Read More >>"> LABIL (Plin-plan) (Bab Sembilan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LABIL (Plin-plan)
MENU
About Us  


Terlihat Hilman sedang mengerjakan jadwal piket, yaitu beres-beres di kelas dan membersihkan lantai di kelas bersama dengan ketiga temannya.
"Waktu pensi kemaren, gue kan lagi muter musik ya," kata Hilman terputus.
"Terus?" tanya salah satu temannya.
"Gue puter sama penyanyi-penyanyinya," jawab Hilman.
Krik... Krik... Krik... Krik....
Lelucon yang dibuat Hilman tidaklah lucu. Membuat semua teman-temannya menatap aneh ke arahnya. Lalu ia pun mengalihkan pandangannya dengan menyelesaikan tugas piketnya sembari menggumam sebuah nyanyian yang ia lantunkan.
"Syalalala ... Nananana ...." Lantunan Hilman yang kurang jelas 
Setelah beberapa saat semuanya selesai, Hilman mulai berpamitan kepada teman-temannya yang lain. Mereka pun berpisah. Lalu Hilman ingat dengan pesan yang disampaikan oleh Rizwan, bahwa ia harus segera menemui seseorang di kelas yang lain. Karena sudah terlalu lama membuatnya menunggu, Hilman pun berjalan menghampiri orang itu.
"Ada apa ya? Siapa?" Hilman terus bertanya-tanya.
Saat mendekati ruang yang dituju, terlihat ada seorang gadis yang sedang duduk, menunggu dirinya untuk segera menemuinya. Perasaan Hilman mulai terasa gugup akan hal itu, pasalnya ia baru pertama kali menemui seorang gadis di tempat dan suasana yang sesepi ini.
Hilman mulai membukakan pintu kelasnya, Ghinta terkejut dan menoleh dengan suara pintu itu. Lalu Hilman terpelonjak melihat ada Ghinta yang sedang duduk dibangku ujung kelasnya.
"Ebuseeet ... Gue kira hantu! Ternyata lo ya?" ujar Hilman.
"Biasa aja kali! Jangan berlebihan kek gitu," sahut Ghinta.
Hilman terkekeh, lalu ia berjalan masuk dan menghampiri Ghinta. Ia berjalan secara perlahan, karena ia ingin melihat-lihat situasi di dalam kelas Ghinta. Sungguh takjub! Karena ia melihat ada banyak hiasan dinding seperti Asma'ul Husna yang dibuat dengan huruf caligraffi, lalu hiasan dinding seperti bunga dan kupu-kupu, juga kelas yang bersih tanpa banyak coretan di dinding.
"Wow! Kelasmu lumayan indah," puji Hilman.
"Terimakasih. Itu semua ideku," sahut Ghinta yang teramat percaya diri.
Hilman melongo, lalu ia tersenyum aneh kepada Ghinta. Ia pun menghampiri Ghinta dan duduk di depannya, saling berhadapan satubsama lain. Mereka berdua terdiam. Suasana menjadi semakin sunyi. Hanya hembusan angin diluar jendela yang terdengar. Mereka saling memalingkan pandangan satu sama lain, seperti kebingungan untuk berbicara.
"Jadi ...." Mereka berdua mengatakan satu kata yang sama.
"Lo dulu," ujar Ghinta.
"Lo dulu. Karena lo yang nyuruh gue ke sini," sahut Hilman.
"Ok. Gue dulu," ucap Ghinta. Ghinta pun menarik napasnya dalam-dalam. Mengontrol dirinya agar tidak terlalu panik dan juga gugup. "Sebenarnya gue suka sama lo, Hil," kata Ghinta dengan lancar.
Hilman melongo mendengar kalimat yang Ghinta ucapkan. Ia bertemu hanya beberapa kali, kenal juga tidak, dekat juga tidak, bahkan Hilman tidak tahu tentang Ghinta. Mungkin Hilman berada di dalam mimpi.
"Serius?" tanya Hilman tak percaya.
"Awalnya g-gue suka sama lo saat acara pensi kemaren." Ghinta berbicara dengan terbata-bata karena gugup, "Gue suka lihat senyum lo, gue suka suara lo, gue suka denger lo nyanyi, dan gue... gue suka tentang lo." Ghinta menjelaskan semuanya kepada Hilman.
Hilman masih terdiam kaku mendengar kalimat dari Ghinta. Ia benar-benar merasa tak percaya dengan hal itu. Bahkan Hilman tidak tahu maksud dari pernyataan perasaan Ghinta terhadapnya itu adalah benar atau hanya lelucon belaka.
"Terus sekarang gimana?" tanya Hilman yang masih kebingungan dengan jawaban yang harus ia berikan kepada Ghinta.
