15. PENANTIAN SANG Szalack
Hirsh tak melepas pandangannya dari louin, ia masih belum percaya apa yang ia lihat dan yang dikatakan oleh louin yang lain. Ia terlihat bingung dan terus menepuk kepalanya dan terkadang mencubit pipinya. Ia seperti sedang berada dalam mimpi, tak hanya tentang louin tapi tentang perjalanan ini. Ini seperti sesuatu yang menakjubkan sekaligus menakutkan baginya. Baru pertama kali hisrh melihat sesuatu yang langka seperti ini. Hirsh sampai berpikir tentang kisah perjalanan yang takkan mungkin terlupakan baik bagi dirinya ataupun sejarah yang akan dicatat olehnya, semua orang pasti akan mengingat semua ini.
Setelah keluar dari hutan dan menyebarangi sungai. Louin masuk kembali ke dalam hutan yang akan menjadi pintu terakhir keluar dari botimalos. Louin dan temannya berjalan mengikuti langkah kaki hirsh yang akan mengajak ke suatu tempat yang sudah hirsh kenal. Dellio dan miroka yang berjalan dibelakang hirsh terus memandangi kakaknya yang sangat aneh semenjak menyeberangi sungai. Tatapan mata hisrh terus melihat ke arah louin yang berada disampingnya. Dellio melihat ke arah miroka, miroka juga membalas dellio, miroka mengerti maksud dari wajah dellio yang melihat kearahnya.
Miroka menganggukkan kepala karena ia juga menyadari apa yang dellio pikirkan. "Kak hirsh..." ucap miroka.
"Hah..." ucap hirsh yang sedikit terkejut.
"Apakah di hutan ini ada ranjau?" tanya miroka yang mengalihkan perhatian hirsh dan menghindari bahaya.
"Tenang saja disini tak akan ada apapun, aku yakin berada dijalan yang benar" ucap hirsh tersenyum dan kembali melihat ke arah louin.
Miroka mengangkat kedua pundaknya sembari menggelengkan kepala pada dellio.
"Sebentar lagi kalian akan melihat padang rumput yang sangat luas, dimana kalian akan merasa seperti melihat seluruh langit" ucap hirsrh membesarkan nya.
Mereka percaya saja yang dikatakan oleh hirsh meskipun hirsh sedikit berlebihan mengatakan tentang hal itu. Perkataan hirsh yang dikatakannya selama perjalanan memang benar adanya. Louin melihat padang rumput yang sangat luas dan besar sama halnya seperti langit yang tak mau kalah dengan padang rumput yang ada dibawahnya. Louin tak menampik betapa indahnya dunia yang disembunyikan dari mata dan telinganya. Louin menutup mata sembari menelantangkan tanganya menghirup udara yang sangat segar mengelilingi tubuhnya.
Louin seperti terhanyut dalam alam yang menjadi teman dan tempat favoritnya selama ini. Sampai saat ini hanya kesenangan yang benar-benar telah menyuguhkan hatinya.
"Baik kita akan melanjutkan kembali perjalanan ini sampai ujung sana" ucap hirsh menunjuk ujung padang rumput ini.
"Hah, kita harus berjalan lagi. Aku sudah lelah kak hirsh" ucap dellio yang sedari tadi terus berjalan.
"Tenang saja setelah padang rumput ini kita akan menemukan pemukiman penduduk" Jawab hirsh memberikan solusi pada dellio yang merasakan letih setelah berjalan sehari semalam.
"Pakai ini dibelakang tubuhmu, ikatkan keleher pastikan jangan mudah terlepas" Hirsh memberikan sebuah jubah yang berwarna abu pada masing-masing yang kini menjadi pasukannya.
"Untuk apa ini?" tanya mayder.
"Kau lihat disana ada batu kecil dan besar, rumput dan batu ini tak bisa kalian gunakan untuk sembunyi. Pakai ini untuk menyamarkan, jika aku katakan mendekat pada batu, kalian langsung mendekat dan gunakan jubah ini untuk menutupi tubuh kalian" ucap hirsh.
Hirsh menjelaskan semua yang harus dilakukan dan yang harus dihindari dari musuh. Louin dan lainnya diajarkan semua cara mengatasi masalah ataupun bergaul dengan orang lain. Hirsh menceritakan semuanya dalam perjalanannya menuju sebuah pemukiman denganm mata yang terus waspada dengan kedatangan musuh yang datang tiba-tiba.
