Loading...
Logo TinLit
Read Story - WE CAN DO IT
MENU
About Us  

Mada, seorang pelajar yang memiliki kepedulian besar terhadap peninggalan sejarah sebagai wujud kearifan lokal. Kecintaan pada sejarah membulatkan tekad Mada untuk meraih cita-cita sebagai guru Sejarah di masa depan. Sekarang Mada menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Trawas jurusan IPS dan sangat menyukai pelajaran Sejarah. Ia juga dikenal sebagai siswa cerdas dan berprestasi di berbagai bidang akademik sehingga telah menerima banyak penghargaan, termasuk menjuarai Olimpiade Sejarah di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2016. Mada memiliki dua sahabat baik yang ia kenal sejak kelas X, yakni Renjun dan Jeno. Kini mereka duduk di kelas XII dan persahabatan tersebut sudah berlangsung hampir 3 tahun. Mulai kelas X hingga XII, mereka ditempatkan di ruang kelas IPS 1 dan selalu lolos dari perombakan yang dilakukan sekolah karena tergolong siswa dengan prestasi belajar baik. 

Mada, Renjun, dan Jeno sedang menjalani semester 2. Setelah lulus SMA, mereka berniat menempuh pendidikan S1 di perguruan tinggi negeri yang sama, yakni Universitas Negeri Surabaya. Tetapi mereka sudah mempunyai opsi jurusan berdasarkan minat masing-masing. Mada memantapkan pilihan pada jurusan Pendidikan Sejarah sebab ingin menjadi guru Sejarah yang mampu menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran historis kepada murid-muridnya kelak. Renjun bercita-cita menjadi seorang sastrawan, sehingga ia memilih jurusan Sastra Indonesia. Sedangkan Jeno telah menetapkan jurusan Akuntansi sebagai pilihan terbaiknya. Mada yakin bahwa kekuatan doa, usaha, tawakal, serta restu orang tua adalah kunci sukses untuk mewujudkan cita-cita tersebut atas izin Tuhan Yang Maha Esa. 

Mada, Renjun, dan Jeno tinggal di sebuah pemukiman kecil yang terletak di sebelah utara Gunung Penanggungan, tepatnya Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Mada bangga karena Gunung Penanggungan menyimpan kurang lebih 120 situs kuno yang perlu diberdayakan sebagai ikon wisata sejarah Kota Mojokerto. Tetapi Mada juga kecewa dan prihatin karena banyak situs kuno yang belum tereksplorasi secara optimal. Hal tersebut disebabkan oleh akses medan yang begitu sulit, sehingga masyarakat harus melakukan pendakian untuk melihat keindahan berbagai situs kuno yang dijuluki sebagai pesona kayangan di Gunung Penanggungan. Situs kuno yang paling termasyhur di kalangan masyarakat adalah Candi Jalatunda yang dibangun pada tahun 997 Masehi sebagai petirtaan untuk keluarga kerajaan sekaligus tempat pendarmaan ayah Raja Airlangga, yaitu Udayana. 

Candi Jalatunda masih berada dalam satu kawasan dengan tempat tinggal Mada, yaitu Desa Seloliman. Sehingga dia hanya perlu berjalan kaki atau bersepeda untuk menuju ke sana. Selain indah, daya tarik Candi Jalatunda juga berasal dari mata air amerta yang terpancar melalui saluran pada dindingnya. Air Candi Jalatunda memiliki kandungan mineral tinggi serta berkhasiat untuk kesehatan. Oleh sebab itu, banyak pengunjung membawa botol dan jeriken untuk mengambil air. Kesempatan ini akhirnya menjadi ladang rezeki bagi Mada. Ia selalu membantu pengunjung untuk mengangkat jeriken berisi air dari area candi hingga ke dalam mobil. Para pengunjung memberi imbalan kepada Mada secara sukarela. Pekerjaan tersebut sudah Mada lakoni sejak SMP tiap pulang sekolah dan akhir pekan. 

Mada memang lahir dan tumbuh besar di lingkungan keluarga miskin, sehingga ia rela mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi membantu orang tuanya. Walaupun berstatus anak tunggal, Mada sudah terbiasa hidup mandiri sejak SMP dan tidak ingin dimanja seperti anak-anak lain, sebab ia menyadari bahwa penghasilan orang tua hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh tani di sawah orang. Mereka sebenarnya telah melarang Mada untuk bekerja, namun dia menolak dan tetap bersikukuh. Mada pun membayar biaya administrasi sekolah dengan uang hasil jerih payahnya. Meskipun demikian, orang tua tidak ingin lepas tanggung jawab terhadap pendidikan Mada. Mereka juga melaksanakan kewajiban untuk menanggung biaya sekolah Mada bila ada rezeki lebih atau ketika penghasilan Mada sedang sedikit. 

