Read More >>"> Pengorbanan Atas Nama Cinta (BAB 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pengorbanan Atas Nama Cinta
MENU
About Us  

 

Oleh: Sri Eka Warnita Meuraxa

 

“Honey lagi buat apa?” Mas Arya memeluk tubuh Raisah dari belakang.

Raisah menyambut suaminya dengan secangkir senyuman hangat. “Lagi buat kue ulang tahun anak kita, Mas.” bisiknya lembut tepat di dekat telingan lelakinya. Raisah membalikkan tubuh, memandangi wajah lelaki yang membuat hari-harinya dipenuhi bunga-bunga asmara.

 Kedua tangan Mas Arya melingkar di  leher, dan kedua bola matanya melirik Raisah jahil.

 “Honey ... mau,”  Suara Mas Arya terdengar lembut dan manja. 

Raisah mendorong sedikit kaca matanya yang mulai melorot hingga  mengenai hidung  peseknya. Maklum, kaca mata baru yang ia gunakan sedikit kebesaran. Namun, ia nyaman memakainya karena hasil pembelian suaminya.

 “Mau apa, Sayang?” Raisah melotot bingung

“Mau anuuu ....” Mas Arya menggigit bibir bawahnya, dan menyipitkan matanya ketika melihat Raisah sedikit kaget. Raisah berpura-pura tidak peka maksud Mas Arya. 

 “Kerjaan honey belum selesai, Sayang. Mas ingin  sarapan pagi, kan?” Raisah membalikkan tubuhnya membelakangi lelakinya. Mas Arya semakin memeluk Raisah erat. Kali ini kedua tangannya melingkar erat di pinggang Raisah, mencumbui rambut isterinya yang panjang dan wangi. Raisah yang sedang membuat adonan kue sedikit risih akan kejahilan lelakinya.

 “Mas, jangan sekarang,” pinta Raisah sambil memperbaiki kaca mata dengan punggung tangannya. Semakin ia memperbaiki, kaca matanya semakin melorot mengenai hidung peseknya. Sementara  kedua tangannya sibuk memecah satu per satu telur ke dalam mangkok.

 Mas Arya semakin menjadi-jadi. Kedua tangannya membelai rambut indah Raisah, mencumbu lembut lehernya hingga ke pipi. “Honey ... kamu sangat cantik,” bisik Mas Arya di balik telinga Raisah. Bulu kuduk Raisah mulai bergidik. Ia berhenti sejenak, dan memikirkan cara agar suaminya menghentikan tingkah yang mengganggu pekerjaannya.

 Raisah membalikkan tubuh kedua kalinya. Memandang, dan tersenyum melihat wajah suaminya yang  mulai memerah seperti tomat. “Sayang juga saaaaangat  tampan,” Tiba-tiba kecupan lembut mendarat di bibir Mas Arya. Ada desiran hangat menjalar di dada. 

 Mas Arya mematung. Bibirnya bungkam.  Setelah beberapa detik ia melanjutkan lagi tingkah anehnya. Mas Arya kembali memeluk erat tubuh Raisah. Di bibirnya tersungging senyum kemenangan saat wanitanya terbuai akan pelukan hangatnya. Ketika Mas Arya hendak meletakkan bibirnya di atas bibir Raisah. Tiba-tiba sebuah benda menghantam lembut belakang kepalanya. Hangat. Ada cairan kental yang membasahi rambut bagian belakang dan cairan itu mengalir lembut mengenai tengkuk. Mas Arya meraba  bagian rambut yang terkena cairan hangat. Jantungnya berdebar kencang tak karuan. 

 “Honeeeey ....” Mas Arya kaget ketika mendapati kulit dan cairan telur menempel di jemarinya. 

Raisah terkekeh melihat ekspresi lucu wajah lelakinya yang sedang mencium bau amis membasahi jemari.

 “Happy Birthday, Sayang,” Raisah mememeluk erat tubuh lelakinya dan menenggelamkan wajah di dada rentang  Mas Arya. 

 Mas Arya  terpelongok mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan isterinya. Hidungnya berubah kembang kempis seperti balon yang sedang ditiup.  “Siapa ulang tahun, Honey?”  Suara Mas Arya bergetar. Jantungnya berdebar bersamaan debar jantung Raisah yang sedang menempel di tubuh lelakinya. 

Pertanyaan yang baru saja dilontarkan Arya membuat Raisah  lebih kaget. Kedua bola matanya melirik ke kiri dan kanan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa dimaknai oleh siapapun. Ia kembali membongkar ingatan tentang peristiwa-peristiwa tahun lalu yang sudah menjadi kenangan, tanggal, bulan dan tahun kelahiran suaminya masih teringat jelas di pikiran Raisah. Tanggal kelahiran dan bulan kelahiran yang paling istimewa bagi Raisah yaitu tanggal 03 Juni. Kelahiran suami serta anak sulungnya Pratama Putra.