Louin berjalan melewati padang rumput secepat mungkin agar musuh tidak menemukan mereka. Hirsh terus melihat ke arah langit ataupun sekitaran padang rumput. Ia terus berlari dengan cepat, Hisrh yang menjadi pemimpin pasukan sebisa mungkin menghindari musuh. Hirsh sesekali memperingati mereka jika ada musuh lewat, seperti yang dikatakan sebelumnya oleh hirsh, mereka harus bisa berkamuflase dan berlari secepat mungkin.
Hirsh memberikan jubah itu karena ia tahu batu dipadang rumput terlalu kecil sehingga tak akan bisa menyembunyikan tubuh mereka. Oleh karena itu hirsh membawa persiapan untuk perjalanan kali ini. Ia menuju kesebuah tempat yang sering sekali banyak orang dari seluruh dunia atau pengelana kunjungi, tak lain adalah sebuah bar kecil yang selalu ada disetiap tempat, nama tempat itu adalah barmara, sebuah restoran dan penginapan untuk para pengelana yang suka mengelilingi dunia.
Banyak orang yang datang dengan kemampuan dan penampilan yang berbeda. Setiap mereka yang datang sangatlah hati-hati karena tidak ada yang tahu diantara mereka adalah orang baik atau jahat, meskipun lebih banyak yang terlihat seperti orang jahat. Tak ada yang tahu profesi mereka, ada wajah yang seram, datar, berbadan besar dan bermacam-macam. Hirsh memperingatkan jangan sampai menunjukan sesuatu yang mencolok yang akan membuat mereka jadi perhatian banyak orang di barmara.
Hirsh sangat beruntung karena hanya ada sekawanan burung pemakan bangkai yang melewati padang rumput jadi ia tak harus membuang tenaga dan waktu untuk melawan musuh yang tak diharapkan.
Louin sampai didepan pintu gerbang pemukiman warga. Hirsh yang sudah pernah kesana sangat tenang sekali dalam melangkah, tidak seperti louin dan lainnya yang baru pertama kali melihat orang luar. Ia terus memperhatikan orang-orang yang sibuk beraktivitas di siang itu. Louinin terus berjalan mengikuti arah hirsh sembari kepalanya yang terus berputar- putar memperhatikan sekeliling. Begitu juga dengan hirsh yang tak melepas pandangannya dari pasukan kecilnya, ia juga merasa ketakutan jika diantara mereka ada yang berbuat sesuatu yang tak harus mereka lakukan.
Hirsh mengetuk pintu Barmara, dan ada seseorang yang membuka sebagian pintu seukuran kepalanya.
"Siapa kau?" ucap paman dari dalam itu.
"Aku hirsh, aku ingin bertemu dengan paman gilo" ucap hirsh.
Paman itu langsung membuka pintu untuk hirsh dan ia juga memperkenalkan louin dan temannya yang lain sebelum paman itu bertanya. Louin benar-benar terkejut, orang yang diluar dan didalam sangat jelas berbeda. Louin baru mneyadari maksud dari perkataan hirsh. Yang dibayangkan olehnya sangat jelas berbeda dengan kenyataannya, semua orang disini begitu seram, berbadan besar berkali-kali lipat dari ukuran mereka, berjanggut, berambut gimbal, berantakan dan misterius.
Louin gemetar dan tak berkutik sedikitpun, tak hanya louin, miroka dan dellio juga seperti patung dan terus mendekat ke hirsh. hanya mereka saja yang merupakan sekumpulan anak remaja, semuanya berisi orang dewasa bahkan lebih dewasa dari mereka. Louin tak ingin jauh dan semakin mendekat pada hirsh.
"Apa yang sedang kalian lakukan,? Aku memang menyuruh kalian jangan jauh dariku tapi kalian jangan memenjarakanku. Aku tak bisa bergerak sama sekali jika kalian terus mendekapku" ucap hirsh yang merasa risih dengan sikap mereka.
"kak hirsh mengapa disini sangat menakutan sekali, aku seperti berada di dalam hutan yang tadi bahkannpebih menakutkan" bisik dellio yang melihat orang disekitar lengkap dengan senjata yang dibawa.
