SELAMAT ULANGTAHUN NANA
Di dalam sebuah mobil yang sejuk tampak dari luar terlihat hujan gerimis. Suasana di dalam mobil begitu hening kecuali suara hujan dan suara AC mobil. Entah mengapa Firman dan Fina tak saling berbicara. Namun saaat beberapa keduanya mengeluarkan kata yang bersamaan.
"Boleh aku tanya sesuatu?" Kata mereka bersamaan.
"Mau tanya apa? Kakak aja dulu." Ucap Fina.
"Ah tidak, kamu aja dulu." Ucap Firman
"Kakak aja deh..."
"Ya udah... Aku dulu..." Firman pun menyerah.
"Kalau boleh aku tau Raihan itu seperti apa?" Tanya Firman.
"Hmm... Raihan ituu orangnya baik, lucu, ribut, dia sangat sabar dan selalu membuatku rindu." Jawab Fina yang tersenyum menatap hujan.
"Ehh kak, kalau Kak Hanifa orangnya bagaimana di mata kakak?" Tanya Fina menatap Firman sambil tersenyum.
"Seperti yang ku katakan tadi, Hanifa itu sifatnya sama seperti kamu. Ceroboh, lincah, banyak gerak, suka teriak, tapi dia juga selalu membuatku rindu." Jawab Firman yang juga tersenyum.
Sambil bercerita tentang masa lalu, mereka semakin akrab seolah mereka adalah seorang sahabat yang lama tak berjumpa. Tak lama kemudian mereka pun sudah hampir sampai di sekolah Nana.
"Baiklah, kita jemput Nana dulu kemudian kita pergi makan lalu setelah itu kita ke rumah. Tapi sesuai rencana kamu masuk ke rumah dulu sambil menyalakan lilin dan aku membawa Nana keliling kompleks dulu." Kata Firman.
"Siaapp boss!!" Teriak Fina. Kemudian mereka saling tertawa.
Mereka telah sampai di depan sekolah Nana.
"Nah... Fina kamu tunggu disini yah, aku jemput Nana di dalam dulu." Perintah Firman.
"Iya kak, jangan lama yah nanti aku diculik orang, hahaha..." Jawab Fina.
"Siapa juga yang mau menculik orang yang suaranya keras seperti kamu? Hahaha.... Ya udah, aku tidak lama kok." Kata Firman.
Firman menuju ke dalam sekolah dan langsung ke depan kelas Nana. Beberapa anak sudah keluar kelas begitupun Nana.
"Ayahh..." Teriak Nana yang berlari ke arah Firman.
Sambil memegang tangan Nana merekapun menuju ke mobil.
"Ayah punya kejutan buat Nana." Kata Firman.
"Ayah gendong..." Pinta Nana.
Kemudian Firman menggendong Nana.
"Kejutan apa yah?" Tanya Nana yang memeluk Firman.
Disaat mereka sampai ke mobil, Firman membuka pintu depan mobil dan tampak seorang wanita yaitu Fina.
"Haloo anak cantik..." Teriak Fina.
"Halo juga kakak cantik..." Teriak Nana yang tersenyum.
Kemudian Fina mengambil Nana, merekapun duduk bersama di kursi depan.
"Nana tasnya simpan di belakang aja yah." Kata Fina.
"Iyaa" jawab Nana.
"Jadi tuan putri... Boleh kita berangkat?" Tanya Firman.
"Boleh!!" Teriak Nana dan Fina.
Mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju tempat makan. Di tengah perjalanan mereka sangat senang, Firman dan Fina tampak begitu akrab ditambah kehadiran Nana yang menjadi penghubung keceriaan mereka.
"Nah kita singgah makan dulu yah, bagusnya kita makan disana saja." Kata Firman yang menunjuk sebuah rumah makan di seberang jalan.
Sambil memperlambat kecepatan mobil Firman menepi untuk mencari tempat parkir. Mobil terparkir rapih merekapun turun dan menuju ke dalam rumah makan.
"Ayo kita makan dulu." Ucap Firman.
Di dalam ruangan tempat makan berwarna hijau muda itu mereka duduk bertiga di sebuah meja persegi panjang layaknya sebuah keluarga. Beberapa orang menatap mereka yang baru saja duduk. Salah satu pelayan berbaju seragam hitam menuju ke arah mereka sambil membawa daftar menu makanan.
"Permisi bapak, ini daftar menu kami." Kata pelayan yang memegang sebuah kertas kecil dan pulpen di tangannya.
"Nasi goreng yah mbak, minumnya air putih." Kata Firman.