“Hmmm ....” Raisah mendehem. Bingung. Jangan-jangan Mas Arya lupa hari ulang tahun, dan anak sulungnya. Ah ... dasar, batin Raisah sedikit kesal. Ia memencongkan bibir, lalu mendorong kaca mata agar tidak lagi melorot.

Raisah mempererat dekapannya. 

Kepala Arya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di pikiran. Ah, satu pecahan telur tidak mengapa. Asal tubuh si honey tetap nempel. Adem dan damai, batin Mas Arya. Ia membalas pelukan hangat isteri tercintanya. 

“I love you, Honey ....” Mas  Arya mencumbu bibir isterinya. Raisah hanya tersenyum menikmati kecupan hangat yang mendarat di bibirnya. 

Tubuh Mas Arya terganjak kaget ketika hantaman kedua menyergap kesadarannya. Satu butir telur pecah di belakang kepala. Mas Arya melirik Raisah yang perlahan melepaskan dekapannya. 

“Honey ....”  Mas Arya menangkap lengan Raisah sambil menahan geram.  Tapi sayang, tangannya tidak bisa  menangkap legan Raisah. Raisah terlalu cepat berlari ke luar meninggalkan lelakinya yang masih berada di dapur. Humm ... awas nanti kalau honey sampai dapat mas tangkap. Mas akan ceplokin tiga butir telor, batin Mas Arya tersenyum geram sambil melihat tiga butir telur di dalam plastik berisikan tepung yang sudah dijinjingnya.

Tepat pukul 07.30 pagi saat weekend, kebanyakan orang sibuk refreshing, jalan pagi, olahraga, dan memanfaatkan waktu bersama keluarga tercinta. Namun, Mas Arya dan Raisah sibuk kejar-kejaran di halaman rumah. Apakah mereka bahagia? Tentu, kebahagiaan selalu terpancar di wajah-wajah mereka dengan balutan kasih sayang. 

Kaki jenjang Mas Arya melangkah lebar saat mengejar Raisah. Tangan kirinya menjinjing plastik putih yang berisikan telur dan tepung yang akan diceplokan ke kepala Raisah.  Ketika Mas Arya berhasil menangkap Raisah. Wanita paruh baya yang cantik dan imout itu memohon ampun, berbagai rayuan manja ia lontarkan untuk menyurutkan niat jahil lelakinya. 

“Mas ... semakin hari entah kenapa honey semakin jatuh cinta pada Mas! Sayang ....” ucap Raisah manja sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya seperti kelilipan. 

Arya tertawa cekikan melihat ekspresi  wajah  isterinya. Pada wajah itu tergambar ketakutan dan rasa jijik ketika mencium bau amis  yang melekat di tubuh lelakinya. Saat Mas Arya ingin menceplokkan telur di kepala Raisah. Wanita cantik itu berhasil lepas dari dekapannya. 

Mas Arya kembali mengejar Raisah, mereka seperti anak kecil yang kegirangan di kala hujan menjatuhkan ekor-ekornya membasahi planet bumi, berlari dan menari di bawah langit. Orang-orang   lalu lalang berjalan kaki berhenti dan menonton dari luar pagar. Mereka jadi bahan tontonan orang banyak. 

Sesekali Raisah memberi isyarat kepada lelakinya yang tidak juga berhenti mengejarnya. Sambil berlari sekuat tenaga ia menunjuk ke arah pagar dengan jempolnya. 

Namun, saking semangatnya Mas Arya tidak menggubris isyarat diberikan wanitanya. Bukan Mas Arya tidak tahu, tapi karena ia tidak peduli dengan orang di luar pagar. Sama halnya ketidakpeduliannya terhadap teman-teman wanita sekantornya yang selalu merayunya di saat bekerja di kantor. Raisah semakin tidak sanggup melangkah. Perutnya sedari tadi terasa sakit karena berlari sambil tertawa saat  lelakinya tidak juga berhasil menangkap. Raisah  mengalah. Tubuhnya ambruk di atas rumput hijau halaman rumah. 

Mas Arya mendekat, dan mengambil posisi duduk di samping wanitanya. Ia tatap lamat-lamat wajah  Raisah yang dibasahi keringat. Rasa geli dan sedikit menyesal  menggelitik hati ketika melihat wanitanya terlihat capek dan ngos-ngosan. Kedua pasang mata mereka saling bersobrokan memberi getaran cinta. Keringat mengalir membasahi pakaian. Suara desahan mereka saling beradu, berlomba-lomba keluar bersatu berhamburan ke  udara. 

“Capeeek?” Mas Arya meletakkan kepala Raisah di atas pahanya. Lalu dengan jahil ia  memutar-mutar sebutir telur tepat di depan wajah Raisah. Raisah terkekeh sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Berharap lelakinya mengkhiri semua permainan konyol ini. 

