Di dalam kediamannya yang bernuansa kelabu, Christer membuka laci nakas di samping tempat tidur, yang berisi pistol kecil dan sekumpulan foto. Foto-foto dua anak yang ceria dan bahagia, menghadap kamera, memamerkan deretan gigi yang mungil, berpelukan atau tertawa. Hanya ia yang memiliki foto-foto ini karena dirinya telah merampas semua kenangan dari dua anak ini. Semuanya diambil dalam masa satu bulan ketika biostigma terjadi. Wajah mereka bercak-bercak hijau kehitaman, rambut mereka yang tadinya tebal dan mengembang terlihat tipis. Mereka berdua terlihat seperti tengkorak. Mungkin bagi orang-orang biasa, foto ini hanyalah gambaran menyedihkan tentang biostigma, tentang anak-anak yang harus dikasihani karena menghabiskan masa-masa kecil mereka dalam kepedihan. Mereka menganggap, masa-masa itu adalah saat paling suram dan tidak ingin mengalaminya lagi. Namun, bagi Christer, foto ini telah menunjukkan betapa kuatnya dua anak ini selama biostigma, masa mereka yang paling kuat, paling dramatis, dan heroik. Tentang pengorbanan yang mereka lakukan demi orang-orang.
Perjuangannya melawan biostigma tidak akan pernah berakhir. Semua hanya tinggal menunggu waktu dan menentukan pilihan, apakah biostigma akan terulang lagi atau tidak. Ia ingat pada masa itu, dua anak ini telah berjuang sekuat mereka. Mengorbankan masa-masa kebahagiaan mereka demi menghentikan biostigma. Yang terpenting bagi mereka, adalah sebuah cinta. Mereka yang membicarakan ketakutan-ketakutan akan kematian, membicarakan tentang jeritan anak-anak yang kala itu tak berdosa, mereka yang harus menderita, menanggung penderitaan yang seolah tiada akhir. Mereka membicarakan tentang Tuhan, tentang membaca kitab, tertawa, dan menangis hingga rasanya kebahagiaan yang diberikan Tuhan memang tidak pernah ada. Belum pernah seumur hidupnya sebagai bangsawan mendapati emosi seperti itu. Tidak pernah ia melihat dua sosok anak kecil yang begitu kuat dan menakjubkan. Dan bersyukurlah para rakyat Nilfheim yang berhasil mendapat nyawa mereka, kebahagiaan mereka, juga impian mereka atas dua anak kecil itu. Yang salah satunya telah mati. Tubuh yang kuat itu takkan mampu menahan segala yang mereka suntikkan demi mendapat penawar biostigma. Dia yang berkorban agar yang satunya tetap hidup, agar yang satunya mendapat kebahagiaan yang telah direnggut.
Demi pengorbanan mereka, biostigma tidak boleh terjadi lagi. Apa pun, dan bagaimana pun cara menghentikannya. Bahkan jika harus melakukan pembersihan atas manusia-manusia yang egois. Bahkan jika harus menyiksa para bangsawan atau penduduk kelas bawah yang tak berdosa. Karena mereka adalah awal dari orang-orang yang egois. Mereka tidak pernah memikirkan sekalipun tentang keadaan di balik layar. Merekalah para penuntut, seolah pihak mereka yang paling menderita.
Christer berganti fokus. Kini, ia memandang layar televisi besar yang berhadapan dengan tempat tidurnya. Ia menyalakan televisi itu, lalu wajah seorang lelaki tua yang telah keriput dan rambut memutih kini tampak, hampir memenuhi layar televisi. Di belakangnya ada beberapa deretan lelaki berpakaian formal, juga perempuan yang dulu berdebat tentangnya mengenai Turk.
Seperti biasa, kampanya dilakukan dengan pembesaran nama baik. Mereka saling meninggi satu sama lain, seolah menganggap lawannya adalah orang-orang yang tak berguna. Mereka menganggap, orang yang menonton mereka adalah boneka yang bisa didoktrin.
Christer sudah muak dengan semua ini. Lalu, dimatikannya kembali televisi itu. Ia mengambil ponsel di atas nakas, lalu menghubungi salah satu bawahannya, tangan kanan yang paling dipercayainya.
“Jalankan pembersihan. Program Biostigma N-1 harus tetap dijalankan. Jangan sampai biostigma terulang lagi.” Christer terdiam sejenak, menarik napas. “Jangan sampai Niel mengetahui kejadian di balik biostigma ini. Apa pun caranya.”
