Read More >>"> Ssstt... Ada Yang Janggal
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ssstt... Ada Yang Janggal
MENU
About Us  

Sabtu Pagi ini, rombongan kemah SMPN 4 Wates berangkat ke Bumi Perkemahan Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta. Kepala sekolah menyediakan 2 truk untuk mengangkut barang siswa dan perlengkapan kemah, serta 6 bis untuk transportasi siswa. Tak lama kemudian, mereka tiba di sana dan segera mendirikan tenda masing-masing kelompok. Setelah itu, mereka melaksanakan upacara pembukaan perkemahan gugus depan SMPN 4 Wates. Kepala Sekolah membacakan aturan-aturan ketika berada di Bumi Perkemahan Kompleks Candi Prambanan.
Ketika upacara pembukaan berlangsung, tiba-tiba Novita pingsan. Aruni dan Laura pun segera menolongnya dan membawanya menepi. Sedangkan, Dhita berlari menuju pembina yang ada di sekitarnya untuk meminta izin agar Novita diperbolehkan tidak mengikuti upacara. Pembinya pun mengizinkannya. Aruni pun membawa Novita ke tenda agar Novita dapat beristirahat. Sebelum Aruni kembali ke lapangan upacara, Novita sempat sadar dan memanggil Aruni.
''Ar, tolong ambilin plastik,'' ucap Novita lemas.
Aruni pun mengambilkan plastik di tasnya dan memberikannya ke Novita. Novita pun memuntahkan bebannya yang dari tadi ia tahan sejak berada di bus ke dalam plastik.
''Ar, aku pusing banget. Padahal, aku dari rumah udah minum obat agar tidak mabuk kendaraan. Tapi, tadi di bus aku malah muntah. Terus aku minum obat lagi. Nyatanya, sekarang aku muntah lagi. Kayanya, obatnya nggak ngaruh deh,'' jelas Novita.
''Yaudah, sekarang kamu minum obat, terus kamu istirahat aja,'' ucap Aruni sambil mengambil obat dari tasnya.
Novita pun meminum obatnya dan akhirnya Novita sembuh. Aruni kembali ke lapangan upacara. Upacara pun selesai. Kegiatan selanjutnya adalah wide game dan lomba P3K. Regu Kenanga yang mengikuti wide game dan lomba P3K adalah Novita, Aruni, Sekar, Tania, dan Asri. 
Selama pelaksanaan wide game, Regu Kenanga dianggap regu yang paling bersemangat oleh para pembina. Ketika mereka memasuki area Candi Gedong Songo mereka terpisah, Novita dan Sekar tersesat. Aruni, Tania, dan Asri pun mencari mereka berdua. Begitu juga Novita dan Sekar, mereka berdua mencari kelompok mereka. Tak lama kemudian, Novita melihat kelompoknya. Lalu, ia menarik tangan Sekar dan berlari mengejar mereka. Mereka berlari tanpa melihat jalan. Akibatnya, Novita dan Sekar tersandung bebatuan dan terjatuh. Bebatuan itu tergeser dan berpindah dari tempat semula. Otomatis mereka menjadi ketakutan.
''Aduh, gimana ini? Kata Pak Kepala Sekolah, kita kan nggak boleh memindah bebatuan yang ada di candi,'' rengek Sekar ketakutan.
''Aduh, aku kok tiba-tiba pusing, ya?. Nanti kalau kita kena apa gitu, gimana?'' tanya Novita khawatir.
''Di sini kan ada penunggunya. Dulu, kakakku pernah kerasukan di sini. Terus, ibuku manggil dukun. Kata mbah dukun, kakakku kerasukan ruh roro jonggrang karena nggak sengaja njatuhin batu pas kegiatan cagar budaya,'' cerita Sekar.
''Ih, ngeri!'' Novita pun pingsan. Sekar berteriak minta tolong. Kebetulan, ada Regu Naga yang lewat. Sekar pun meminta tolong pada mereka.
''Tolong!'' teriak Sekar
''Eh, itu ada yang minta tolong. Kita tolongin yuk!'' ajak Ages.
Mereka pun berlari menuju Novita dan Sekar. 
''Kita pakai tandu kita aja buat ngangkut Novita,'' usul Fahri.
''Ah, biar aku gendong saja,'' tawar Dimas.
''Udah, gak usah modus. Mendingan kamu, Fahri dan Nova bawa Novita kembali ke tenda. Aku dan Ages akan lapor ke pembina,'' ucap Zeven membagi tugas.
''Oke!'' ucap Dimas, Fahri, dan Nova serempak.
''Novita kok bisa pingsan?'' tanya Dimas khawatir.
''Tadi aku dan Novita tersandung bebatuan di candi, bebatuan itu tak sengaja tergeser, Novita pusing, kami jadi ketakutan, lalu Novita pun pingsan,'' jelas Sekar.
''Yah, kalau gitu ceritanya...'' ucap Ages merinding.
