Read More >>"> The Eye (Part Satu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Eye
MENU
About Us  

"Sayang,bangun mau sampai kapan tidur terus? Nanti telat ke kantornya",ujarku membangunkannya dengan suara lembut
"Hmm,sudah jam berapa sekarang,sayang?"
"Sudah jam 7 loh,nanti kamu kesiangan"
"Sini dulu ah",ujarnya menarikku sehingga badanku jatuh ke pelukannya. Beginilah kerjaan suamiku tiap pagi,dia selalu romantis dan ingin dimanja.
"Sayang,masih belum puas apa tadi malam",ujarku sambil mencium pipinya
"Masa di pipi,disini dong",ujarnya sambil menunjuk bibirnya
"Nggak ah,mandi dulu yang bersih,baru aku mau"
"Yaah,kok gitu. Aku nggak mau bangun ah kalau gitu",ujarnya ngambek
"Iya deh",ujarku mengalah dan mencium bibirnya
"I love you"
"I love you too"
Sambil menunggu Ong mandi aku menyiapkan sarapan untuknya yaitu spaghetti favoritnya. Suamiku ini memang tiap pagi harus makan spaghetti dan susu hangat. Memang lain daripada yg lain Ong sama sekali tidak suka minum kopi untuk sarapan.
"Nah,gitu khan cakep",ujarku memujinya yang sudah berpakaian dengan rapi
"Iya dong,suami siapa dulu",ujarnya tersenyum manis
"Dasar pagi-pagi sudah menggoda,buruan nanti telat"
"Ah,malas banget hari ini ke kantor,sudah ada kasus lagi",ujarnya mengeluh
"Kasus apa lagi? Itu yg membuat kamu mengeluh tadi malam dan tiba-tiba ingin dimanja"
"Kemarin kita menemukan jasad seorang gadis yang mati terbunuh tanpa darah di hotel"
"Hah? Tidak ada darah? Maksudnya?"
"Iya,jasadnya seperti orang tidur"
"Mungkin dia disekap pakai bantal"
"Tidak juga,semuanya bersih layaknya orang tidur"
"Tapi jasadnya sudah teridentifikasi belum? Bisa jadi dia diracun"
"Sudah dan gadis itu seorang model namanya Yeri usia 18 tahun"
"Wah masih muda,terus nggak diautopsi sayang? Biar ketahuan meninggalnya gimana"
"Keluarganya menolak sayang,itulah yg membuat kita susah dan kita masih selidiki"
"Pasti keluarganya sangat shock dan wajar sih kalau keluarganya menolak autopsi"
"Ah,iya. Ohya,pekerjaan kamu gimana sayang?"
"Pekerjaanku masih dalam taraf normal kok sayang,jangan khawatir. Yuk kita berangkat kerja sekarang. Nanti telat"
"Hari ini aku antar kamu ke kantor,biar kamu nggak capek bawa mobil sendiri nanti pulangnya aku jemput"
"Adeuuuh,perhatian sekali sih suamiku yg satu ini"
"Iya dong harus"
Akhirnya aku sampai juga di kantor dan aku langsung menuju ke ruanganku. Aku penasaran dengan kasus yang sedang ditangani suamiku,langsung aku browsing mencari beritanya dan benar beritanya sudah heboh. Walaupun aku kerja sebagai wartawan tetapi spesialisasi tugasku hiburan bukan kriminal. Pada saat melihat foto anak itu semuanya langsung kebaca samaku. Iya,aku mempunyai kemampuan khusus dapat membaca masa lalu dan masa depan seseorang lewat matanya bahkan aku dapat mengetahui umur orang itu sampai kapan. Bukan mau mendahului Tuhan karena semua kembali pada-Nya. Mengenai kemampuanku ini Ong sama sekali tidak tau dan kalau bisa jangan sampai tau.
"Ternyata pembunuhnya orang itu. Sungguh tidak diduga,gadis ini mati dibunuh sama dia. Aku harus menemui orang itu untuk tau bagaimana dia membunuh gadis ini",ujarku
"Riffa!",teriakku pada sekretarisku
"Iya bu. Ada apa?",ujar Riffa masuk ke ruanganku
"Saya mau minta tolong cari tau alamat Dokter Hendery"
"Dokter Hendery? Siapa dia bu?"
