Read More >>"> LULLABY (14. PELARIAN TAK BERUJUNG) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LULLABY
MENU
About Us  

14. PELARIAN TAK BERUJUNG

 

Louin akhirnya bisa pergi dengan tenang karena sang ibu mengizinkannya dengan begitu mudah, louin yang awalnya merasa ketakutan karena ia harus berbohong akhirnya merasa lega, meskipun sedikit cemas karena ia harus meninggalkan sang ibu. Kepergian sang ibu ke rumah paman bon bon benar-benar waktu yang sangat tepat. Sebelumnya ia paling tidak suka ketika ia harus mendengar berkunjung ke rumah paman bon bon, namun kali ini sangat berbeda, louin sangat senang. Setidaknya selama dirumah paman bon bon ada yang menjaga ibu.

 

Setelah pamit dengan ibunya, louin lekas pergi ke hutan untuk bertemu dengan mayder yang sudah menunggunya sejak siang tadi, disana tak hanya ada mayder melainkan dellio dan miroka yang tak ada hubungannya dengan petualang mayder dan louin.

 

Meskipun sempat cekcok karena louin tak memperbolehkan miroka ataupun dellio ikut bersamanya, tekad miroka dan dellio yang sudah bulat untuk membantu louin membuatnya tak memperdulikan perkataan louin. Dalam hatinya louin sangat senang karena ditemani oleh sahabatnya namun ia juga takut jika ia harus kehilangan sahabatnya karena petualang louin.

 

"Bukankah lebih banyak, lebih baik" ungkap mayder setuju dengan keikutsertaan miroka dan dellio.

 

"Apa kau gila, cukup aku, kau dan kakakmu metir saja yang ikut" jelas louin.

 

"Mengapa aku harus membawa metir?" Tanya mayder.

 

"Karena hanya ia yang mengetahui segalanya dan menjadi penunjuk jalan bagi kita" jawa louin memperjelas.

 

"Jika kakakku metir sekuat merrier ia tidak akan mungkin ada di botimalos, bagaimana aku bisa membawa kakakku yamg lemah, ia mudah pingsan jika ada yang menganggu pikirannya apalagi semenjak kehilangan kakakku merrier. Aku tak bisa dan tak mungkin membawanya, apalagi perjalanan ini akan panjang" ucap mayder yang sangat menyayangi kedua kakaknya.

 

"Maafkan aku, aku tak tahu soal itu" ucap louin.

 

Louin serba salah dengan tindakkannya, disisi lain ia tak ingin membebani dan menyusahkan teman-temannya karena itu ia pikir hanya dengan metir dan mayder, ia  bisa melakukan semuanya. Namun  louin tidak tahu tentang kondisi dari kakak mayder. Kenyataan selain informasi dari mayder, hanya dellio yang mengetahui sebagian informasi lainnya karena latar belakang keluarganya meskipun dellio tak sepenuhnya mengetahui dunia luar.

 

Louin mengetahui betapa beratnya perjalanan yang akan ia tempuh nanti bersama temannya, selain minim pengetahuan Louin dan temannya juga pastinya minim kemampuan. Ia takutkan hanya akan menambah resiko kehilangan temannya karena ia tidak bisa menjamin hal itu terjadi pada temannya atau dirinya sendiri.

 

"Kita sudah tidak punya waktu?" Ucap mayder yang melihat langit semakin kehilangan cahayanya.

 

"Sebentar lagi akan malam, tak bisakah esok hari?" Ujar miroka yang khawatir dengan kondisi malam.

 

"Justru karena itu, kita pergi dulu dari sini saat malam. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan di pagi hari" saran mayder.

 

Mayder yang sudah mencari setiap seluk beluk daerah botimalos, mencari jalan rahasia yang sudah ia temukan dan ia buatkan tanda. Ia mengikuti setiap tanda-tanda menuju jalan itu. Miroka, dellio dan louin mengikutinya dari belakang. Setelah berdebat cukup lama akhirnya Louin dan temannya memutuskan untuk pergi bersama dengan resiko apapun itu yang ada dihadapannya. Hanya tekad dan keinginan dalam hati Louin dan temannya yang membuat Louin dan temannya merasa kuat dan bisa mengakhiri semuanya.

 

Dellio sangat mengkhawatirkan louin yang bertindak terburu-buru dan gegabah ketika mendengar kabar berita dari mayder dan darinya. Sedangkan miroka mengkhawatirkan mayder yang mungkin itu hanya akal-akalan dari mayder yang akan memcelakai louin, bagaimanapun mayder adalah anggota dari runos yang sewaktu-waktu bisa mencelakai louin. Miroka memang tidak terlalu menyukai louin dari awal karena sikapnya yang cuek dan seperti batu tak bisa merasakan apapun. Tapi tidak setelah ia mengenal louin, louin merupakan teman yang hangat baginya seperti halnya dengan dellio.