''Aku nggak jadi nolong, ah!'' lanjut Nova ketakutan.
''Kok aku merinding, Ya?'' tanya Fahri sambil mengelus-elus lehernya.
''Anak!'' teriak Dimas secara tiba-tiba.
''Kun... Kun...,'' ucap Dimas terputus-putus.
''Kun Anta?'' canda Zeven.
''Kuntil childreen!'' teriak Dimas lalu tertawa picik.
''Aaaa! Kabur!'' teriak Nova seperti orang kebakaran jenggot.
Mereka semua lari terbirit-birit kecuali Dimas. Dimas malah tertawa terbahak-bahak. Sekar mulai heran dan bertanya,
''Kenapa lo nggak kabur?'' tanya Sekar.
''Kenapa lo nggak takut?'' tanya balik Dimas
''Loh, kok malah tanya balik? Cuma orang-orangan sawah gitu mah aku nggak takut. Pasti ini rencana lo biar bisa nggendong Novita?'' tanya Sekar curiga.
Dimas hanya mengangguk dan langsung menggendong Novita untuk dibawa ke tenda. Sekar pun mengikuti Dimas di belakangnya. Akhirnya, mereka pun tiba di tenda. Di dalam tenda ada Laura dan Dhita yang sedang mengiris sayuran. Dimas langsung menggeletakkan Novita di atas alas tenda.
''Novita kenapa?'' tanya Maya sok peduli.
''Kami tersandung bebatuan di candi dan tak sengaja menggeser bebatuan di candi dari tempat semula,'' jelas Sekar.
''Kalian ngapain motong sayuran di dalem tenda?'' tanya Dimas heran.
''Di luar panas,'' jawab Laura.
Aruni, Tania, dan Asri pun tiba di tenda. Mereka melepas sepatunya masing-masing dan bergegas melepas lelah di dalam tenda. Ketika mereka masuk, mereka kaget karena melihat Novita dan Sekar sudah berada di dalam tenda. Mereka juga khawatir akan keadaan Novita yang pingsan.
''Aku pikir kalian tersesat, ternyata kalian balik duluan,'' ucap Asri dengan wajah lega.
''Kenapa sih kalian nggak omong-omong dulu, kita kan jadi nggak ikut lomba P3K!''amuk Tania.
''Maaf. Sebenarnya, kita tersesat, kita nggak tau kalian ada di mana. Lagian, tu lihat sendiri!''ucap Sekar sambil menunjuk Novita.
''Emangnya Novita kenapa?'' tanya Aruni.
''Jelasin, Mas! Gue capek. Pasti lo dah hafal kronologinya,''suruh Aruni.
''Novita dan Sekar kesandung dan nggak sengaja membuat bebatuan yang ada di candi tergeser, Novita pun pingsan,'' jelas Dimas.
''Kok aku merinding ya?'' tanya Tania pada dirinya sendiri.
Novita pun sadar. Ribuan pertanyaan dari mereka pun meluncur deras bagai ocehan wartawan yang sibuk mencari gosip. Tapi, Novita hanya terdiam dan tidak merespon mereka sama sekali.
''Haha, jagung kok direbus,'' ucap Novita tiba-tiba sambil tertawa terbahak-bahak.
''Jangan-jangan... Dia kesurupan!'' teriak Dimas.
''Ssstt... Ada yang janggal,'' bisik Aruni.
''Plis jangan buat kita tambah takut!'' ucap Sekar.
''Lo tadi ikut kesandung kan? Tapi kenapa cuma Novita yang pingsan? Janggal kan?'' tanya Aruni.
''Iya sih,'' jawab Sekar mulai tenang.
''Kalau aku hitung, dalam sehari ini dia udah minum 3 tablet obat anti mabuk. Jangan-jangan dia overdosis sampai dia nggak sadar gini,'' ucap Aruni menenangkan mereka.
''Tuh kan. Aku dah nyangka kalau ini cuma mitos,'' ucap Sekar lega.
Akhirnya, mereka pun membawa Novita ke pos untuk meminta bantuan. Sebagian pembina pun membawa Novita ke rumah sakit terdekat. Ketika diperiksa dokter, ternyata benar bahwa Novita overdosis obat anti mabuk kendaraan.

Tags: @tlwc19

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dear.vira

    bagus ceritanya, jika berkenan tolong Like ceritaku juga ya https://tinlit.com/read-story/1436/2575
    terima kasih , smoga sukses selalu :)

Similar Tags
SAMIRA
271      159     3     
Short Story
Pernikahan Samira tidak berjalan harmonis. Dia selalu disiksa dan disakiti oleh suaminya. Namun, dia berusaha sabar menjalaninya. Setiap hari, dia bertemu dengan Fahri. Saat dia sakit dan berada di klinik, Fahri yang selalu menemaninya. Bahkan, Fahri juga yang membawanya pergi dari suaminya. Samira dan Fahri menikah dua bulan kemudian dan tinggal bersama. Namun, kebahagiaan yang mereka rasakan...