Waktu menunjukkan pukul 05:45. Renjun dan Jeno sudah menunggu di depan rumah Mada. Mereka telah siap berangkat dan tidak suka mengulur waktu. Bagi mereka, budaya ngaret ala orang Indonesia harus disingkirkan agar lebih menghargai waktu. Meskipun lokasi sekolah cukup jauh, mereka tetap semangat mengayuh sepeda. Sepanjang perjalanan, mereka ditemani oleh panorama khas pegunungan yang begitu indah dan rimbunnya pepohonan menambah rasa sejuk. Mereka tiba di sekolah pukul 06:40. 

Pembelajaran di sekolah usai pada pukul 12:00, namun masih harus disambung dengan program intensif belajar. Program tersebut dilaksanakan sebagai upaya mempersiapkan siswa dalam menghadapi berbagai ujian kelulusan, terutama ujian nasional. Seluruh murid tetap bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran walaupun terlihat lelah, sebab mereka juga ingin lulus sekolah dengan nilai memuaskan. Siswa diberi waktu 30 menit untuk salat duhur dan makan siang. Mada, Renjun, dan Jeno tidak mau membuang waktu dan lekas menuju musala. Setelah salat, mereka kembali ke kelas dan memakan bekal yang telah dibawa. Guru memasuki kelas pukul 12:30 dan pembelajaran dimulai lagi. Program intensif belajar tersebut berakhir pada pukul 14:00. 

Sepulang sekolah, Mada kembali ke rumah lebih dulu untuk berganti pakaian dan menyempatkan salat asar, lalu menuju Candi Jalatunda. Ia melihat banyak pengunjung yang datang serta membawa jeriken untuk diisi air. Candi Jalatunda memang tidak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga sore hari, terutama saat akhir pekan. Kemudian Mada menghampiri seorang pengunjung yang membawa 3 jeriken air berukuran besar.

“Permisi, Pak. Boleh saya bantu mengangkat jeriken-jeriken ini?” tanya Mada dengan penuh keramahan. 

“Oh, boleh. Kalau begitu saya tunggu di mobil ya, Dek.” jawab pengunjung.

“Baik, Pak.” 

Dengan sigap Mada langsung mengangkat 3 jeriken besar tersebut secara bergantian karena cukup berat. Ia melakukannya dengan hati-hati agar jeriken tidak jatuh dan airnya tumpah. 

“Sudah semua, Pak.” ujar Mada sambil tersenyum kepada pengunjung tersebut. 

“Terima kasih ya, Dek. Ini ada sedikit rezeki untuk kamu.” 

Pengunjung tersebut memberikan uang Rp. 10.000 untuk Mada. Sebagian besar pengunjung Candi Jalatunda memang mengetahui kalau Mada menawarkan jasa pengangkatan jeriken. Selain itu, beberapa di antaranya juga telah mengenal Mada karena sering bertemu saat mengambil air. Jadi pengunjung memberi Mada uang dengan penuh kesadaran. 

“Terima kasih, Pak. Semoga rezeki Bapak juga semakin lancar.” ucap Mada dengan penuh ketulusan. 

“Amin, Dek. Ya sudah, saya pulang dulu ya.” 

“Baik, Pak. Hati-hati di jalan.” 

Setelah itu, Mada mencari pengunjung lain yang membutuhkan jasanya. Ia berhasil mendapat 5 pengunjung dalam waktu kurang dari setengah hari dan total uang yang dikumpulkan Rp. 50.000. Sebelum pulang, Mada selalu membantu petugas untuk membersihkan sampah di area Candi Jalatunda. Mada pulang dengan perasaan bahagia karena penghasilannya cukup besar meskipun waktu bekerja terbatas dan tidak sepanjang ketika akhir pekan. Mada jarang memperoleh penghasilan hingga Rp. 50.000 di hari aktif dan tidak bisa bekerja dari pagi hingga sore karena harus bersekolah. Mada biasanya melayani 2 sampai 3 pengunjung saja ketika hari aktif dan penghasilan maksimal yang diperoleh cuma Rp. 30.000. Apalagi tidak semua pengunjung bersedia menggunakan jasa Mada. Penghasilan memang tidak sebanyak saat akhir pekan, namun Mada tetap bersyukur dan tidak pernah mengeluh. 