"Istrinya maksud saya Ibu pesan apa?" Senyum pelayan menatap ke Fina.
Mendengar kata istri dan ibu membuat Fina sedikit malu dan salah tingkah.
"Eh, Ini aku nasi goreng juga, minumnya juga air putih." Jawab Fina sambil menggaruk kepalanya.
"Adik cantik ini mau makan apa?" Tatap pelayan kepada Nana dengan senyum yang sopan.
"Nasi goreng juga!" Jawab Nana yang begitu semangat.
"Dia nasi gorengnya setengah porsi saja yah mbak." Kata Firman kepada pelayang tersebut.
"Iya pak, saya ulang pesanannya yah, nasi goreng tiga, air putih tiga, satu nasi goreng dengan porsi setengah." Ucap si Pelayan dengan senyum kemudian bergegas menuju ke arah dapur.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka bertiga bercakap-cakap layaknya keluarga yang begitu bahagia. Pembicaraan mereka kebanyakan berfokus pada cerita Nana tentang aktifitasnya di sekolah. Tak lama kemudian pesanan merekapun datang.
"Maaf membuat bapak dan keluarga menunggu." Kata pelayan yang membawa makanan.
"Semoga bapak dan keluarga kecilnya selalu menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia." Lanjut si Pelayan setelah meletakkan makanan kemudian beranjak pergi.
Mendengar perkataan pelayan itu membuat perasaan Firman bahagia meskipun dia tau bahwa Fina bukanlah istrinya. Lain halnya dengan Fina yang merasa malu karena belum terbiasa dan belum pernah mendengar dirinya dikira istri dan ibu dari seorang anak, meskipun merasa malu namun perasaan Fina juga begitu bahagia.
Setelah selesai makan mereka akhirnya menuju ke rumah. Di dalam perjalanan hanya terdengar suara musik tanpa percakapan bukan karena mereka lelah atau tertidur tapi antara Firman dan Fina ada sesuatu yang tak biasa. Mereka mulai merasakan sesuatu yang menyenangkan di hati mereka namun disatu sisi mereka juga masih memendam rasa sedih meskipun sedih itu perlahan sudah bisa teralihkan. Sesekali mereka berbicara dan bercanda kepada Nana namun untuk berbicara berdua rasanya mereka sedikit merasa aneh.
Tiba akhirnya mereka memasuki kompleks perumahan. Firman menatap ke arah Fina, mereka saling bertatap kemudian Firman mengedipkan mata. Awalnya Fina salah tingkah dan salah paham atas kedipan mata Firman. Fina tersenyum tertunduk malu sambil sesekali memegang jilbabnya. Saat Fina perlahan kembali menatap Firman ia melihat Firman berkedip sambil melotot dengan gerakan bibir komat kamit. Akhirnya Fina mengerti jika itu adalah kode yang artinya sebentar lagi mereka sampai dan itu artinya Fina harus melaksanakan rencananya.
"Aduhh... Kenapa aku sebodoh ini... Maluuu maluuu akuu maluuu..." Kata Fina dalam hati.
Akhirnya sampai di depan rumah. Fina turun membuka pagar, Nana dengan semangat ingin ikut turun namun Firman mencoba mengalihkan perhatian Nana.
"Astagaa Ayah lupa tas di kantor, tutup pintunya nak temani ayah ambil tas Ayah di kantor."
"Tapi Kakak Fina?" Tanya Nana.
"Finaa! Kamu tunggu di dalam yah aku mau ambil tas dl di kantor." Teriak Firman sambil perlahan menjalankan mobil.
"Iya kak!" Teriak Fina yang melambaikan tangan.
Sementara Firman mengalihkan perhatian Nana dengan berjalan keluar kompleks, Fina bergegas masuk ke dalam rumah untuk merapikan ruangan dan meletakkan kue di meja. Namun disaat Fina masuk untuk mengambil kue tiba-tiba saja dia merasa sedikit takut dan merinding. Tentu saja karena di dalam rumah ada Hanifa yang juga ikut merasa senang. Hanifa seolah ingin ikut berperan dalam rencana ini.
"Maaf Kak, aku minta izin yah untuk merapikan semua ini." Bisik Fina dengan suara rendah.
"Iyaa Fina lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan, aku hanya melihat kok." Jawab Hanifa yang tak terdengar oleh Fina.
Setelah semua sudah siap Fina menelpon Firman. Tepatnya di atas mobil Firman mendengar dan melihat HPnya berbunyi, tertulis nama Fina disana. Firman mengerti akan kode itu.
"Oh iyaa, Ayah kan simpan tasnya di rumah, kok Ayah lupa yah?" Teriak Firman.
