan.
"Mba, cari apa sih? dari tadi bolak balik terus bikin lilis pusing aja" killa langsung menghentikan aktivitasnya lalu menatap lilis yang kebingungan dengan tingkahnya itu.
"Lo, diam aja lis gak usah nanya-nanya. Gue lagi pusing nih"setelah mengucapkan itu, killa lasung melanjutkan misinya mencari sesuatu. Sedangkan lilis diam seperti yang diperintahkan killa.
"NAH...,ketemu!" soraknya.