 

Louin dan temannya memulai perjalanan untuk keluar dari botimalos, Louin dan temannya menyusuri hutan yang telah di beri tanda oleh mayder menuju pintu rahasia yang sama halnya dengan pintu keluar-masuk yang digunakan famin dari dalam kerajaan. Perjuangan waktu dan tenaga mayder tak sia-sia kini akhirnya bisa menemukan apapun yang ia inginkan, dari segi kemampuan didalam hutan memang mayder yang paling unggul karena selama ini ia selalu mencari cara untuk menyelamatkan kakaknya, sehingga tidak aneh baginya untuk berteman dengan hutan yang hampir ia kunjungi setiap hari sama dengan louin yang selalu ke danau.

 

Hutan itu bernama hutan batsa hutan terbesar ketiga yang sebagian kecil dari hutannya sering dimamfaatkan penduduk untuk kesehariaannya, tapi tak ada dari penduduk yang mau masuk lebih dalam, bukan karena larangan dari kerajaan melainkan larangan orang tua mereka dahulu. Semakin lama louin dan temannya berjalan semakin jauh masuk kedalam. Miroka, louin dan dellio melihat-lihat hutan yang sama sekali belum pernah mereka injak dan merasakan sesuatu yang terkadang membuat mereka merinding. setelah masuk lebih kedalam keadaan hutan lebih gelap karena pepohonan yang menjulang tinggi dan bebatuan yang sedikit terjal dan licin. Namun aroma hutan ini sungguh menyegarkan sekali, hutan yang gelap ditambah dengan hari yang sudah malam  menambah keheningan dan kesunyian yang tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia yang ada didalamnya.

 

Bagi mayder masuk ke dalam hutan sedalam ini memang bukan untuk pertama kali, tapi berjalan dimalam hari ini baru pertama kali baginya, ia tahu resiko perjalanan dimalam hari, karena disiang hari jarang sekali ada hewan yang menunjukan jati dirinya, ia juga berjalan dengan sangat hati-hati, karena menurutnya hanya ini jalan satu-satunya bisa melarikan diri dari botimalos karena jika di siang hari mayder memperkirakan akan ada banyak penjaga yang terkadang berkeliling disekitaran hutan atau perbatasan lainnya.

 

Semakin kedalam hutan itu semakin hutan ini memberi tahu jati dirinya, bebatuan dan jalan yang licin, rating pohon yang tiba-tiba terjatuh ataupun suara mahluk malam yang membuat Louin dan temannya merinding, Sekumpulan anak 13 tahun ini terus melangkah maju meskipun Louin dan temannya merasa ketakutan dalam hatinya. Louin dan temannya berpegang pada pepohonan dengan cahaya obor yang masing-masing memegang satu buah.

 

Mayder memimpin perjalanan mereka disusul louin, miroka dan dellio. Sesekali dellio berteriak karena selalu saja ia yang mendapatkan gangguan entah itu hewan yang meraba kulitnya atau menginjak sesuatu yang empuk yang terkesan menjijikan. Mayder mengarahkan lampu obornya kepepohonan yang sudah  ia berikan tanda 3 goresan yang menyerupai seperti cakaran hewan.

 

"Tidak bisakah kita beristirahat dulu?" tanya dellio yang kelelahan.

 

"Ya, benar juga. Sedari tadi hanya dellio yang selalu diganggu oleh hutan ini. Ini pasti akan menjadi malam yang panjang" ungkap louin yang merasa kasihan terhadap dellio.

 

"Baiklah kita istirahat setengah jam, setelah itu kita lanjutkan kembali perjalanan kita sebelum ada yang melihat kita" ujar mayder.

 

Louin dan temannya membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh dan memberikan pencahayaan di mata mereka. Hutan dengan pohon yang sangat tinggi ini hanya memberikan sedikit cahaya bulan bahkan bintang pun hanya satu yang terlihat berkedip. Louin dan temannya mendekap kaki dan tangan mereka menghangatkan tubuh mereka, suara hewan malam membuat kepala Louin dan temannya selalu berkeliling kemana-mana memperhatikan hutan. Meski ini baru awal bagi Louin dan temannya melakukan perjalanan tapi sudah terasa sangat menegangkan. Mereka mulai membayangkan sesuatu yang seharusnya tidak mereka pikirkan apalagi dellio meskipun ia pintar tapi ia lebih cepat panik jika ada sesuatu yang mengkhawatirkan baginya.

 

Setelah melepas lelah, Louin dan temannya melakukan perjalanan kembali seperti yang dikatakan mayder. Mereka mematikan api unggun dan bersiap-siap kembali, Malam sudah mulai menunjukan tanda-tanda akan berakhir namun mayder masih belum juga menemukan jalan rahasia yang telah ia katakan, hanya ada banyak tanda yang dia buat. Pagi yang sebentar lagi akan menjelang membuat resah khususnya miroka yang masih belum percaya pada mayder, bisa saja mayder menyiapkan jebakan untuk temannya.