"Mm... Terserah lo aja." Ghinta pun sama-sama kebingungan dengan hal itu. Pengennya sih, dia ingin mencoba untuk jadi pacar Hilman. Namun ia menebak bahwa dirinya memang akan ditolak. Karena melihat caranya menatap dan berbicara seperti itu, seperti meragukan.
"Mungkin kita akan mencobanya."
Mendengar kata mencoba, membuat jantung Ghinta kembali berdebar semakin cepat. Sulit untuk dikendalikan lagi, karena ini adalah pertama kalinya ia menyatakan perasaannya secara langsung.
"Maksudnya?" tanya Ghinta meminta sebuah penjelasan.
"Kita coba aja dulu untuk menjalani sebuah hubungan ini," jelas Hilman.
"Jadi kitaaaa...."
"Ya! Kita pacaran aja sekarang."
Jawaban itu adalah jawaban yang membuat perasaannya begitu sangat senang. Begitupun dengan Hilman. Hari sebelum pertemuan mereka, Hilman sempat menyatakan perasaannya kepada seorang wanita yang sekelas dengan Rizwan, namun ia ditolak olehnya. Suatu hal yang bagus dan sebuah kesempatan bagi Hilman untuk bisa cepat moveon.
*Flashback
Angin berhembus kencang, membuat rambut poni milik Hilman tersapu ke atas. Terlihat ia berjalan melewati berbagai kelas, lalunia menuruni anak tangga sekolah. Di bawah tangga, terlihat ada seorang gadis yang sedang berdiri menunggunya. Lalu Hilman menghampiri dia dengan penuh rasa gugup.
"Hai! Apa kabar?" sapanya.
Gadis itu tersenyum, "Baik."
Hilman sudah mengumpulkan semua keberaniannya selama ini, lalu ia pun mulai menyatakan sebuah kejujuran yang sudah ia pendam sejak lama.
"Gue sebenernya suka sama lo. Dari dulu. Mau kan, lo jadi pacar gue?" tanya Hilman spontan pada intinya.
Gadis itu terlihat kebingungan, lalu ia memasang raut wajah yang awalnya bersinar, kini menjadi kelam.
"Maaf! Lo bukan tipe gue, tubuh lo nggak gagah. Lo juga belum dewasa. Jadi maaf banget. Gue lagi pengen cari yang lebih dari lo." Gadis itu menolak Hilman mentah-mentah tanpa berpikir panjang terlebih dulu. Lalu gadis itu pergi meninggalkan Hilman sendirian di sana.
Perasaan Hilman kecewa, marah, malu dan ia sulit menerima kenyataan bahwa dirinya telah ditolak oleh gadis itu. Ia menyadari bahwa dirinya memang kecil, tidak begitu tampan, bahkan penampilannya saja tidak begitu rapi. Namun, Hilman menyadari perbedaan dirinya dengan gadis itu sangatlah beda jauh. Maka dari itu, ia merasa minder untuk mendekati para gadis. Yang membuatnya merasa semakin kecewa adalah jawaban darinya yang menunjukkan bahwa diri Hilman lebih buruk dari pria lain.
******
Hilman dan Ghinta mulai keluar dari kelas, namun ketika mereka berdua keluar dan menuruni anak tangga dengan saling berpegangan tangan, tiba-tiba beberapa orang teman menyerang mereka dari arah depan dan belakang.
Byuuuurrr....
Suara air membasahi badan Ghinta dan juga Hilman.
Cplok....
Suara telur yang tiba-tiba dilempar oleh beberapa temannya, mendarat tepat di badan dan juga kepala mereka. Hal itu, membuat Ghinta tidak merasa heran. Karena kebetulan hari ini adalah hari ulangtahunnya yang 17 tahun.  Sedangkan Hilman memang tidak tahu apa-apa tentang acara ini, yang ia tahu hanyalah Ghinta menunggunya di dalam kelas sendirian.
"Ada apa ini?" tanya Hilman kebingungan.
"Sebenarnya hari ini ulangtahun Ghinta. Jadi kita ngerayainnya kek gini," jawab salah satu temannya..
Hilman masih melongo dan belum mengerti. Pasalnya ada sebuah rencana yang lain yang temannya rencanakan secara diam-diam.
"Kalian jadian ya? Selamat ya! Yeeeay...." Salah satu temannya yang lain mengucapkan selamat dengan memberikan sebuah semburan air seember kepada mereka.
"Aaaaaaaa ...," teriak Ghinta.
Mereka tertawa terbahak-bahak. Hilman pun ikut tertawa, walaupun ia tidak tahu apa yang harus ditertawakan olehnya. Lalu setelah itu, Hilman mengantarnya untuk pulang ke rumah.
*Flashback End....