"Hai... Hirsh. Kau datang kembali ke sini?" tanya seorang paman dari balik meja yang menyediakan minuman.
"Ya, paman gilo, sepertinya aku ingin berjalan-jalan kembali" jawab hirsh santai.
"Siapa mereka?" Tanyanya kembali.
"Mereka sudah ku anggap seperti adikku. O ya paman, aku pesan kamar dan beberapa cemilan" pinta hirsh.
Louin duduk besama disebuah meja dengan beberapa cemilan untuk mengisi kekosongan perut mereka. Sampai saat ini louin masih belum merasakan sesuatu yang membuatnya gelisah. Ia masih bisa menjalani kehidupan seperti biasanya karena tak banyak gangguan yang menghadangnya hanya saja perbedaannya yang membuatnya sedikit gusar karena belum pernah sama sekali louin berjumpa dengan orang lain selain di botimalos.
"Hey louin, kau merasa tidak jika orang yang berada di pojok itu selalu memperhatikan ke arah kita" bisik dellio pada louin.
Louin menoleh ke arah seseorang yang disebutkan oleh dellio. Memang benar yang dikatakan oleh dellio, orang itu melihat ke arahnya lelaki yang berjubah menutup hampir sebagian wajah selalu mengarah kedepan.
"Ingat, kalian jangan sampai jadi bahan perhatian" hirsh yang tak tenang sering memperingatkan mereka.
"Tapi kak hirsh, apa dia sedang memperhatikan kita?" Tanya miroka mendengar perkataan dellio.
"Entahlah, pertama kali aku tiba. Dia selalu duduk ditempat itu dan selalu seperti itu. Dia adalah Szalack. Szalack merupakan pengelana yang hampir mengeliling satu dunia. Untuk keahlian mereka adalah orang yang termasuk hebat, tak takut pada apapun dan pemberani. Kalian harus menjadi orang yang seperti itu, kalian bisa menolong orang banyak" ucap hirsh dengan mulut penuh dengan makanan.
Dellio tak tahu sama sekali jika kakak sepupunya mempunyai kebiasaan buruk berbicara sembari mengunyah makanan yang penuh di mulutnya. Dellio jijik karena makanan yang dimakan hirsh saling berebut berhamburan keluar dari mulutnya.
"Ada apa denganmu, lio?" Tanya miroka melihat melihat mimik wajah dellio yang tak karuan.
"Mau tak mau kau harus makan sepertiku. Lihat kalian harus mencoba berbaur menjadi orang yang berada disini. Memangnya tak sulit aku melakukan hal seperti ini. Ini jelas sanhat sulit, aku hampir tersedak jika aku melakukan hal ini" jelas hirsh mencoba berbaur dengan orang yang berada di barmara sembari menepukkan tangan ke dada yamg tersedak.
Dellio kini menerima tingkah kakak sepupunya yang menjijikan setelah mendengar penjelasan yang masuk akal baginya. Ketika hirsh sibuk dengan dellio dan miroka, louin merasa gelisah karena teman yamg seharusnya berada disebelahnya hilang begitu saja. Mayder pergi tanpa sepengetahuan mereka. Louin menjadi ketakutan. Louin dan yang lainnya menjadi panik terutama hirsh yang menjadi penanggung jawab memimpin pasukannya.
Tempat yang begitu sesak dan penuh oleh banyak orang, tak mungkin baginya untuk terus menjaga mereka. Hirsh berpikir jika mereka akan selalu berada didekatnya tanpa ada bantahan. Hirsh menjadi khawatir jika ada orang lain yang menangkapnya dan membunuhnya.
Hirsh meminta Louin, miroka dan dellio untuk diam di tempat sementara hirsh beranjak dari tempat duduknya untuk mencari mayder. Louin mendekat pada miroka dan dellio mengikuti perintah hirsh.
"Apa kita tidak ikut mencari mayder?" Ucap miroka berinisiatif.
"Tidak, kita harus tetap disini, seperti yang dikatakan oleh kak hirsh. Ini akan sulit baginya jika ia harus mencari kita juga" jawab dellio yang tak ingin menyusahkan kakaknya.
"Tapi jika kita ikut mencari, kita akan menemukannya lebih cepat" tambah louin.