 

Pandangan miroka tak pernah lepas dari mayder sedikitpun, karena itu hanya ia seorang yang terlihat tenang meskipun berada didalam hutan yang ia takutkan bukanlah hutan melainkan kecurigaannya pada mayder. Setelah melewati perjalanan yang cukup berat mayder akhirnya berhenti disebuah batu yang yang lumayan besar, ia menggali lubang didekat batu besar itu dan menemukan sebuah kayu yang berbentuk persegi seukuran badannya, sepertinya itu pintu yang dimaksud oleh mayder.

 

"Akhirnya aku menemukannya?" ucap mayder sangat senang. "Cepat kalian masuk"

 

Louin yang akan masuk langsung dihadang oleh tangan miroka, "Kau yang tahu jalannya, mengapa tidak kau yang masuk lebih dulu?" titah miroka pada mayder.

 

"Baiklah, aku akan meberitahu pada kalian ketika kalian masuk, kalian akan melihat sebuah gua bercabang tiga, dua yang mengarah ke dalam kerajaan dan satu yang akan mengarah ke pintu keluar dari botimalos. Kalian tidak boleh lengah dan tetap berada di belakangku?" jelas mayder.

 

"Ya aku menggerti hal itu?" Ucap miroka.

 

Louin dan temannya masuk yang didahului oleh mayder, setelah semuanya masuk keadaan aman terkendali. Tak ada satupun pasukan kerajaan atau yang lainnya berada didalam sana, Mayder terus memperingati Louin dan temannya untuk tidak terpisah, meskipun itu satu jalan yang akan mereka lalui. Mayder berpikir karena Louin dan temannya belum tahu keadaan yang sesungguhnya diluar sana. Langkah demi langkah mereka susuri jalan gua yang sama panjangnya dengan perjalanan mereka ketika menemukan pintu masuk dan sekarang pun pintu keluar itu tak kunjung terlihat, padahal perjalanan sudah mulai cukup melelahkan.

 

"Aduh" Teriak louin menabrak mayder yangtiba-tiba berhenti.

 

"Apa yang kau lakukan mengapa kau berhenti mendadak? Tanya louin pada mayder.

 

"Kau tak dengar sesuatu? Ada seseorang diluar sana" ucap mayder mendekatkan telinganya ke dekat gua.

 

"Aku tidak mendengar apapun" miroka mengelengkan kepala.

 

"Aku juga" sahut dellio.

 

"Bagaimana kau bisa mendengar? Sedangkan disini tidak terlihat pintu" tanya louin.

 

"Pintu itu hanya beberapa langkah lagi didepan sana" Ujar mayder.

 

Tak aneh bagi mayder yang bisa mendengar suara yang jaraknya agak jauh karena kebiasaannya yang sering mendengar langkah seseorang, pasukan kerajaan dan yang lainnya ketika ia mencoba bersembunyi di hutan. Pendengaran yang peka karena ia terlalu sering melatihnya dalam sepertiga hidupnya. Louin dan temannya melanjutkan perjalanan dengan hati-hati.

 

"Siapkan senjata kalian?" ucap mayder.

 

"Kita akan membunuh seseorang?" tanya dellio.

 

"Itu diperlukan jika tidak kita akan mudah ditemukan, ditangkap atau mungkin dihukum mati karena menyalahi aturan" ucap miroka.

 

"Aku tahu soal itu, tapi louin dimana senjatamu?" tanya dellio.

 

"Aku lupa memberitahu kalian, aku tak mempunyai senjata" ucap louin tersenyum dengan wajah tanpa berdosanya.

 

"Mengapa kau tak bilang, aku bisa saja mengambil dari gudang senjata ayah" ujar miroka yang sudah siap memegang pedang dilengannya.

 

"Ya sudah, kalian saja cepat siapkan!" titah mayder yang sedang membuka pintu perlahan-lahan.

 

Yang dikatakan mayder memang sangat tepat, pintu yang ia maksud kini sudah berada didepan mata. Mayder membuka pitu membuka pintu sedikit demi sedikit dan mencoba untuk menyerang musuh yang sedari tadi gerak geriknya terdengar oleh telinga mayder setiap langkahnya.

 

Louin dan temannya keluar dari pintu keluar botimalos, dan benar saja ada seseorang yang sudah berada didepan mulut pintu keluar itu, Louin dan temannya sudah siap menyerang satu sama lain. Namun seketika dihentikan ketika yang dellio lihat bukanlah orang lain.

 

"Hey, kau tak bisa membiarkannya. Dia bisa menjadi ancaman unntuk kita" ucap mayder yang membuat yang lainnya terkejut.

 

"Kau sudah gila, kau akan membunuh sepupu dellio?"ucap miroka geram.

