Aku berjalan melewati jalan tol dengan hanya menggunakan kaki. Iya. Kaki, masa pakai tangan. Tanpa menggunakan alas kaki alias sandal jepit. Sepertinya kurang ajar sekali sendal itu, ia bosan dijepit oleh kakiku yang seksi ini. Terbukti belum beberapa langkah ia putuskan hubungan kami yang terjalin sudah lama hingga kini. Terus terang aku jatuh cinta dengan sandal ini saat pertama kali melihatnya di tangga masjid. Terdorong rasa cinta yang mendalam akhirnya kuhianati sendalku yang butut itu dan menukarnya dengan sandal ini. Hukum karma mungkin.
Sudahlah lupakan soal ketidaksetiaan sandal yang kini kutenteng ini. Hem, aku masih setia membawamu walau kau putuskan aku. Bah! Itu lagi yang dibahas.
Saat aku berjalan seorang gadis penjual diri ....eh maaf bukan. Saya salah berpikir karena terlalu galau. Maksudku seorang gadis penjual sate. Timbul ide jahilku untuk memintanya penolongku. Kebetulan ortu lagi pengen ketemu istri gaib aku. Kayaknya tu cewek boleh juga.
"Maukah kau menjadi.......
Gadis itu terperangah tidak percaya dan apa yang didengarnya sungguh tidak terbayangkan. Ia tersenyum dan mengangguk.
Tolong komentar dan votenya. Akan up kalau view-nya nambah
@Irmanurhidyati haha
Comment on chapter PROLOG