How do you feel about this chapter?

0 1 2 0 2 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • ShiYiCha

    Lucu n seru bangett prolognya🤣. Bikin semangat bacanyaa OMG.

    Comment on chapter PROLOG
  • GNR

    👍👍👍

    Comment on chapter Bab Enam
  • Bulan_Lani

    Semoga merasa terhibur ya! 😊

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Kebugaran cinta
338      247     0     
Romance
Meskipun sudah memiliki harta kekayaan yang berlimpah tidak membuat martia merasakan ketulusan dan bahagia. Orang tua martia selalu sibuk mengejar karir dan kesuksesan sampai-sampai martia dari kecil sampai besar harus dirawat oleh asisten rumah tangganya. Kebiasaan buruk martia selalu melampiaskan kekesalan, kekecewaan, dan juga kesedihan nya dengan cara ngemil makanan sehingga tanpa sadar bera...
My Selenophile
622      418     2     
Short Story
*Selenophile (n) : A person who love the moon Bagi Lasmi, menikmati keheningan bersama Mahesa adalah sebuah harapan agar bisa terus seperti itu selamanya. Namun bagi Mahesa, kehadiran Lasmi hanyalah beban untuk ia tak ingin pergi. \"Aku lebih dari kata merindukanmu.\"
Si Mungil I Love You
568      334     2     
Humor
Decha gadis mungil yang terlahir sebagai anak tunggal. Ia selalu bermain dengan kakak beradik, tetangganya-Kak Chaka dan Choki-yang memiliki dua perbedaan, pertama, usia Kak Chaka terpaut tujuh tahun dengan Decha, sementara Choki sebayanya; kedua, dari cara memperlakukan Decha, Kak Chaka sangat baik, sementara Choki, entah kenapa lelaki itu selalu menyebalkan. "Impianku sangat sederhana, ...
Kenangan Masa Muda
6147      1730     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
Haruskah Ku Mati
33848      5327     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
Panik Kebiasanku
312      179     2     
Short Story
Hanum Farida itu namaku, Hanum adalah nama panggilanku. Usiaku sekarang baru menginjak 17 tahun. Aku tinggal di sebuah desa kecil di perbatasan antara kabupaten Mojokerto dan kabupaten Pasuruan. Dan ini adalah ceritaku, ketika aku masih duduk di bangku SMP. Liburan kelas 9 adalah masa-masa akhir sekolah dan berkumpul bersama teman seperjuangan. Ya.. Seperti biasa, jika anak-anak SMP selalu...
REWIND
13039      1814     50     
Romance
Aku yang selalu jadi figuran di kisah orang lain, juga ingin mendapat banyak cinta layaknya pemeran utama dalam ceritaku sendiri. -Anindita Hermawan, 2007-
Surat untuk Tahun 2001
3449      1828     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Over panik
310      185     1     
Short Story
Kalian semua pasti pernah merasakan yang namanya panik. Gara gara kepanikan yang tidak terkontrol menciptakan perilaku yang kurang wajar.
MAMPU
5511      2120     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...