Mada tiba di rumah pukul 17:15 dan meletakkan sepedanya lebih dulu. Cuaca sore itu sedang mendung dan gerimis mulai turun. 

“Assalamualaikum.” ucap Mada saat masuk ke dalam rumah. 

“Walaikumsalam.” jawab orang tua Mada serentak. 

Lalu Mada menghampiri ayah dan ibu yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Tak lupa ia mencium tangan orang tuanya. 

“Akhirnya pulang juga. Bagaimana pekerjaan kamu, Nak?” tanya ibu penuh harap.  

“Alhamdulillah lancar, Bu. Walaupun waktu bekerja hari ini sangat terbatas, tapi Mada bisa melayani 5 pengunjung dan memperoleh penghasilan cukup banyak.” 

“Alhamdulillah.’’ ujar sang ibu.

"Ada kabar bahagia untuk Ayah dan Ibu.”   

“Kabar apa, Nak?” tanya ayah.   

"Mada berhasil lolos tahap verifikasi data SNMPTN 2017. Begitu pula dengan Renjun dan Jeno.”

“Alhamdulillah. Semoga menjadi awal yang baik bagi kelanjutan pendidikan kalian.” ujar ayah. 

Mada melihat raut kebahagiaan di wajah orang tuanya. Ia senang bisa membanggakan ayah dan ibu karena prestasi. 

“Amin. Mada berharap peluang masuk jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Surabaya semakin besar.” jelas Mada. 

“Pasti, Nak. Ayah dan ibu akan merestui pilihan kamu. Ya sudah, lebih baik kamu mandi sekarang lalu salat magrib.” ucap ibu sambil tersenyum. 

Selepas magrib, Mada, Renjun dan Jeno melaksanakan kegiatan belajar kelompok. Mereka ingin berdiskusi tentang materi pelajaran yang akan diberikan esok hari. Renjun serta Jeno tiba di rumah Mada pukul 18:10. Kala itu hujan masih mengguyur, namun mereka tetap belajar kelompok. Setengah jam kemudian, tiba-tiba listrik padam. Mada, Renjun, dan Jeno akhirnya belajar dengan penerangan  lilin dan cahaya dari ponsel masing-masing. Dinginnya udara malam selalu menemani aktivitas belajar kelompok mereka. Oleh sebab itu, ibu Mada senantiasa membuatkan teh hangat dan gorengan. Waktu menunjukkan pukul 20:30 dan belajar kelompok usai, tetapi Renjun dan Jeno tidak langsung pulang sembari menunggu hujan sedikit reda. Mereka berbincang-bincang dengan Mada tentang kelulusan SNMPTN. 

“Mada, kamu yakin kita bisa lulus seleksi SNMPTN?” tanya Renjun. 

“Optimis saja. Tuhan pasti memberikan kemudahan asal kita mau berdoa, berikhtiar, bertawakal, dan mendapat restu orang tua. Lagipula prestasi belajar kita cukup baik di sekolah, jadi tidak perlu khawatir. Jangan sampai salah pilih universitas dan jurusan juga ya. Selagi pendaftaran SNMPTN masih tanggal 21 Februari hingga 6 Maret, pertimbangkan pilihan kalian dengan sebaik mungkin!” tutur Mada dengan penuh kelembutan. 

“Aku kurang yakin, Mada. Sebab aku tidak mempunyai sertifikat prestasi di berbagai perlombaan seperti kamu. Menurut informasi yang aku peroleh dari alumni sekolah kita, sertifikat prestasi benar-benar menunjang.” ujar Renjun dengan raut wajah penuh keraguan. 

“Sertifikat prestasi memang menunjang, tapi bukan segalanya dan bersifat opsional. Jadi tidak harus disertakan dalam pendaftaran SNMPTN. Yang terpenting nilai rapor kamu baik dan tidak fluktuatif. Kamu dan Jeno kan juga masuk kategori 10 siswa dengan nilai rata-rata terbaik secara paralel di jurusan IPS. Seperti yang aku katakan tadi, jangan sembarangan dalam memilih universitas dan jurusan. Perhatikan kapasitas dan jumlah pesaing juga agar peluang lulus semakin besar!” jelas Mada. 

“Apa kamu sudah memiliki rencana jika gagal lulus SNMPTN?” tanya Jeno. 