"Lalu kau akan mencari kemana? Bagaimana jika ada orang yang menangkapmu atau membunuhmu?" Ucap dellio membuat louin berpikir dua kali.
Szalack yang dikatakan dellio memang sedang memperhatikan mereka. Ia memang menutup sebagian wajahnya tapi tidak dengan kedua matanya. Begitupun dengan louin, posisi tubuh yang selalu menghadap ke depan seolah-olah ia seperti sedang memperhatikan mereka semua. Szalack telah mendengar kerajaan yang tersembunyi hanya saja ia tak tahu letak tempat kerajaan tersebut. Pengalamannya yang sering berkeliling dunia membuat ia bisa dengan jelas membedakan orang-orang dan kebiasaan mereka.
Sang Szalack tak usah lagi ditanya mengenai keahlian ataupun kemampuan mereka melindungi untuk diri sendiri ataupun menghadapi musuh. Sosok yang misterius membuat orang tak bisa mengenal Szalack dengan baik, ia hanya akan menjawab ataupun bertanya sesuai yang ia inginkan. Sekarang Banyak dari Szalack lain harus menyamar atau menyembunyikan identitasnya karena mereka sedang diburu oleh pasukan irgot yang sedang mencari seorang anak. Banyak dari pengelana yang diculik hanya untuk diambil ingatan mereka. Karena seorang pengelana seperti Szalack banyak sekali membuat catatan sejarah dari perjalanan mereka dipikirannya.
Hirsh sudah lama meninggalkan louin dan yang lainnya, louin tak tahu harus berbuat apa, ia tak mungkin terus berdiam diri tanpa melakukan apapun. Dellio mengatakan hal yang benar, ditempat orang lain tak mungkin baginya untuk bertindak leluasa, yang ada mereka akan hilang dan kembali membuat hirsh khawatir.
"Bagaimana kak?" tanya miroka melihat kedatangan hirsh.
Hirsh masih saja gelisah dan ia belum menemukan mayder. Hirsh tak tahu harus mencari kemana lagi, ia juga tak tahu dimana mayder hilang. Hirsh menjadi kalang kabut, louin dan yang lainnya menjadi merasa bersalah pada hirsh.
"Dia orang yang sedang kalian cari?" ucap seseorang yang sedari tadi mereka perhatikan menenteng mayder
"Szalack?" ucap mereka kompak.
"Kalian tahu soal itu?" ucapnya masih dengan wajah yang masih tertutupi.
"Kapan kau pergi mencari dia. Sedari tadi kau duduk disana?" Ucap dellio terlejut melihat kedatangannya didepan wajahnya.
"Tak perlu waktu lama untuk mencari seseorang" balanya bak seorang ksatria.
"Mungkin ini yang dimaksud kak hirsh" ujar miroka.
Louin menganggukkan kepalanya
Louin lega akhirnya mayder ditemukan meskipun oleh orang lain. Mereka bertiga menatap wajah Szalack yang tak terlihat sama sekal hanya mulutnya saja yang berkata-kata.
"Kalian darimana? Bagaimana kau tahu mengenai tentang ini?" sang Szalack menunjukan sebuah kertas yang ia rampas dari mayder.
Szalack menunjukan secarik kertas bergambar dari mayder. Ia menunjukan gambaran sebuah ruangan istana megah dan gambaran sebuah penjara yang menakutkan. Louin dan yang lainnya mengelengkan kepala karena mereka tidak tahu apapun mengenai hal itu. Bahkan mayder saja tidak mengetahui hal itu, gambar itu milik kakaknya yang telah ia salin dari metir.
"Kami tidak mengetahui hal itu, justru kami sedang mencari keberadaan tempat itu" ucap mayder masih dalam posisi ditenteng oleh Szalack.
"Itu yang ku tanyakan? Bagaimana bisa kau menggambar sesuatu yang belum kau lihat sama sekali. Berarti kalian tahu dimana orang yang mengetahui semua ini?" Ucap Szalack itu memaksa.
"Apa urusanmu? Untuk apa aku memberitahumu" hirsh maju kedepan menarik mayder.
Hirsh menyadari Szalack didepannya bukanlah tandingannya. Tapi ia harus tetap melindungi adik-adiknya dan informasi mengenai desanya.
Szalack dan hirsh saling bertatap muka seakan-akan pertarungan sebentar lagi akan terjadi. Namun diluar barmara terdengar suara jeritan, sehingga mereka teralihkan pada kericuhan orang yang diluar. Semua orang berhamburan keluar melihat kejadian itu tapi banyak juga yang bersembunyi. Louinpun tak tahu apa yang terjadi, mereka semua tenggelam dalam luapan keresahan orang-orang berbadan besar.
Szalack yang berbadan besarpun menarik mereka berlima ke lantai atas tempat penginapan di barmara. Szalack itu sepertinya tahu yang sedang terjadi di luar sana. Ia buru-buru membawa mereka masuk kedalam kamar, mereka menaiki sebuah tangga menuju kamar paling atas. Louin yang tak tahu apapun hanya mengikuti perintahnya, begitu juga yang dilakukan oleh hirsh. Szalack bergegas meminta mereka untuk cepat berlari ke atas dan langsung menutup pintu dengan rapat. Ia mengeluarkan sebilah pedang dari pingganganya. Szalack itu memperingatkan mereka juga agar menyiapkan senjata untuk melindungi mereka.
Louin bertanya-tanya dengan keadaan yang sebenarnya terjadi diluar, sepertinya sedang ada kejadian yang sangat berbahaya. Langkah demi langkah suara kaki menaiki tangga itu terdengar, Szalack yang mencurigai suara langkah kaki itu keluar dan meminta mereka untuk tetap bersiaga jika ia tidak datang menolong mereka.
"Ada apa ini? Aku sangat takut sekali" dellio gemetar dengan keadaan yang tiba-tiba gaduh tanpa mengetahui apapun itu.
"Kalian tetaplah tenang dan ikuti saja perkataan Szalack itu. Aku juga tidak tahu apapun tentang itu" ucap hirsh mencoba menenangkan mereka.
Meskipun louin ketakutan tapi ia masih merasakan keberanian karena ada hirsh dan temannya yang lain. Dan sekarang ia dibantu kembali oleh seorang pengelana dengan identitasnya sebagai Szalack. Szalack itu datang dan segera menyuruh mereka untuk keluar dari Barmara melarikan diri dari kejaran bawahan irota, mahluk sejenis bayangan yang mengendari hewannya yang memiliki wajah seram dan ganas.
Szalack mengajak mereka untuk melarikan diri naik ke atas atap dan melarikan dari jalan belakang. Szalack membantu dan menuntun louin dan yang lainnya agar cepat untuk keluar tanpa membuang waktu. Mereka semua akhirnya bisa lolos dan kembali masuk kedalam sebuah hutan kecil yang tidak terlalu lebat, setidaknya mereka bisa bersembunyi dari kejaran pasukan hitam untuk sementara.
"Kau akan mengajak kita kemana?" tanya hirsh selaku penanggung jawab.
"Ikuti saja aku" ucap Szalack.
"Tidak bisa, kami harus pergi kelembah putus asa sekarang juga!" Ucap mayder yang membuat Szalack menghentikan langkah kakinya.
"Untuk apa kalian pergi kesana? Apakah Kalian tidak tahu, siapapun yang kesana tak ada yang mungkin bisa kembali lagi" ucap Szalack mengingatkan.
"Aku tahu itu" jawab hirsh.
"Lalu, mengapa kalian tetap pergi kesana?" tanya Szalack itu kembali.
"Aku tidak punya pilihan dan aku tidak bisa mengikutimu. Aku harus pergi ketempat itu dan akan lebih cepat jika aku melewati perbatasan kerajan ryekal, justru kau mengarahkan kami pada wilayah tak berpenghuni" kata hirsh menjelaskan.
"Aku mengajakmu kedaerah ini, karena jarang ada orang yang melewati tempat ini, jika kau berjalan kearah perbatasan disana ada Irota" ungkap Szalack.
"Apa itu Irota?" tanya mayder.
"Pasukan hantu yang merupakan sebagian nyawa dari kekuatan atian rokar" jelas Szalack.
"Hah... Ada manusia seperti itu?" tanya miroka yang mustahil mendengarnya.
"Dia bukanlah manusia. Lebih baik kita cepat bersembunyi sebelum malam gelap" titah Szalack.
"Lalu apa jika dia bukanlah manusia" tanya dellio penasaran.
"Lebih sulit menjelaskannya"
"Kita bisa melawan dia jika hanya sebagian" ujar miroka.
