Semalam abi menelepon keluarga calonku untuk memberi tahukan niat baikku untuk menikahi gadis itu. Setelah menelepon mereka, besoknya abi, aku, dan umi memutuskan ke Jakarta untuk membicarakan niatku secara langsung kepada mereka.
Kami berangkat selepas sholat subuh tadi, dengan menggunakan mobil pajero sport hitam milikku. Pukul 08:00 WIB kami sampai dikediaman mereka. Ternyata mereka itu dari kalangan orang berada, terlihat dari rumahnya yang cukup besar.
"Assalammuallaikum"
"Waalaikum salam" jawab seseorang dari dalam rumah setelah memebukakan pintu untuk kami.
"Wah, ternyata kau yang datang gus? aku kira kau akan datang nanti siang" ujar laki-laki paruh baya seumuran dengan abi.
"Iya hen, anakku tak sabar jadinya kami datang lebih awal" aku menatap abi saat mendengar ucapan abi barusan. Kenapa jadi aku?, kan yang minta datang kemari pagi-pagi itu abi dan umi. Abi hanya menatapku sekilas dan menghiraukan arti tatapanku barusan.
Terlihat laki-laki paruh baya yang sedang berada didepan kami terkekeh dengan ucapan abi tadi."anak muda jaman sekarang ada-ada aja"ujar laki-laki itu yang kerap disebut hen oleh abi. Aku hanya bisa tersenyum.
"Yuk silahkan masuk" ajak laki-laki itu, kami pun masuk kedalam rumahnya.
Azzam pov end.
***
Author pov.
Disisi lain, killa sedang memanfaatkan waktu luangnya untuk joging mengelilingi kampung sambil menikmati udara segar daerah pegunungan. Setelah merasa cukup lelah selepas joging, ia memutuskan mengakhiri jogingnya dan pergi ke Air terjun yang pernah ia datangi bersama lilis.
Beristirahat disekitar air terjun sambil menikmati suara gaduh saat air itu jatuh kebawah membuatnya merasa nyaman ditempat ini. Kali ini berbeda dari pertama ia datang ketempat ini. Sekarang tempat ini terlihat agak ramai dengan kehadiran beberapa anak kecil yang tengah bermain air sambil tertawa bahagia.
Sebuah senyum tercetak diwajah killa saat ia memandangi anak kecil itu yang tengah tertawa lepas bersama teman-temannya. Tak lama setelah itu ada Sebuah tangan menepuk pundak killa dari arah belakang, membuat killa menoleh kebelakang untuk menatap siapa pemilik tangan itu.
"Mbak, kemana aja? lilis tadi cari mbak kemana-mana tapi gak ketemu. Lilis khawatir mbak kenapa-kenapa." ternyata pemilik tangan itu adalah lilis.
"Pergi pagi tapi sampai jam 9 belum pulang. Akhirnya lilis mencari mbak killa. Tau-taunya ada disini toh"
Killa terkekeh melihat lilis yang begitu mengkhawatirkan dirinya."terimakasih loh, sudah mau mengkhawatirkan aku"ujar killa sambil mengerlikan mata kearah lilis tak lupa sebuah colekan dihadiahi killa didagu lilis.
"Apaan sih mbak, aku masih waras kali." killa makin terkekeh mendengar jawaban dari lilis tak lupa dengan wajah cemberutnya.
"Hahahaha....gue juga sama kali lis, masih suka sama cowok"
***
Killa pov.
Baru 3 jam yang lalu gue pulang kevilla, sehabis joging keliling kampung. Tapi sekarang gue malah kepengin jalan-jalan lagi. menikmati keindahan alam yang terpampang dengan gratis didepan mata. Tapi kali ini gue bukan ke kebun teh atau tempat air terjun, tapi kesebuah rumah makan khas daerah ini.
Tentunya gue gak sendirian, melainkan ditemenin lilis. Menikmati bebek goreng sambal ijo yang nikmattt abis plus disuguhi pemandangan indah membuat gue merasa terbang melayang keangkasa menikmati kenikmatan yang tiada tara....
"Host....haah....pedes gila nih bebek" maki gue yang kepedesan.
"Haah...gak kok mbak, biasa aja. Kata siapa pedes gila?" bantah lilis.
"Host...,kata gue lah haah...."
Belum sempat gue menyelesaikan ucapan gue, langsung terhenti karena ada suara rinton dari hp gue. Menandakan ada sebuah panggilan masuk.
Bagaikan langit disore hari
Berwarna biru,sebiru hatiku
Menanti kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium hangatnya untukku....(rinton hp killa)
Buru-buru gue menjilati jari gue yang ada bekas sabal sampai bersih, setelah itu gue langsung mengangkat pangilan tersebut.
"Waalaikum salam" ucap gue, saat mengangkat panggilan itu.
"Iya, ada apa kek?..." tanya gue.
"Apa!!?" mata gue melotot saat mendengar sesuatu dari sebrang sana.