“Aku belum memiliki rencana apapun, tapi aku juga ingin mendaftar SPAN-PTKIN dan PMDK-PN untuk berjaga-jaga. SPAN-PTKIN adalah jalur undangan masuk ke perguruan tinggi negeri Islam, sedangkan PMDK-PN khusus politeknik negeri. Aku pikir kalian harus mencobanya juga.” ucap Mada penuh keyakinan. 

“Seleksinya berdasarkan nilai rapor juga ya?” tanya Jeno. 

“Tentu saja.” jawab Mada singkat. 

“Kamu tidak berminat mengikuti SBMPTN?” Renjun kembali bertanya. 

“Tidak, sebab aku yakin kita bisa lolos SNMPTN di Universitas Negeri Surabaya. Tuhan selalu bersama kita. Percayalah dan tetap optimis!” 

Renjun dan Jeno mengamini perkataan Mada, namun mereka juga tak menyangka kalau Mada bisa berbicara demikian. Mereka menganggap hal tersebut sebagai petunjuk dari Tuhan. 

Minggu demi minggu berlalu. Siswa kelas XII di seluruh Indonesia pun telah melaksanakan berbagai ujian kelulusan, seperti try out, ujian sekolah, ujian praktik, bahkan ujian nasional. Para siswa yang dinyatakan lulus verifikasi data juga sudah mendaftar dan mencetak kartu tanda peserta SNMPTN 2017. Kini mereka hanya perlu menunggu hasil ujian dipublikasikan. Tetapi hal yang paling dinanti adalah pengumuman kelulusan SNMPTN, sebab menyangkut nasib dan harapan siswa untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri. Proses seleksi akhir SNMPTN berlangsung mulai 15 Maret hingga 15 April 2017.

Tepat tanggal 26 April 2017, pengumuman SNMPTN sudah bisa diakses mulai jam 14:00. Mada, Renjun, dan Jeno ingin melihat pengumuman bersama-sama, namun mereka ragu untuk membuka website resmi SNMPTN 2017. Tangan mereka mulai dingin, jantung berdetak lebih cepat, dan keringat pun bercucuran. Mada mulai membuka halaman resmi SNMPTN 2017 melalui ponsel dan memasukkan nomor pendaftaran serta tanggal lahir di kolom yang tersedia. Ia menutup mata sejenak sambil menunggu hasil ditampilkan. Dan akhirnya muncul tulisan dengan latar berwarna hijau,

SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2017 PADA

PTN   UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM STUDI    PENDIDIKAN SEJARAH 

Mada langsung meletakkan ponselnya dan bersujud syukur. Ia sangat terharu serta berulang kali mengucap syukur dan memuji kebesaran Tuhan. Apalagi Mada memperoleh beasiswa pendidikan dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Renjun dan Jeno juga lolos SNMPTN 2017 sesuai jurusan yang telah dipilih, yaitu Sastra Indonesia dan Akuntansi. Kemudian mereka pulang ke rumah untuk memberitahu orang tua masing-masing.

Orang tua tak kuasa membendung air mata ketika mengetahui Mada lulus SNMPTN dan mendapat beasiswa. Bahkan Mada juga tidak pernah mengatakan kalau ia mendaftar program beasiswa dari pemerintah. Mada, Renjun, dan Jeno pun memutuskan berangkat daftar ulang bersama sesuai waktu serta tempat yang ditentukan oleh pihak universitas. Prestasi Mada bertambah saat ia dinobatkan sebagai peraih nilai rata-rata terbaik jurusan IPS secara paralel ketika wisuda dan berhasil diterima di 3 perguruan tinggi negeri sekaligus melalui SNMPTN (Universitas Negeri Surabaya), PMDK-PN (Politeknik Negeri Jember), dan SPAN-PTKIN (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya). Sedangkan peraih nilai ujian nasional tertinggi jurusan IPS adalah Renjun. Perjuangan mereka pun berbuah manis dan saatnya menyongsong kehidupan yang lebih baik.  

How do you feel about this chapter?

1 2 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Loading 98%
648      396     4     
Romance
Under a Falling Star
1040      611     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Ruman Tengah Jalan
741      441     3     
Horror
G E V A N C I A
1114      615     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
HOME
324      241     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Little Spoiler
1066      648     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
ADITYA DAN RA
18852      3122     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Kisah Alya
321      232     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
The life of a monkey
567      318     4     
Short Story
This is a story about a monkey named Koko.
The Past or The Future
452      360     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?