"Apa yang kau katakan? Meskipun mereka hanya sebagian tidak mungkin ada yang resah dengan kedatangannya"
"Benar juga" angguk dellio.
"Memangnya disini ada tempat persembunyian" tanya hirsh.
"Ada sebuah gua didepan sana dekat dengan wilayah ini" ucap Szalack.
Louin berjalan kembali berjalan menuju gua melalui perbatasan wialyah yang dimaksud Szalack. Dengan terpaksa mereka mengikuti Szalack yang memang lebih mengetahui semuanya. Meskipun begitu mereka masih tetap berhati-hati karena mereka belum mengetahui maksud dan tujuan dari sikap Szalack yang sebenarnya.
Louin kembali masuk kedalam hutan yang lebih mirip seperti perkebunan karena pohon disini tak terlalu lebat dan banyak. Anggota mereka kini telah berjumlah satu lagi. Louin kembali berpikir dengan kejadian ini, ia tahu sepertinya butuh waktu yang tak sebentar untuk menolong sang kakak, dan mereka tidak mungkin berpencar karena tak banyak yang mempunyai keahlian ataupun kemampuan. Bahkan petunjuk yang ada hanya sedikit yang diketahui.
Setelah sehari berlalu tak ada apapun yang didapat olehnya, petunjuk mengenai kakaknya tak ia dapatkan satupun begitupun dengan kakak mayder. Mayder yang menghilang karena ia sibuk bertanya kepada semua orang dimana tempat yang berada dikertas itu, semua orang hanya mengelengkan kepala karena tak ada satupun yang tahu ataupun melihatnya. Rasanya sulit dan tak mungkin baginya untuk menemukan kakaknya.
"Seperti apa wujud dari irota itu? Mengapa semua orang sangat ketakutan?" tanya dellio.
"Aku pernah mendengar para atian ataupun pasukan hantu, tapi aku tak pernah melihatnya sama sekali?" tambah hirsh.
"Berharap saja kau tak akan pernah melihatnya. Atian rokar adalah atian yang bisa membelah nyawanya menjadi beberapa 5 bagian. Selain itu setiap pasukan hantu pasti menunggangi hewan yang tak ingin kau lihat seumur hidupmu" ucap Szalack.
Louin dan temannya akhirnya sampai disebuah gua yang dulu pernah digunakan oleh Szalack untuk bersembunyi dan melindungi dirinya. Szalack yang sudah berpengalaman dan terbiasa didunia luar membuatnya tak merasakan lagi ketakutan seperti yang sekarang dialami oleh louin dan kawan-kawannya. Szalack menyalakan sebuah api unggun untuk memberikan cahaya didalam gua yang sangat gelap dan mulai terasa dingin, bahkan barang yang ditinggalkan Szalack masih ada didalam gua itu meskipun sedikit usang karena termakan waktu dan debu.
"Seperti apa bentuk dari irota ataupun hewan yang ditungganginya?" tanya miroka yang merinding mendengar perkataan dari Szalack.
"Irota adalah seorang wanita yang membentuk seperti bayangan hitam dan gelap. Terkadang ia berubah cantik dan terkadang menakutkan. Ia bisa mengambil ingatan yang ada pada diri semua orang. Sedangkan hewan yang ditungganginya memiliki gigi taring yang panjang, tatapannya tajam dan haus darah. Mereka semua sulit dikalahkan karena tubuh mereka adalah bayangan atau roh kecuali gigi taring pada hewan itu dan mata pada irota yang bukan meruapakan bayangan seperti tubuhnya. Sampai sekarang tidak ada benda yang bisa melukainya" Jelas Szalack.
"Apa dengan kita melukai mata atau gigi taringnya, mereka bisa dikalahkan?" Tanya dellio yang ikut mendengar juga.
"Hal itu juga yang berada dibenak semua orang. Tapi ternyata setelah semua itu dilakukan tetap saja tak bisa melukai mereka" Jelas szalack.
Louin dan yang lainnya bersandar pada dinding gua untuk beristirahat, louin merebahkan tubuhnya yang lelah karena perjalanannya yang telah ia alami selama beberapa hari ini. Sedangkan Szalack menceritakan perjalanan dan yang lainnya pada hirsh. Szalack membuka jubah dan tudung yang sedari tadi menutupinya. Louin, miroka, dellio dan mayder yang melihatnya tak sempat untuk terkejut karena mereka terlalu lelah lalu menutup mata. Tak berapa lama louin dan yang lainnya langsung tertidur pulas.