 

"Itu yang akan dilakukan jika dia mengatakan semuanya kepada kerajaan?" mayder memberikan alasan.

 

"Apa yang sedang kalian lakukan? Bagaimana kalian bisa sampai ditempat ini?" tanya hirsh yang heran merlihat kedatangan Louin dan temannya dari pintu rahasia.

 

"Aku ...." louin tak mengatakan yang sebenarnya.

 

"Jangan bilang kau akan mencari kakakmu?" perkataan hisrh sangat tepat dan justru itu membuat louin dan yang lainnya curiga.

 

"Mengapa kau berkata seperti itu? bukankah mourine seharusnya sudah mati. Jika kau mengatakan hal seperti itu berarti kau juga sedang menunggu mourine?" Ucap mayder.

 

Hisrh tertunduk menyesal dan berkacak pinggang. Ia tak bisa menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Yang dikatakan mayder memang benar, ada alasan mengapa mourine melakukan hal itu. Perkataan terakhir mourine memang membuatnya terkejut dan bingung tapi mourine tidak memberitahunya dengan jelas.

 

"Kau benar, aku hanya berharap mourine masih hidup. Jadi aku menunggunya disini?" ucap hirsh sedih karena tak kuasa kehilangan temannya.

 

"Kau menunggu sesuatu yang tidak mungkin terjadi" ucap mayder yang melihatnya sia-sia. Mourine yang sudah mati tak mungkin akan kembali.

 

"Pertama, kau bisa berbicara seperti itu karena yang kau dengar mourine melarikan diri dengan cara bunuh diri. Kedua, kau tidak mengetahui apapun antara aku dan dirinya dan ketiga kau bisa berkata seperti itu karena kau mengetahui dengan jelas keadaan merrier dari metir. Dan ku beritahu padamu, ucapanmu itu tak jauh berbeda dengan keadaanku sekarang ini. Bukankah kau juga menunggu sesuatu yang belum pasti akan terjadi, karena itu kau pergi untuk memastikannya. Karena kau belum melihat dengan jelas jasad kakakmu" ucap hirsh yang membuatnya terdiam dan sedikit geram.

 

"Jangan pernah kau beraninya membicarakan kakakku" mayder Menyerang hirsh yang kesal.

 

"Dan kau beraninya mengatakan hal itu pada mourine, keadaan mu sekarang tak jauh berbeda, hanya mourine dan kakakmu yang mengetahuinya" ucap hirsh yang menangkis serangan mayder.

 

Amarah mereka yang sulit untuk dikendalikan membuat mereka bertarung tepat di bibir pintu rahasia keluar masuk yang merupakan tempat terlarang. Padahal ini bukanlah waktu yang tepat untuk mereka bertarung. Karena tak akan ada yang tahu jika ada musuh yang melihat pintu itu, selemah apapun musuh itu bisa membuat kerajaan dan desa terancam.

 

Mayder menyadari yang dikatakan hirsh mungkin benar, dia hanya terdiam. Apa yang dilakukan oleh hisrh tadi, kini dilakukan oleh mayder, ia juga tak kuasa menahan kesedihan. Pagi itu menjadi pagi yang sangat menyedihkan. Dellio dan miroka melihat apa yang sedang dilakukan oleh hisrh dan mayder, Louin juga merasakan sedih karena mereka harus melihat pertarungan yang tak seharusnya terjadi.

 

"Terima kasih kak hirsh karena kau sudah membela kakakku. Dan kau mayder aku mengerti perasaanmu, kau tak bisa melihat orang yang kau sayang, merasakan sedih atau kehilangan. Yang dirasakan kakakmu metir sama halnya yang dirasakan oleh ibuku..."

 

"Maksudmu kakakku gila!" Mayder tak terima dengan perkataan louin.

 

"Aku tak bermaksud begitu, tapi hal itu bisa terjadi. Ibuku selalu menekan perasaannya, seolah-olah tak terjadi apapun dan tak mendengar apapun, tapi jika malam tiba ia selalu menangis. Begitupun dengan kakakmu yang mengekspresikan perasaannya dengan hal-hal yang selama ini kau lihat. Tapi hal itu bisa saja kebenaran yang harus kau cari" jelas louin.

 

"Sudahlah, kita harus cepat pergi dari sini sebelum ada orang yang melihat kita" ujar dellio yang mulai khawatir dengan keadaan di hutan.

 

"Apa kalian sudah gila diluar sangat berbahaya. Kau jangan nekat louin. Ibumu tak hanya bisa kehilangan kakakmu tapi juga dirimu" nasehat hisrh memberitahu seberapa jahatnya dunia luar dan membuka mata tentang ibunya.

 

"Aku tahu soal itu. Tapi aku takkan tahu jika aku tak melakukan hal ini. Tak ada gunanya juga aku menunggu jika tidak ada hasilnya" ucap louin.