Orang-orang berhamburan bubar setelah melihat Raisah dan Mas Arya istirahat. Namun, seorang wanita muda asyik berdiri sambil memeluk pagar memperhatikan keromantisan Raisah dengan lelakinya. Raisah terkekeh ketika matanya tepat melirik ke arah wanita muda berparas cantik sedang memeluk pagar dan memandang ke arah Mas Arya dan Raisah yang terlihat sangat romantis.

“Sayang ... wanita  itu mantan kamu? ucap  Raisah bercanda sambil  menunjuk ke arah perempuan yang sedang memeluk pagar besi. Mas Arya menoleh ke arah telunjuk Raisah. Tanpa sengaja kedua pasang mereka bersobrokan. Mereka tertawa cekikan ketika merasa aneh dengan kelakuan  wanita yang sedang memeluk pagar. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita itu. 

“Ngapain ya dia di situ?” tanya Mas Arya bersamaan tawa yang semakin pecah. 

“Nggak tahu ... mungkin saja dia cemburu dengan keromantisan kita,” Raisah terkekeh sambil memandangi wajah tampan lelakinya. Mas Arya, selalu saja memberikan kebahagiaan. Raisah merasa menjadi wanita yang paling beruntung mendapatkan cinta Mas Arya. Ya, karena ada saja caranya membuat Raisah bahagia.  

*** ***

Mas Arya  terpaku di ruang tamu. Pelan, matanya menelusuri ruangan yang berhiaskan bunga, balon, dan kue yang tertata rapi di atas meja kaca. Ia berdecik kagum  melihat isterinya. Bagaimana mungkin ia tidak kagum. Dalam waktu  setengah jam wanitanya  itu bisa menghias ruangan seindah mungkin tanpa bantuannya. Surprise yang indah, Honey, batinnya kagum membayangkan betapa lelah wanitanya melakukan semua pekerjaan sendirian.

“Honeeey ....” Mas Arya menggendong Pratama menelusuri ruangan didominasi warna keemasan.

“Honeeeeey?” timpal  Pratama mengekori kelimat papanya. 

Mas Arya tertawa geli ketika mendengar kali pertama jagoannya  memanggil honey. “Anak papa,” Satu kecupan mendarat di pipih Pratama. 

Kedua kaki jenjang Mas Arya  melangkah ke kamar dan ke dapur sambil memanggil Raisah lembut. Namun yang dipanggil-panggil tidak juga menyahut. 

Setelah lelah menyibakkan  setiap ruangan, Mas Arya terduduk di sofa tepat di depan lingkaran kue berhiaskan lilin  angka tiga. “Mama ke mana ya, Sayang?” Mas Arya mengangkat kedua alis mata.  Sementara jagoan kecilnya sudah  tidak sabar mencolek dan menikmati cream kolaborasi coklat dan srawberry yang menyelimuti tubuh kue.

“Papa ... mau itu,” pinta Pratama sambil mengarahkan telunjuk ke arah kue ber-cream coklat dan strawberry. Pratama menelan ludah.

“Ternyata jagoan papa sudah tidak sabar, ” Mas Arya mencium ujung kepala Pramata sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba penglihatan Mas Arya gelap. ia tidak bisa melihat keindahan di dalam ruangan. Satu benda lembut dan dingin menutup penglihatan. Mas Arya tersenyum, ia sangat yakin ini kejahilan isterinya. Lembut aroma parfum khas yang sering dipakai Raisah selalu membuat indra penciuman Mas Arya nyaman. Kedua tangannya  meraih lembut benda  menutupi kedua bola matanya. Terasa desiran hangat menjalar ke dada. Damai.

“Honeey,” Mas Arya membelai lembut punggung tangan Raisah.

“Happy birtday, Sayaaang,” Satu kecupan lembut mendarat di pipi kanan Mas Arya. Hangat.

Mas Arya mendongak. Tertegun melihat kecantikan bidadari di depan mata. Baju kebaya berwarna putih dan sanggul yang  indah membuat wajah Raisah terlihat seperti bidadari turun dari langit. Apalagi kedua lesung pipinya menambah kesempurnaan kecantikan wanitanya. Mas Arya sangat   nyaman melihat pemandangan yang tidak pernah ia temukan di mana pun. Kecantikan isteri lebih sempurna dari kecantikan wanita diluaran sana.

“Honey ...,” Kedua mata Mas  Arya masih belum berkedip menyaksikan kecantikan wanitanya. Ia berdecak kagum. “masya Allah ... bidadari Mas malam ini sangat cantik,” Mas Arya masih memandang kecantikan Raisah terpesona. 

