"Kesan kedua yang jadi penentu diriku di benakmu"
☀️☀️☀️
Bel istirahat menggema hingga keseluruh penjuru SMA GARUDA. Membangkitkan semangat para siswa yang telah penat berada dikelas mendengarkan pembelajaran dari guru yang terdengar bagaikan dongen pengantar tidur.
Khalisya menghela nafasnya melihat keadaan kantin yang begitu ramai.
"Kalian aja deh yang makan, aku nanti aja." Ujarnya.
"Yah nggak asik lo Sya."
"Ya mau gimana cobak. Ini antriannya aja lama banget keburu masuk dong."
"Iya juga sih." Kata Karina diangguki Aqilla setuju.
"Yaudah deh kita balik aja ke kelas, makannya nanti aja."
Akhirnya ketiganya sepakat untuk meninggalkan kantin. Niat hati ingin kembali ke kelas namun keriuhan dilapangan justru menarik perhatian ketiga gadis itu, terutama Khalisya. Gadis yang biasanya tidak akan peduli, nalurinya seolah memaksa untuk mencari tahu.
Semakin Khalisya semakin mendekat kearah kerumunan, jantungnya semakin berdetak tak karuan ketika semua orang menyerukan nama yang amat ia kenal.
Pendengarannya seolah benar-benar tuli, tanpa menghiraukan panggilan kedua sahabatnya agar tidak mendekat.
"Ayo Al tonjok terus"
"Bogem aja terus dia mah biar kapok"
"Ayo Rey jangan mau kalah"
"Kasih pelajaran tuh si berngsek"
"Udah nyerah aja lo geblek"
Khalisya sudah tidak dapat lagi menahan gejolaknya, ia segera bertekad untuk melerai kedua cowok yang tengah terlibat baku hantam tersebut. Tepat saat ia akan melangkah, dengan sigap seseorang menarik salah satu lengan Khalisya bermaksud menahan gadis agar tidak nekat.
"Lepasin kak, aku harus pisahin Kak Al." Ucap Khalisya sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Rafa.
"Nggak Sya, lo ngak boleh nekat. Nanti lo malah bahaya." Bujuk Raffa agar Khalisya mengurungkan niatnya namun tidak berhasil.
"Aku nggak peduli kak lepas." Dengan satu hentakan kuat. Khalisya berhasil melepaskan cekalan Raffa.
Tanpa aba-aba, Khalisya bergegas ketengah lapangan berusaha menghentikan perkelahian tersebut
"UDAH STOP!!!" Khalisya berteriak sekuat tenaganya. Membuat semua perhatian teralih padanya termasuk Reyfan yang mendadak menghentikan gerakannya yang hendak memukul Al yang sudah babak belur.
Melihat Reyfan yang terdiam dengan posisi berada diatas tubuh Al. Khalisya lantas mendorong tubuh cowok itu tanpa perlawan.
"Kak Al nggak papa kan?" tanya Khalisya bergetar.
"Kamu ngapain disini dek. Ini urusan cowok." Ucap Al mengabaikan pertanyaan Khalisya yang rasanya tidak memerlukan jawaban karena badannya yang sudah remuk.
"Maaf bos tadi kita udah coba cegah tapi nggak berhasil." Sela Raffa.
"Udah nggak papa." Ucap Al menahan sakit disekujur tubuhnya ketika Raffa dan Affan membantunya bangkit. Membuat Khansa ngilu melihatnya.
Khalisya ikut bangkit ketika Al dipapah kedua sahabatnya.
"Urusan kita belum selesai." Bisik Al penuh penekanan dalam setiap katanya.
Cowok dengan pakaian berantakan itu tidak menanggapi karena kesadarannya hanya terfokus pada sosok Khalisya yang tengah melihatnya dengan penuh kebencian.
"Aku emang nggak tau masalah kalian apa. Tapi hanya seorang pengecut yang terus memukul lawannya yang udah ngggak berdaya."
Reyfan terdiam mencerna kalimat terakhir yang Khalisya ucapkan sebelum gadis itu pergi.
☀️☀️☀️