 

"Lalu kalian akan memulai darimana? Kau tahu tempat atau orang yang tepat yang akan kalian kunjungi atau sekedar bertanya. Justru kalian akan menyerahkan diri kalian" hirsh berusaha menasehati Louin dan temannya sebelum bertindak lebih jauh.

 

Louin dan temannya sudah sepakat dan bersikeras untuk melakukan perjalanan. Meskipun mereka tahu nyawa adalah taruhannya, apalagi Louin dan temannya hanyalah sekumpulan remaja yang terbilang masih bibit, mereka belum mengetahui apapun tentang dunia luar yang keras dan menakutkan. Entah itu kuat atau lemah, orang diluar sana akan tetap melihat Louin dan temannya hanyalah sekumpulan lalat atau anak kecil yang perlu dikasihani jikalaupun harus dibunuh.

 

Hirsh yang sudah mengetahui dunia luar sangat tahu dengan jelas, meskipun baru sebagian kecil yang ia  lewati. Oleh karena itu, hirsh menakutkan sikap mereka yang belum dewasa. Hirsh juga mengetahui meskipun tanpa ditanya, ia yakin anak-anak itu pasti tidak meminta izin dari orang tuanya, hirsh mengetahui jika Louin dan temannya kabur dari rumah dan sekarang dari kerajaan.

 

"Lalu, apa yang harus kita lakukan, benar juga kata kak hirsh, tak ada orang yang bisa kita tanya ataupun tempat yang bisa kunjungi" ucap dellio membenarkan perkataan kakak sepupunya yang masuk akal.

 

"Kau boleh kembali, aku tak memaksamu untuk ikut" ucapan louin membuat dellio langsung terdiam.

 

Entah itu tekad atau nekat yang sekarang dilakukan oleh louin ataupun mayder, hirsh rasanya sulit sekali memberitahu mereka yang sesungguhnya bisa terjadi menimpanya. Tapi ia tak bisa berkata apapun, seberapa lama menunggu pun  takkan ada hasilnya jika tidak dicoba. Yang ada dipikiran hirsh sebenarnya sangat bimbang, baginya apakah pantas untuk mengetahui kondisi seseorang yang tidak tahu seperti apa keadaannya sekarang, dan mereka, sekumpulan remaja yang tidak mengerti apapun dan harus menerima beban dari semua ini.

 

Hirsh juga ingin mengetahui keadaan yang sesungguhnya tentang mourine. Hirsh memang bukanlah keluarganya, tapi rasa sayang hirsh sama seperti halnya louin yang sangat mencintai sang kakak. Tak hanya itu ia juga ingin mengetahui perkataan terakhir yang dimaksud oleh mourine yang dikatakan padanya.

 

"Baiklah jika itu yang kalian inginkan" hirsh menyerah dan tak bisa berkata apapun.

 

Hirsh kembali masuk kedalam pintu rahasia itu, sedangkan Louin dan temannya melakukan perjalanan kembali setelah berdebat cukup panjang memakan waktu dengan hirsh. Perjalanan Louin dan temannya masih didalam hutan. Meskipun masih didalam hutan Hanya saja perjalanan menjadi lebih sulit dari sebelumnya, bahkan hewan pun mulai menunjukan jati dirinya. Dellio yang lebih sering diganggu oleh mereka merasakan takut dan merinding setelah melihat mahluk itu, padahal mereka adalah binatang kecil tapi cukup menyeramkan.

 

Sssseettttt...

 

Ssseettt...

 

Mayder menebas rerumputan yang telah menghalangi mereka berjalan keluar dari hutan.

 

Mayder menghentikan Louin dan temannya kembali.

 

"Ada apa lagi!" tanya miroka.

 

"Ada seseorang yang menghampiri kita, sembunyi" ucap mayder.

 

Mayder mendengar seseorang yang sedang memotong sesuatu juga seperti yang dilakukannya dengan halus beberapa pohon atau tanaman. Louin dan temannya bersembunyi disemak-semak. Berkamuflase menjadi tanaman agar tak diketahui musuh.

 

Pagi yang sudah tenang karena berhasil lolos dari botimalos, kini Louin dan temannya kembali masalah. Berkali-kali pula merek diselamatkan oleh mayder yang mempunyai keahlian didalam hutan. Meskipun mereka beruntung tapi tetap saja takkan mudah dihindari.

 

"Kalian ingin mati dengan bersembunyi ditempat ini, ditempat ini banyak sekali ranjau atupun jebakan-jebakan yang akan membuat kalian mati. Hewan saja tahu dan menghindarinya, justru karena itu tak ada hewan disini karena tak mendekati tempat ini" ucap hirsh yang datang menyusul.