Hirsh yang berbincang dengannya juga terkejut melihat Szalack, hirsh mengira Szalack yang ia kenal adalah orang yang dewasa seperti orang yang ada dibarmara, ternyata umurnya tak jauh berbeda dengan hirsh, hirsh merasa tertipu dengan penampilan luarnya dan cara berbicara seperti orang yang sudah lebih dewasa darinya.
ooo L U L L A B Y ooo
"Kemana hirsh? Aku tak melihatnya?" tanya famin sheki didalam rivin bersama famin sheki, famin lestiw, dato dan runag.
"Seharusnya ia berada disini, bukankah kau melarangnya untuk pulang" jawab famin lestiw.
"Ya, tapi aku tak pernah melihatnya beberapa hari ini" ucap famin sheki kembali.
Para famin senior sedang bertanya-tanya keberadaan hirsh yangg tak pernah dilihat keberadaan, hirsh tiba-tiba menghilang dari kerajaan. Hirsh yang mengikuti perjalanan bersama louin pergi begitu saja tanpa ada meminta izin dari orang dalam, seperti yang diketahui dan yang telah dikatakannya sebelum pejalanannya, ia tak mungkin diizinkan untuk melakukan perjalanan kalaupun ia sudah meminta izin apalagi ia harus membawa anak-anak yang belum mengetahui apapun.
Izin itu hanya akan memberikan ancaman baginya jika ia melihat tekad yang ada didalam hati anak itu. Ia tak bisa melaranganya ataupun mencegahnya, membantupun belum tentu bisa dia lakukan.
Runag yang tidak sengaja melihat hisrh bersiap-siap dengan pelengkapan dan senjata menaruh kecurigaaan pada hirsh, apalagi ketika itu runag mendengar hirsh mengatakan, "Sebenarnya tekad atau nekat yang ada dihati anak itu?" ucap hirsh menggelengkan kepala sembari merapikan tasnya. Runag yang ketika itu tak sempat untuk bertanya karena ia harus buru-buru menghadap famin sheki dan ketika kembali hirsh sudah tidak ada ditempat beserta barang-barang miliknya, barang seorang famin yang tidak mungkin bisa ia bawa ke rumah atau pedesaan kecuali hirsh melarikan diri dari botimalos.
Runag terus terdiam memikirkan perkataan terakhir hirsh, ia tak tahu apa maksud dari perkataan itu. Runag masih merasa jika hirsh masih marah padanya karena ia mengatakan hal yang tidak menyenangkan tentang mourine. Dengan pikiran runah sekarang, runag mengambil kesimpulan jika hirsh telah melarikan diri bersama orang lain. Runag terus memikirkan kepergian hirsh.
"Sungguh terlalu bodoh jika ia pergi hanya untuk menyelamatkan mourne?" Gumamnya dalam hati.
"Kenapa denganmu?" tanya dato yang melihat runag terdiam.
"Hah.. Aku baik saja" ucapnya.
Keberadaan hisrh yang tidak ada memang membuat mereka gusar, tapi mereka akan gusar ketika bulan kuning tiba, bulan penuh yang akan membuat anolin berubah dan menunjukan dirinya. Obis Siyo dan para tetua lainnya sedang sibuk untuk mempersiapkan malam bulan kuning menyambut anolin yang sekarang berada didalam tubuh deki. Raja tobi sudah tidak sabar melihat kekuatan yang menurut kabar angin kekuatannya yang sangat luar biasa.
Sebelum menjadi mitos banyak orang yang mencari keberadaannya tapi itu hanya sia-sia, bahkan ia pun mengutus utusan untuk mencari anolin itu tapi ternyata nasibnya tak jauh beda dengan yang lain, hanya kematian yang terus membayangi para pencari anolin itu. Tak ada yang mengetahui dan menemukan anolin itu membuatnya ditinggalkan menjadi mitos dalam legenda yang tidak diketahui kebenarannya dan akhirnya ditinggalkan seiring berjalannya waktu.
ooo L U L L A B Y ooo
"Aku pikir kau sama dengan yang lainnya" ucap louin melihat dengan jelas wajah Szalack.