Nana terlihat tidak begitu peduli namun ia terlihat sangat ingin segera pulang ke rumah.
"Ayah kita pulang aja ke rumah." Kata Nana.
"Iya nak ini kita sudah menuju ke rumah."
Merekapun kembali menuju ke rumah dan tak lama kemudian mereka sampai karena jarak yang mereka tempuh sangalah dekat. Di dalam rumah sudah ada Fina yang menunggu. Saat Firman sampai Nana pun langsung berlari menuju ke dalam rumah namun disaat Nana sampai di depan pintu, pintunya terkunci.
"Ayah pintunya terkunci, Kakak Fina ada di dalam kan?" Tanya Nana.
"Iya, ketuk aja pintunya lalu teriak pasti di buka." Jawab Firman.
"Kak Finaa!! Buka pintunyaa!" Teriak Nana dengan suara cemprengnya.
Kemudian pintu terbuka, Nana langsung berlari masuk untuk menuju ke dalam kamarnya namun sebelum sampai di kamar tepatnya di ruang tengah, Nana terkejut dengan yang ia lihat.
Ruang tengah tampak berbeda hari ini. Tampak begitu cantik, tampak begitu indah. Tembok dihiasi dengan beberapa lampu kecil yang tersambung dengan kabel panjang. Warnanya beragam dan juga beberapa tempelan tulisan happy birthday serta beberapa balon ikut menghiasi ruangan. Nana begitu tercengang melihat setiap sisi ruangan dan begitu senang ketika ia melihat ke meja tampak kue ulang tahun dengan hiasan yang begitu cantik. Fina menyalakan lilin di atas kue tersebut kemudian Nana secara perlahan menghampiri dengan ekspresi senyum yang sangat bahagia.
Sambil mengigit jari, dengan lembut Nana berkata, "Kue ini buat Nana?"
"Iya ini buat Nana, Selamat ulang tahun Nana!" Kata Fina dengan ceria.
"Ayahh..." Teriak Nana dengan manja memanggil Ayahnya.
Firman menghampiri kemudian berkata, "Selamat ulang tahun nak."
Firman mencium Nana kemudian memeluknya. Perasaan Nana begitu senang walaupun ada rasa sedih yang ia rasakan.
Nana begitu senang dan terus tertawa dan bermain bersama Fina. Setelah memakan kue dan beberapa cemilan akhirnya Nana pun mengantuk hingga akhirnya ia tertidur. Firman tertawa melihat Nana yang kelelahan karena kegembiraannya. Dengan penuh kasih sayang Firman menggendong Nana menuju ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar setelah Nana berada di tempat tidur Firman dan Fina berada berdiri di dekat pintu kamar sambil menatap Nana.
"Terimakasih yah Fina," Ucap Firman.
"Iya Kak, aku juga berterimakasih karena sudah membuatku kembali ceria," Ungkap Fina.
"Aku sangat bahagia melihat Nana begitu senang, ini untuk pertama kalinya aku merayakan ulangtahun Nana di rumah bersama."
"Jika suatu saat aku punya anak aku ingin dia seperti Nana yang selalu ceria," Ucap Fina.
"Nana pasti senang jika ia punya ibu seperti kamu," Ucap Firman yang menatap Nana.
Kemudian suasana menjadi hening keduanya hanya terdiam sambil menatap Nana. Namun dibalik itu mereka tersenyum seakan merasa senang dengan semua yang telah mereka lewati beberapa hari ini.
"Oh iya, aku ingin ganti pakaian dulu, kamu istirahat disini aja, kamu tidurnya di samping Nana, nanti kalau Nana sudah bangun aku antar kamu pulang," Kata Firman.
"Iya, Kakak juga perlu istirahat. Kalau Nana sudah bangun nanti kakak dibangunin," Jawab Fina.
Kemudian mereka mengakhiri pembicaraan. Firman menuju ke kamarnya dan Fina menuju tempat tidur Nana.
Fina yang berada di samping Nana terus memandangi wajah imut Nana.
"Selamat ulangtahun Nana, semoga kita selalu bisa bersahabat. Andai saja aku bisa menjadi ibumu pasti kita akan selalu bermain, teriak dan tertawa setiap hari," Kata Fina dengan suara lembut memandangi Nana.
Tak lama kemudian Fina pun ikut tertidur di samping Nana.
@Rifad ohh, oke...oke
Comment on chapter FINA [DUA]sama ya, dengan ceritaku yang Rahasia Toni, tokokhku juga terserang leukimia.
mampir2 juga ya, ke cerita terbaruku :D