 

Louin dan temannya semua akhirnya keluar setelah mendengar suara dari orang yang ia kenal dengan baik. Dellio senang akhirnya kakak sepupunya menyetujui untuk ikut bersama dengan mereka. Hirsh terpaksa melakukan semua itu karena Louin dan temannya khawatir terhadap anak-anak itu, mereka belum bisa berpikir dengan jernih hanya ada ego dan nekat yang ada dalam keinginanya.

 

"Hey, apa yang ingin kau lakukan?" teriak miroka melihat mayder yang kembali menyerang hirsh.

 

"Kau tidak usah takut aku akan mengatakan hal ini pada semua orang, kau tahu kalaupun aku meminta izin untuk ikut kalian, itu pastilah hal yang tidak mungkin mereka kabulkan" ucap hirsh yang telah menyatakan dirinya juga lari dari botimalos seperti mereka.

 

Hirsh bangga jika mereka punya keinginan yang kuat untuk menolong seseorang, tapi Louin dan temannya sebenarnya sungguh bodoh karena famin yang sudah penuh dengan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan saja bisa mati apalagi dengan mereka yang tak mempunyai satupun keahlian yang bisa diandalkan. Seperti yang hirsh rasakan sebelum menjadi famin ia juga pernah seperti itu dan setelah menjadi famin dipikirannya hanya ada semangat masa muda yang konyol.

 

Hirsh mengharapkan mereka tak menjadi seperti dirinya menjadi famin atau orang yang berurusan dengan dunia luar. Tapi ia tak bisa melarangnya. Suatu kebanggan menjadi orang yang terpilih tapi perjuangan dan pengorbanan yang didapat akan semakin berat pula. Apa yang dipikirkan tak sama dengan kenyataan.

 

"Heh... Kalian dengar disini aku yang akan memimpin, dengarkan aku baik-baik" ucap hirsh. Hirsh menunjukan kelima jarinya sebagai tanda kepemimpinannya untuk pasukan barunya, hirsh menunjuk dari jari telunjuk untuk mayder, jari tengah untuk louin, jari manis untuk dellio dan kelingking untuk miroka.

 

"Memangya aku terlalu kecil" miroka tak terima dengan hirsh yang menunjuknya kelingking.

 

"Kau tak usah mempermasalahkannya, ini bukan soal yang terkuat atau terbesar tapi kau dan dellio sudah sering bersama setidaknya kalian kompak apa yang harus kalian lakukan jika aku tak memberi perintah" jelas hirsh memberikan alasannya.

 

Miroka hanya mengangguk dan mengatakan, "owhhh"

 

"Ikuti aku... Kalian berjalan satu persatu sesuai urutan yang ku berikan pada kalian. Tetap pada jalan jangan sampai kalian salah mengambil langkah" Titah hirsh.

 

Hirsh sudah pasrah mengikuti sekumpulan anak remaja, entah harus bertemu atau tidak bertemu dengan sahabatnya mourine setidaknya ia bisa melindungi orang lain yang ia sayang juga. Yang diyakini hirsh, mourine pasti bisa menjaga dirinya sendiri meskipun dalam hatinya tetap merasakan khawatir namun ia lebih khawatir ketika ia harus melihat rombongan anak-anak yang entah itu bodoh atau berani. Hirsh hanya bisa menggelengkan kepala meskipun ia juga takut tentang keselamatannya. Dibanding dengan mereka kemampuan hirsh lebih unggul dan hisrh sudah siap jika ia harus mati demi melindungi mereka.

 

Petualang Louin dan temannya ditambah dengan satu orang yang kini bisa mereka andalkan. Setidaknya hirsh sudah mengetahui dunia luar, walaupun begitu mereka belum mengetahui kemana harus pergi untuk pertama kali. Mayder ataupun louin belum tahu kemana mereka harus pergi terlebih dahulu, menyelamatkan merrier atau mourine.

 

Bagaimanapun mayder sudah menantikan saat-saat seperti ini, tekadnya untuk menemukan dan menyelamatkan kakaknya kini telah datang, tak mungkin bagi louin untuk menyelamatkan kakaknya terlebih dahulu. Louin menghilangkan sifat egonya, ia mengikuti arus kemana teman-temannya akan pergi terlebih dahulu. Louin sangat yakin sang kakak bukanlah orang yang mudah di kalahkan, baginya sang kakak adalah kakak yang super kuat, tak hanya bisa membantu dirinya sendiri tetapi orang lain yang seharusnya ia lindungi. Louin tersenyum dengan penuh keyakinan.

 

Cahaya yang sudah terlihat dari jauh sana menandakan perjalanan didalam hutan sebentar lagi akan berakhir. Pagi kini sudah berubah menjadi siang, awan putih sudah hampir jelas terlihat. Louin dan temannya bersyukur perjalanan didalam hutan tidak terlalu menegangkan dan membuang tenaga karena Louin dan temannya tak menemukan musuh, pasukan kerajaan, serangan hewan ataupun jebakan yang sudah terpasang sebelumnya. Semua ini takkan terjadi jika hirsh tidak ikut bersama mereka.