"Tolong carikan alamat tempat prakteknya kalau tidak salah dia dokter bedah plastik yang ada di Jakarta"
"Baik bu akan saya cari tau"
"Jangan lama-lama,secepatnya"
"Baik bu"
Sambil menunggu Riffa aku mengambil buku catatan rahasiaku dimana setiap sehabis membaca seseorang aku langsung menulisnya  sedetail mungkin.
Gadis ini bernama Yeri dia mati diusia 18 tahun,seharusnya dia mati diusia 50 tahun,tidak diduga kematiannya datang lebih cepat. Masa depannya lebih cerah jika dia melanjutkan pendidikannya dan bukan menjadi seorang model. Wajahnya sudah cantik buat apa dia harus mengoperasi wajahnya dan jatuh ke tangan laki-laki itu. Bisa jadi ini semua karena pengaruh masa lalunya yg kelam. Ayahnya yang suka bermain tangan dan memukul dia dan ibunya. Dia sudah meminta ibunya untuk berpisah dari ayahnya tetapi ibunya tidak bisa hidup tanpa ayahnya. Dia ingin membuang masa lalunya dengan mengoperasi wajahnya. Sungguh ironis nasibnya. 

Dan dengan wajah barunya itu ayahnya tidak akan bisa mengenali dirinya lagi dan dia juga berencana mengubah semua identitas aslinya dengan yang baru dan semua itu juga dijanjikan sama laki-laki tersebut. 
"Bu,ini alamatnya",ujar Riffa masuk ke ruanganku membawa secarik kertas
"Good,thanx ya Fa,ohya kalau ada yang nyariin saya bilang saya lagi ada urusan ke luar sebentar",ujarku sambil pergi meninggalkan ruanganku
"Baik bu"
Dengan menggunakan ojek online sampai juga aku di alamat yang dituju. Sebuah klinik bedah plastik mewah.
"Pasti yang datang kesini orang berduit semua",ujarku
Tepat dugaanku begitu aku masuk ke dalam,sebuah ruangan mewah dengan pegawai-pegawai cantik menyambutku.
"Ada yang bisa saya bantu bu?",tanya salah satu pegawai customer service menyambutku
"Iya,saya mau tau soal harga operasi plastik disini berapa ya?"
"Boleh bu,ini brosurnya,disini tertera harganya. Kalau boleh tau rencana ibu mau operasi plastik apa ya? Soalnya saya lihat ibu sudah cantik"
"Mbaknya bisa aja,saya rencana mau operasi hidung. Kalau boleh tau dokternya disini ada berapa ya?"
"Kami memiliki 5 dokter profesional bu"
"Kalau saya Dokter Hendery bisa?"
"Bisa bu,tapi khusus Dokter Hendery ada biaya tambahan dan harus waiting list,gimana? Tapi kami masih punya dokter lain yg sama hebatnya dengan Dokter Hendery"
"Kalau boleh tau biaya tambahannya berapa ya?",tanyaku penasaran. Kalau dipikir ini dokter gila banget sampai ada biaya tambahannya segala buat ketemu dia. Sehebat apa dirinya. Apakah sama hebatnya dengan pembunuhan yang dia lakukan sampai polisi susah melacaknya.
"Biaya tambahan untuk Dokter Hendery 100 juta bu,gimana?"
"What! Seratus juta? Itu bahkan gaji aku dan Ong tidak sampai segitu. Betul-betul gila tarif dokter ini",ujarku dalam hati
"Gimana bu? Masih berminat?",tanya pegawai itu kepadaku
"Saya pikir-pikir lagi mbak. Nanti saya kembali lagi",ujarku sambil meninggalkan meja customer service
"Baik bu,terima kasih"
Jalanku menemui itu dokter buntu. Masa aku harus mengeluarkan 100 juta untuk bertemu dengannya hanya untuk membaca matanya saja. Aku punya ide lain,siapa tau ibu-ibu disini ada yang punya fotonya Dokter Hendery.Itu adalah satu-satunya jalan yang terlintas dalam otakku dan apakah rencanaku ini akan lancar.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags