Read More >>"> Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS] (Cerita Devon) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
MENU
About Us  

Devon's Point of View

Yuki menatap mataku dalam-dalam dan air matanya mengalir turun. Ingin rasanya kupeluk tubuh mungilnya erat-erat. Tapi aku takut jika aku melakukannya maka aku tidak akan sanggup melepaskannya lagi. Lalu ia membenamkan wajahnya di dadaku dan memelukku. Aku berusaha mati-matian menahan air mata yang sudah siap tumpah dari pelupuk mataku. Isakan gadis mungil ini membuat pertahananku roboh seketika dan tangis yang sudah kutahan begitu lama pun pecah. Aku merasa sangat canggung. Rasanya aku baru mengenal Yuki belum terlalu lama tapi aku merasa telah mengenalnya sepanjang hidupku. Aku sekarang tahu rasanya jatuh cinta. Rasanya manis dan pahit. Manis sekali rasanya saat aku bersama Yuki. Aku seolah merasa aku mempunyai semangat untuk hidup lagi. Aku merasa menjadi orang yang sangat bahagia. Tapi jatuh cinta juga pahit rasanya. Karena terkadang orang yang kaucintai itu tidak boleh kaumilikku. Yuki tidak boleh kumiliki karena aku akan membuatnya menangis lebih keras ketika aku pergi jauh nanti. Aku tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Kudorong lembut tubuh Yuki yang masih berguncang hebat karena tangisannya. Aku sudah lebih tenang dan air mataku sudah berhenti mengalir. Kuusap air mataku yang masih menempel di wajah. 

"Pulanglah, Yuki. Lo harus istirahat. Kan besok hari sekolah," kataku sambil berusaha tersenyum.

Sejujurnya aku tidak ingin dia pergi. Aku ingin dia di sini, duduk di kursi di sebelah ranjang rumah sakit ini dan menemaniku. Tapi aku tidak boleh egois. Aku harus menjauhkan Yuki dariku sebelum terlambat. Sebelum dia jatuh cinta dan sebelum aku terperosok terlalu dalam.

"Nggak. Gue bakal nemenin lo di sini," katanya.

Kupejamkan mataku karena aku sudah menduga dia akan berkata begitu. Please Yuki. Tolong jangan membuat melepaskanmu menjadi lebih sulit.

"Pokoknya gue nggak mau pulang. Coba aja pindahin gue dari kursi ini kalo lo bisa," tantangnya. 

Aku mendecak dan dia tersenyum dengan kilatan di matanya. Dia pasti sudah merasa menang. Aku tidak memaksanya karena sejujurnya aku senang dia mengatakan bahwa dia akan tetap ada di sini.

"Jadi coba ceritain tentang diri lo," kata Yuki. 

"Ceritain tentang diri gue?"

"Iyah. Kita kan selalu ngomongin yang nggak penting dari kemarin-kemarin. Gue belom bener-bener tahu tentang lo. Lo juga belom bener-bener tahu tentang gue kan. Kita ambil positive nya aja dari semua ini. Sekarang kita punya waktu buat saling mengenal," katanya ceria.

"Ide yang bagus kan?" lanjutanya

Ide yang buruk. Tapi aku tersenyum dan mengangguk.

"Jadiiii.."katanya penuh harap. Mata jailnya itu membuatku tersenyum lagi.

"Well, nggak ada yang asik tentang gue sih. Seperti yang lo tahu gue tinggal di Indonesia sampe gue kelas 4 SD. Terus gue ikut nyokap gue pulang ke Jerman. Kita tinggal di Wuerzburg,"

"Terus?"

"Terus ya udah. Gitu ajah,"

"Loh? Ah, nggak rame ceritanya. Lanjutin dong,"

"Terus kamu maunya cerita yang mana?" tanyaku malas-malasan.

"Kok jadi aku-kamu? Jangan-jangan lo suka gue yahhhh??" sindirnya lagi.

Right on point! Kataku dalam hati.

"Ge-er banget sih lo jadi orang. Lo kan dah punyanya Ryo."

"Kata siapa gue udah punyanya Ryo?"

"Loh bukannya iyah?" tanpa sadar nada bicaraku terdengar agak sinis. Sebelum aku sempat meralat ucapanku, Yuki sudah tertawa.

"Jadi kalo gue belom punyanya Ryo lo berniat jadian ama gue?"

"Gila. Ge-er banget lo ternyata," aku ikut tertawa mendengarnya. Benar deh, baru kali ini aku ketemu cewek se-percaya diri ini. Tapi aku suka.

"Biarin!" Yuki pun cemedut dan melipat tangannya di depan dada.

"Yah Ngambek! Iyah deh gue lanjutin ceritanya."

"Gitu dong dari tadi."

"Jadi gue dibesarin sama single mother di sana. Nyokap gue bukan nyokap yang penuh perhatian jadi gue banyak menghabiskan waktu sendirian. Gue juga nggak punya terlalu banyak temen di sana."

Kukira Yuki akan menimpali dengan ejekan atau semacamnya setelah menyadari bahwa aku tuh ternyata kuper banget. Tapi ternyata dia tetap duduk manis dan menunggu aku melanjutkan ceritaku.

"Gue tahu penyakit gue ini waktu gue duduk di bangku SMP. Tapi gue nggak pernah kasih tahu nyokap. Sampai tahun lalu akhirnya nyokap nemuin obat-obatan dan surat dokter di kamer gue. Nggak tahu deh dia kesamber apa sampe tiba-tiba berniat bersihin kamer gue yang udah nggak dia masukkin selama bertahun-tahun."

Aku sadar mataku menerawang. Aku ingat jelas kejadian itu. Aku baru pulang dari sekolah, sekitar jam 6 sore karena ada kerja kelompok. Pintu kamarku terbuka dan ibuku sedang berdiri memunggungiku. Aku bisa mendengarnya terisak dan munculah secercah harapan bahwa sebenarnya dia peduli kepadaku. Dia mendengar langkahku yang mendekat dan berpaling menghadapku. Wajahnya sangat acak-acakan dan terror tergambar jelas di sana.

Aku pun mencoba memeluk ibuku yang sudah tak kupeluk sejak kutinggalkan tempat kelahiranku, Indonesia. Dia membiarkanku memeluknya dan dia memelukku kembali. Hatiku sangat bahagia. Rasanya aku tidak peduli jika Tuhan memanggilku saat itu juga. 

Tapi takdir seolah tidak mengenal ampun padaku. Ibuku tidak menangisiku. Ternyata dia menangisi dirinya sendiri. Dia takut kutinggal dan dia akan hidup sendirian. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri. Aku baru mengetahui hal itu sejak dia mulai kalap dan pergi berkencan dengan banyak pria setiap harinya. Sampai akhirnya ia menemukan pilihannya, seorang pria Perancis yang telah memiliki 3 orang istri. Sepertinya pria itu sangat kaya dan ibuku bahkan tidak peduli bahwa ia hanya akan menjad istri simpanan untuk yang kedua kalinya.

"Terus nyokap lo gimana reaksinya?" suara Yuki membuyarkan lamunanku.

"Dia nggak peduli," jawabku seadanya. Kulihat aura wajah Yuki berubah. Dia menatapku dengan berbagai perasaan yang tak dapat kubaca. Apakah itu iba?

"Gue nggak apa-apa. Lo nggak usah ngasihanin gue. Gue nggak butuh dikasihani," kataku.

Yuki terlihat terkejut dan tubuhnya menjadi tegang.

"Gue..Gue nggak bermaksud kayak gitu," kataku cepat-cepat.

"Nggak apa-apa," katanya lagi.

Walaupun dia bilang nggak apa-apa. Aku tahu bahwa kata-kataku telah menyakiti hatinya. Aku memang tidak berguna.

"Kalo gitu gue pulang dulu deh yah. Lo istirahat yang banyak. Besok gue dateng lagi sepulang sekolah," kata Yuki. 

Ia beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu dan membuka pintu itu.

"Yuki, gue minta maaf," kataku buru-buru. Tapi Yuki tetap pergi.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • Kang_Isa

    Keren. Lanjut, ya. Sukses selalu. :)

    Comment on chapter Prolog
  • TamagoTan

    @ikasitirahayu1 Salam kenal juga! :) Thank you dah mampir yah.

    Comment on chapter Prolog
  • ikasitirahayu1

    Salam kenal, kak

    Comment on chapter Sang Salju dan Sang Awan
Similar Tags
Rain Murder
1288      534     7     
Mystery
Sebuah pembunuhan yang acak setiap hujan datang. Apakah misteri ini bisa diungkapkan? Apa sebabnya ia melakukannya?
Perjalanan Move On Tata
432      285     0     
Short Story
Cinta, apasih yang bisa kita katakan tentang cinta. Cinta selalu menimbulkan rasa sakit, dan bisa juga bahagia. Kebanyakan penyakit remaja sekarang yaitu cinta, walaupun sudah pernah merasakan sakit karena cinta, para remaja tidak akan menghilangkan bahkan berhenti untuk bermain cinta. Itulan cinta yang bisa membuat gila remaja.
the invisible prince
1515      811     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Pahitnya Beda Faith
427      302     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
Ikhlas, Hadiah Terindah
591      367     0     
Short Story
Menceritakan ketabahan seorang anak terhadap kehidupannya
I\'ll See You In The Future
423      298     3     
Short Story
Kasus pencurian berlian bernilai 10 milyar telah terungkap! Detektif hebat itu telah menemukan siapa pelakunya. Akan tetapi, siapa sangka, strategi kriminal itu merupakan perbuatan yang mulia. Kau tertangkap basah!
Kebaikan Hati Naura
560      298     9     
Romance
Naura benar-benar tidak bisa terima ini. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Tapi, walaupun mengeluh, mengadu panjang lebar. Paman dan Bibi Jhon tidak akan mempercayai perkataan Naura. Hampir delapan belas tahun ia tinggal di rumah yang membuat ia tidak betah. Lantaran memang sudah sejak dilahirikan tinggal di situ.
THE BOY WHO COULD SEE TIME
314      211     1     
Short Story
A story about a boy who uses time to help the world.
It Takes Two to Tango
419      305     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Alzaki
1496      681     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...