 

Louin dan lainnya tiba di perbatasan hutan, mereka terdiam dan melihat semua pemandangan yang sangat menakjubkan mata. Louin dan temannya yang sudah berjajar dibibir hutan begitu terpesona melihat pemandangan didepannya. Mereka melihat beberapa bukit, sungai mengalir yang berada tepat didepannya dan pegunungan yang terlihat menjulang meskipun sangat jauh.

 

Louin dan temannya tak menyangka ada pemandangan yang seindah ini diluar botimalos. Hirsh yang melihat mereka hanya diam, apa yang mereka lihat sama seperti ia yang pertama keluar tapi hal itu berubah ketika hirsh menyusuri sungai ataupun melewati sungai ini.

 

"Indah bukan?" Tanya hirsh yang melihat mimik wajah mereka yang sangat senang.

 

"Indah sekali. Mengapa ini semua harus disembunyikan?' Ujar dellio yang sangat menikmatinya.

 

"Benar. Aku juga berpikiran seperti itu. Aku melihat sungai yang jernih tapi kau belum tahu apa yang ada didalamnya ataupun yang melewati aliran sungai itu" urai hirsh.

 

"Apa maksudmu? Sungai ini sungguh jernih dan menyegarkan" Tanya mayder pernasaran.

 

"Sebentar lagi, kau akan lihat" ucap hirsh.

 

Pucuk dicinta ulampun tiba, apa yang hisrh ucapkan menjadi kenyataan tak berapa lama setelah ia ucapkan hal itu. Louin dan temannya melihat sesuatu yang mengalir di aliran sungai yang jernih itu. Mereka terbelalak dan merasakan mual yang sangat. Mereka menutup mulut dan memalingkan muka karena tak kuasa dengan yang di lihat.

 

Beberapa mayat terbawa arus sungai itu, mayat yang bersimbah darah, kehilangan anggota tubuhnya, ada prajurit atupun mahluk yang sangat jelek tak berbentuk. Mereka benar-benar tak percaya dengan penglihatannya. Kini mereka mengerti yang dimaksud oleh hirsh sebelum melakukan perjalanan.

 

Tubuh Louin dan temannya merasa lemas melihat beberapa mayat itu. Pikiran Louin menjadi kalang kabut memikirkan kembali tentang kakaknya, ia tak tahu sama sekali hal seperti ini bisa terjadi. Mimik wajah Louin dan temannya yang awalnya sumeringah berubah menjadi mimik yang ketakutan dan sedih, keringat mereka terus keluar menetes lewat ujung rambut dan kulit mereka. Apalagi louin yang benar-benar lemas sampai ia terduduk melihat hal seperti itu.

 

"Bagaimana, kalian masih ingin melanjutkan perjalanan ini?" Tanya hirsh yang menguji kembali tekad Louin dan temannya.

 

"Aku terkejut dengan hal itu, tapi aku sudah bulat untuk pergi" ucap mayder dengan tegas.

 

"Dan kau louin, bagaimana denganmu?" Tanya hirsh.

 

Louin yang masih terduduk di tanah mencoba untuk mengendalikan dirinya sendiri. Sikapnya yang melihat mayat tak sama seperti miroka, dellio dan mayder. Louin dan temannya juga merasakan hal yang sama namun tidak dengan sikap louin seperti orang yang akan terbunuh. Ia terus merungkuk dengan keringat dinginnya, hirsh dan yang lainnya mengkhawatirkan sikapnya yang berlebihan melihat mayat.

 

"Ada apa denganmu louin?" Tanya miroka yang melihat temannya tak kunjung bangkit dari duduknya.

 

"Kalian beristirahatlah dulu, bukankah kalian belum tidur semalaman" ujar hirsh memerintahakan Louin dan temannya.

 

"Bagaimana aku bisa tidur di tempat dan keadaan seperti ini" sahut dellio.

 

"Kalian tak harus tidur, yang penting kalian pulihkan kondisi tubuh kalian, kalian tak usah takut, aku tahu harus pergi kemana, karena itu merupakan tempat aman yang bisa kita kunjungi" titah hirsh dengan memberikan solusi.

 

Sementara mereka bertiga beristirahat dengan bersandar atau memakan makanan yang mereka bawa, mereka masuk kembali kedalam hutan beberapa meter dari bibir hutan agar musuh tidak melihat mereka, jika musuh tak sengaja melewati tempat itu. Hirsh yang masih berada didekat sungai mencoba menepuk louin dan memanggil namanya, ia terus menanyakan yang terjadi pada louin, sehingga hirsh menyakini jika louin mengidap suatu penyakit yang membuatnya semakin parah.