"Kau pikir aku setua itu!" Jawab Szalack mengerinyit mendengar perkataan louin
"Maafkan aku, tapi tak mungkin ada orang yang bisa mengenalimu jika kau berpenampilan seperti itu?" Ucap louin entah menyesal atau menyangkal.
"Kau ini" kesal Szalack.
"Maafkan aku yang mulia" canda louin sopan dan berlalu darinya.
Szalack yang mendengar perkataan louin mematung terdiam melihat punggung louin yang ada didepannya, "hah... Yang mulia", Szalack menggelengkan kepala tersenyum mendengar perkataan louin dan berlari menyusul rombongan yang sudah berada cukup jauh didepannya.
"Siapa nama kalian?" Tanya Szalack sesampainya didepan mereka.
Louin dan teman-temannya kini sudah berada diwilayah tak berpenghuni yaitu Dinroda, Wilayah yang jarang sekali di datangi karena tak ada orang yang diizinkan untuk menempati tempat ini. Szalack memberi 2 pilihan menuju lembah putus asa melewati kerajaan barberad atau masuk kedalam hutan gelap yaitu hutan Karindo hutan yang paling menyeramkan didunia karena mataharipun enggan masuk kedalam hutan, banyak orang memanggilnya hutan kutukan.
Mendengar nama hutan yang membuat louin dan temannya merinding, mereka lebih baik melewati kerajaan barberad dengan memutar, meskipun dirasa cukup jauh tapi setidaknya tak banyak hal-hal yang harus dilewati dengan berat. Kini mereka sudah berada diwiilayah dinroda, hanya saja Szalack tak berani masuk ke dalam, ia hanya berjalan di pinggiran wilayah dinroda.
"Mayder cepat, mengapa kau lama sekali berjalannya" louin yang sudah berjalan cukup jauh kembali menghampiri mayder yang ada dibelakangnya.
"Maafkan aku, mungkin kita harus berpisah karena aku harus mencari kakakku?" Ucap mayder.
"Apa maksdumu kita cari sama-sama kakakmu atau kakakku" louin memberikan semangat pada mayder.
"Tidak, sepertinya kau harus mencari kakakmu" ucap mayder.
"Apa maksudmu?" louin tak menyangka mendengar ucapannya yang terkesan egois.
Louin kecewa mendengar perkataan dari mayder, ia membantunya karena ia berharap bisa menemukan bersama-sama. Mayder seperti sedang memanfaatkan louin hanya untuk keperluan dan menguntungkan dirinya sendiri. Louin sependapat dengan yang lainnya untuk mencari mourine terlebih dahulu karena tempat mourine sudah jelas berada di lembah putus asa.
Berbeda yang dipikirkan oleh mayder, ia merasa kakaknya yang harus diselamatkan terlebih dahulu karena sang kakak sudah terlalu lama hilang dan ia tak tahu seperti apa keadaannya sekarang. mayder hanya berpikiran ia sudah menunggu waktu yang lama untuk bisa melakukan hal seperti ini dan kini ia merasa perjuangannya selama ini digunakan hanya untuk kakaknya.
Tak ada yang salah dengan pemikiran mayder ataupun louin, mereka berdua memiliki pendapat mereka sendiri untuk menolong kakaknya masing-masing, hanya saja cara mereka menatap masalah membuat mereka bertengkar dan salah paham yang membuat mereka bepisah mengambil jalannya masing-masing.
Dellio dan yang lainnya tak tahu harus berbuat apa, kenyataannya tak ada petunjuk yang menguatkan kebaradaan sang kakak dari mayder, secarik kertaspun tak menjamin keberadaan kakaknya yang berada disuatu tempat yang belum diketahui oleh louin dan lainnya.
"Sudahlah, lebih baik kalian sekarang keluar dari dinroda secepat mungkin" saran Szalack melihat pertengkaran mereka.
Szalack menginginkan mereka untuk pergi dari dinroda ini, ia tak akan melarang siapapun untuk melakukan sesuatu yang ia inginkan tapi tidak di tempat ini. Szalack merasa bingung, serba salah dan ketakutan jika ia terlalu lama di wilayah ini.
QARINA R
JAKARTA, 12 DESEMBER 2015
LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )