Read More >>"> The Black Hummingbird [PUBLISHING IN PROCESS] (Kegan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Black Hummingbird [PUBLISHING IN PROCESS]
MENU
About Us  

Penjaga itu menatap Jaxon lekat-lekat. Kemudian ia membuka kain yang menutupi separuh wajahnya. Mata Jaxon melotot ketika menyadari siapa penjaga itu sebenarnya.

“Lo.. Pengkhianat!” Bisik Jaxon dengan nada mengecam pada penjaga itu.

“Kegan?!” Ternyata Bram masih bisa bersuara meskipun wajahnya sudah mencium lantai sedari tadi.

“Kaget?” tanya Kegan dengan nada menghina.

Jaxon terdiam, tidak sanggup menjawab pertanyaan Kegan. Hanya matanyalah yang berbicara, menatap Kegan dengan nanar dan bara api yang meletup-letup.

“Telepon keluarga Kim. Bilang anaknya nyusup ke sini,” kata Papa William. 

Clayton sendiri menyerahkan Jaxon pada penjaga yang lain supaya ia bisa menelepon keluarga Kim. Sebelum pergi, ia menyeringai kepada William, menunjukkan kemenangannya. Sekarang Clayton yakin bahwa Papanya akan lebih menyayangi dirinya dibanding William. Sedikit lagi dan takhta keluarga Nakamura akan jatuh ke tangan Clayton. Tidak mampu menerima kekalahannya, William hampir saja melempar tinjunya ke rahang Clayton kalau Papanya tidak merangkul pundak adiknya itu dan meninggalkan William.

“Tuan muda.” Tanpa disadari William, beberapa penjaga sudah mendorong tubuhnya kembali ke dalam kamar.

“Heh?! Mau apa lo?! Buka pintunya!” seru William. Suara pintu dikunci menyadarkan William dari keterkejutan dan kemarahannya. Ternyata Papanya sudah memerintahkan para penjaga untuk mengurung William di kamarnya.

William pun jatuh terduduk. Ditinjunya lantai kayu berkali-kali untuk melampiaskan amarahnya. Apa yang sudah ia perbuat? Ia tanpa pikir panjang menyelundupkan anak musuh bebuyutan Papanya ke dalam rumah? Sekarang Jaxon dan William berada di ujung tanduk. Mereka hanya bisa berharap bahwa Bram, Clyde, Rhea dan Kiran tidak akan ikut terseret ke dalam peperangan keluarga mereka ini.

“Jaxon..Psst..Jaxon!” Bram berbisik pada Jaxon yang dikunci di sel penjara yang besebelahan dengan sel Bram.

“Apa?” tanya Jaxon. Suaranya tenang. Lebih tepatnya, pasrah.

“Pikirin cara kita kabur, woy!” bisik Bram dengan nada memaksa.

“Buat apa? Nggak ada gunanya,” jawab Jaxon.

“Terus lo mau kita mati busuk di sini?” tanya Bram, tidak mau kalah.

“Sebentar lagi pasti bokap gue ke sini. Nggak mungkin kita mati busuk. Paling ada mati kebakar,” kata Jaxon, masih dengan nada suara yang dingin.

Alih-alih tenang, Bram makin panik.

“Sialan! Ini semua gara-gara burung bangke itu! Rhea sekarat! Kiran dan Clyde nggak tahu di mana! Lo dan gue dipenjara dan William dikerem! Keluarga lo bakal ngebakar kita idup-idup lagi..” kata Bram kepada dirinya sendiri.

Jaxon sendiri tidak protes. Ia diam saja, membiarkan Bram mengeluarkan segala emosinya. Ia sendiri butuh waktu untuk menyusun rencana. Bukannya menyerah dan tidak ingin berusaha kabur. Hanya saja di saat seperti ini, Jaxon yakin tindakan gegabah malah akan membuat mereka celaka. Jaxon juga percaya bahwa betapa pun kejamnya Papanya, ia tidak mungkin ngebakar rumah ini kalau Jaxon masih ada di dalam. Bagaimana pun juga Papanya butuh Jaxon sebagai penerus. Jaxon penting buat klan Kim.

Yang Jaxon khawatirkan saat ini bukanlah dirinya dan Bram, melainkan William. Tidak seperti dirinya yang merupakan pewaris tunggal, Papa William masih punya Clayton. Kalau William berkhianat atau tewas sebagai tahanan perang, Clayton sudah pasti diangkat jadi putera mahkota.

“Gue curiga. Ini semua kelakuan Clayton,” suara Jaxon yang tenang menghentikan rentetan makian yang sedari tadi dikeluarkan mulut Bram.

“Hah? Maksud lo Kegan?” 

“Nggak. Maksud gue emang Clayton. Dia orangnya keliatan nggak baik. Gue rasa dia sengaja ngelaporin gue buat ngejatohin William. Dia udah ngincer,” kata Jaxon.

Bram terdiam dan berbagai jawaban mulai muncul di kepalanya. Tubuhnya menggigil ketika jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sedari tadi tak dapat ia pecahkan kini tersodor.

“Jadi Clayton adalah Black Hummingbird? Atau seenggganya bekerja bareng Black Hummingbird?” gumam Bram.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • TamagoTan

    @Kang_Isa Thank you so much! Salam kenal juga, Kak! Nanti aku mampir yah ke cerita Kakak!

    Comment on chapter Prolog
  • Kang_Isa

    Keren. Ceritanya mistis banget, ikutan merinding juga. Salam kenal, Kak. Jika berkenan, mampir juga di ceritaku, ya.
    Salam semangat selalu. :)

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
My Rival Was Crazy
95      81     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Daybreak
2935      1468     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Chrisola
619      365     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
SUN DARK
366      227     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
Surat Terakhir untuk Kapten
550      393     2     
Short Story
Kapten...sebelum tanganku berhenti menulis, sebelum mataku berhenti membayangkan ekspresi wajahmu yang datar dan sebelum napasku berhenti, ada hal yang ingin kusampaikan padamu. Kuharap semua pesanku bisa tersampaikan padamu.
Dear Groom
453      320     5     
Short Story
\"Kadang aku berpikir ingin seperti dulu. Saat kecil, melambaikan tangan adalah hal yang aku sukai. Sambil tertawa aku melambaikan tangan pada pesawat yang lewat. Tapi sekarang, bukan seperti ini yang aku sukai. Melambaikan tangan dengan senyuman terpaksa padanya bersama orang lain.\"
Gino The Magic Box
3013      990     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Sekotor itukah Aku
346      259     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
She Is Falling in Love
466      278     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
The Maiden from Doomsday
9956      2150     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...