 

Louin terus saja tertunduk dan tak mengatakan sepatah katapun. Ia terus menarik nafas berulang kali seperti orang yang telah kehabisan udara, hirsh bingung dan berusaha memapahnya, namun louin memegang pergelangan tangannya dan menolak bantuan hirsh. Pegangan louin sangat kuat dan erat, hirsh tak tahu apa yang terjadi pada louin dan hirsh pun semakin khawatir karena ulah louin yang tak kunjung menunjukan keadaannya yang baik.

 

"Apa yang terjadi padamu? sebaiknya kita kembali, aku tak peduli dengan perjalanan ini" hisrh mencoba untuk mengangkatnya.

 

Lagi-lagi louin menolaknya, louin mengangkat kepalanya masih dalam keadaan terduduk, hirsh melihat sesuatu yang baru pertama kali ini ia lihat dan tak percaya apa yang dilihatnya. Hirsh juga terduduk dan tercengang melihat wajah louin. Wajah louin sangat menderita sekali, ia mengeluarkan air mata yang terlihat sangat menyedihkan sekali. Tak hanya itu, hirsh juga melihat perubahan pada mata kanan louin dengan ukiran disekitar matanya.

 

Hirsh benar-benar tak menduga hal ini terjadi, hirsh kini mengerti maksud dari perkataan akhir mourine yang disampaikan padanya, hal seperti inilah yang membuat mourine melakukan hal yang terlampau jauh.

 

"Apakah hal ini, masih sering terjadi?" Tanya louin dengan merintih.

 

"Apa maksudmu? Mayat yang kau lihat ini hanyalah bagian terkecil dari dunia yang akan kau lihat. Lebih baik kita pulang" Hirsh masih tak percaya dan buru-buru mengajaknya untuk pulang.

 

"Elhos, apa dia kembali?" Ucap louin masih dengan rintihannya.

 

"Elhos, siapa dia? Kau bukanlah louin, siapa kau?" Ucap hirsh yang memang tidak mengerti apapun tentang elhos.

 

"Kau tak usah takut" ucap louin yang lain.

 

Hirsh menjadi takut dan serba salah dengan sisi lain dari louin, ia tak tahu apapun tentang louin. Hirsh menjadi lebih khawatir dari sebelumnya. Ia tak tahu sisi lain dari louin akan mencelakainya atau melindunginya. Hirsh juga berpikir kembali tentang mourine, mungkin yang dilakukan mourine akan dilakukannya jika hal itu terjadi pada saudaranya.

 

Perkataan terakhir mourine yang sempat membuat hirsh bingung kini telah terpecahkan sudah. Jika seperti ini yang terjadi pada louin tak mungkin bagi hisrh akan menunggu kedatangan mourine. Masalah yang menimpa louin benar-benar berbeda dan terasa sedikit menakutkan bagi hirsh. Hirsh terus memandangi louin yang merintih mengeluarkan air mata dan sangat menderita akan kesedihannya.

 

Sikap louin  membuat hisrh kini mengambil jalan yang sama dengan yang lainnya. Ia tak mungkin lagi kembali ke botimalos jika sisi louin meminta hal itu padanya. Mungkin hal ini juga yang bisa menyelamatkan mourine. Tujuan hirsh kini tak hanya untuk melindungi Louin dan temannya tapi karena sisi dari louin yang lain yang membuatnya harus mengambil jalan ini.

 

"Kak hirsh, mengapa aku sangat lemah sekali?" Ucap louin lemah dan langsung tak sadarkan diri.

 

"Aku bersyukur kini kau telah kembali louin" hirsh merasa lega.

 

QARINA R

JAKARTA, 11 DESEMBER 2015

 

LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bye, World
6837      1560     25     
Science Fiction
Zo'r The Series: Book 1 - Zo'r : The Teenagers Book 2 - Zo'r : The Scientist Zo'r The Series Special Story - Bye, World "Bagaimana ... jika takdir mereka berubah?" Mereka adalah Zo'r, kelompok pembunuh terhebat yang diincar oleh kepolisian seluruh dunia. Identitas mereka tidak bisa dipastikan, banyak yang bilang, mereka adalah mutan, juga ada yang bilang, mereka adalah sekumpul...
TRISQIAR
7359      1407     11     
Fantasy
Aku memiliki sesuatu yang berbeda. Ibuku bagaikan monster yang memelihara anak iblis. Teman hanyalah kata kiasan untuk mengutuk mereka Manusia bagiku hanyalah bayangan yang ingin aku musnahkan aku tidak pernah sama sekali memperdulikan hidupku karena aku tidak akan pernah bisa mati dan hal itu membuatku senang membunuh diriku sendiri. tapi karena kebiasaanku, sesuatu itu memberikanku kek...
Shinta
5590      1682     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Crystal Dimension
284      192     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
FIGURE 09
1454      557     3     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
Black Roses
28340      4079     3     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Code: Scarlet
21713      4061     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
Nyanyian Laut Biru
2001      708     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
Cute Monster
621      346     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Gloomy
535      344     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.