***
Perintah telah diberikan sebagai pertanda pembersihan telah dimulai. Para anjing pemburu Turk mulai bergerak, mengincar mangsanya masing-masing di wilayah-wilayah Nilfheim yang lain. Dengan taktik dan permainan mereka sendiri, bebas, asalkan target masih hidup untuk mendapat eksekusi kematian. Para anggota dewan pun sudah tahu dan memutuskan untuk sembunyi, berjaga-jaga kalau mereka adalah salah satu target. Hal ini sudah biasa terjadi dan masyarakat pun sudah tahu. Namun, apa daya mereka tak mampu melawan Turk, dan memang tidak pantas melawan.
Tak hanya para anggota dewan, tapi juga calon anggota dewan yang kini wajah-wajahnya terpampang di billboard sambil mengumbar janji-janji mereka. Seolah mereka memberikan testimoni terbaik atas pelayanan yang baru hendak mereka berikan. Lucu, bukan? Bagaimana kau bisa yakin terhadap sesuatu, sedangkan kau tidak punya bukti untuk membuktikan keyakinanmu?
Tidak ada yang bisa dipercaya. Itulah yang dipikirkan lelaki itu saat ini.
Niel pun mulai bergerak, mengincar James Bourne yang kini sedang menantangnya. Ternyata lebih sulit memasuki rumah seorang bangsawan tanpa ketahuan. Rumah berwarna putih dengan campuran emas itu tampak berkilau dari ujung jalan yang ditapakinya. Gerbang besar berwarna hitam telah siap menantang dengan deretan penjaga berpakaian hitam. Dengan melihat semua persiapan ini, Niel tahu bahwa James Bourne telah terpancing dengan kata-katanya waktu itu. Lelaki itu telah menyiapkan penyambutan yang sangat bagus. Ia mengakui bahwa perang mereka telah dideklarasikan sejak pertama bertemu di taman malam itu. Sejak lelaki itu mengucap nama ayahnya.
Saat itu, ada banyak pertanyaan yang menjejaki pikirannya. Tentang hubungan lelaki ini dengan Turk, juga berbagai hal yang berkaitan dengan ayahnya.
Apakah … lelaki ini tahu tentang apa yang terjadi sebelum biostigma?
Dengan keyakinan akan mendapat jawaban itu nanti, Niel mulai bergerak sebagai anjing pemburu yang terlepas dari rantainya.
***
Di sebuah ruangan dengan empat layar komputer besar, James Bourne duduk, memperhatikan kondisi di luar sana. Sebuah tempat yang tersembunyi, yang ia bangun selama sepuluh tahun. Karena ia sudah tahu hari-hari ini akan segera terjadi. Hanya para dewan yang bodohlah yang tidak bersiap padahal nyawa mereka sudah jelas terancam. Turk tidak akan bisa dihentikan, tapi dirinya harus bertahan demi melakukan perubahan besar terhadap Nilfheim.
Kursi-kursi sayap kanan dan kiri Nilfheim sebentar lagi akan kosong, digantikan dengan deretan dewan yang baru. Namun, harus ada gebrakan baru. Mungkin akan sedikit kerakusan di permukaan nanti, tapi, proyek yang ia bangun harus terwujud dan untuk itulah, ia harus tetap hidup.
Ia berniat untuk mengaktifkan biostigma terjadi lagi, membersihkan sebagian besar makhluk hidup, lalu membangun semuanya dari awal. Tentu pemikiran ini bukanlah miliknya, melainkan Profesor Winberg—ayah Christer. Tentunya, Christer akan menentang hal ini terjadi karena Christer yang telah membunuh ayahnya sendiri karena pemikiran gila ini. Karena itu, Turk ada, dan Christer yang menggerakkan.
Semua ini butuh waktu yang lama, juga persiapan yang matang.
Namun, saat ini bukan hanya Turk dan Christer yang menjadi penghalang. Grisham juga terlalu keras kepala untuk mendengarkan proyek ini. Mungkin, lelaki tua itu akan mudah dibunuh. Namun, apa yang bisa dilakukannya terhadap Niel? Ia yakin membunuh lelaki itu tidak akan mudah, apalagi mengingat bahwa Niel adalah proyek terbaik Turk ketika biostigma. Bahwa Niel adalah sosok yang sempurna dan begitu mengerikan. Tidak akan ada yang bisa menyaingi lelaki itu.
Ketika ia melihat Niel dengan mudah mengalahkan bawahannya, James Bourne menekan tombol merah di dekat layar, memanggil seseorang untuk berada di tempat ini. Tak butuh waktu lama hingga seorang lelaki berpakaian hitam masuk ruangan.
“Jangan sampai dia tahu lokasiku.” James Bourne memberikan isyarat. “Tangkap Niel Zackween.”