 

Raisah tersenyum manis. Kedua pipinya  merona mendengar pujian yang baru saja  dilontarkan lelakinya. Raisah merasa bagaikan berada di atas langit, menikmati semilir angin membelai tubuh sambil menyentuh satu per satu bintang-bintang. Pada kedua bola mata coklat itu tergambar  kasih sayang. Mas Arya merangkul tubuh Raisah dan memintanya duduk di samping. Wanita bergaun putih itu merangkul tubuh putra sulungnya dan mendudukkan di atas paha.

 “Selamat ulang tahun jagoan mama.” Raisah memeluk erat tubuh Pratama, menciumi  kedua belah pipi dan mengelus kepala putra sulungnya,  “Mama berharap anak mama menjadi anak yang sholeh, cerdas, bijaksana, rendah hati, dan penyanyang seperti papa.” Ia mempererat pelukannya. Tiba-tiba kedua matanya basah. Raisah menenggelamkan kepalanya di atas kepala Pratama. Mencoba menyembunyikan air mata kebahagiaan dari lelakinya. 

Namun, ternyata lelaki itu terlalu peka dengan tingkah Raisah, “Honey dan anak kita selalu yang terbaik dan nomor satu di hati, Mas,” Mas Arya memeluk erat tubuh Raisah dan putra sulungnya. “Selamat ulang tahun 

jagoan papa. Semoga nanti jagoan papa anak yang patuh kepada mama dan papa, ”  ucap Mas Arya sambil mencium jidat Pratama.

“Aamiin Yaa Allah,” timpal Raisah dengan semangat berkobar-kobar.

Raisah  menyeka air mata sebelum berani memandang kedua bola mata suaminya. “Mas juga orang paling berarti untuk keluarga kita, Sayang," balas Raisah sambil membelai lembut pipi lelakinya. 

Jagoan mama sudah tidak sabar,” Raisah dan Mas Arya terkekeh ketika putranya diam-diam mencolek cream coklat kue. 

Pratama mendongak melihat mamanya, tersenyum. Kemudian malu-malu membenamkan wajahnya di atas pangkuan Raisah. 

Mas Arya terburu-buru  mengambil gitar dari kamar. Tidak beberapa menit kemudian ia duduk di samping Raisah dan memberi kode kepada wanitanya agar acara di mulai. 

Untuk bahagia tidak perlu berada di antara orang ramai, jika kehadiran keluarga kecil saja sudah cukup  memberikan kebagiaan yang tidak ternilai harganya.

“Honey, kok lagu daari ponsel?” Mas  Arya mengernyitkan kening ketika melihat wanitanya sibuk mencari lagu dari you tobe.

Raisah terlihat bingung, “Terus dari mana?” Raisah mengangkat bahu. Bingung. 

“Suara Honey seribu kali  lebih cantik dan merdu daripada penyanyi di you tobe itu,” Lagi-lagi Mas  Arya merayu dan membuat Raisah tersipu malu. 

Raisah tersenyum. Menggelengkan kepalanya  pelan. Ia melangkah mengambil miqrofon yang terletak beberapa langkah dari tempat mereka bersantai.

Sementara  Mas Arya sibuk memetik tali gitar sambil mengajak putranya bercanda.

Raisah kembali merangkul Pratama dan mendudukannya di atas paha. Ia memberi kode kepada lelakinya untuk memulai. Lelaki bertubuh tinggi 172 cm itu membalas dengan mengedipkan sebelah mata. 

Alunan merdu  suara Raisah menyeruak hingga ke laur rumah. Suara dentingan gitar Mas Arya membuat suasana rumah semakin hidup. Lagu selamat ulang tahun dinyanyikan mereka bersama di depan putra sulungnya, Pratama Agung. Putra mereka tersenyum ceria sambil bertepuk-tepuk kegirangan  ketika melihat dua malaikat  bernyanyi dengan bahagia. Sementara kedua bola matanya menoleh ke arah kue yang menggoda. Raisah tertawa melihat putranya yang  sudah tidak sabar menikmati kue ulang tahun yang terhidang di atas meja.

Setelah selesai menyanyikan lagu ulang tahun, Mas Arya meletakkan gitar. Kemudian Raisah memberikan pisau kepada lelakinya dan mengarahkan tangan Pratama  memegang pisau. Mas Arya dan Pratama sama-sama  memotong kue secara bersamaan. 

Potong kuenya

Potong kuenya

Potong kuenya sekarang juga

Sekarang juga 

Sekarang juuugaa

Suara merdu Raisah bernyanyi penuh kebahagiaan ketika dua lelaki yang dicintainya sama-sama  ulang tahun dan memotong kue bersama dalam satu lingkar. 

“Terima kasih surprice-nya, Honey. I love you.” bisik Mas Arya di balik helaian rambut Raisah yang terkulai beberapa helai. 

Raisah mengangguk mantap. Wajahnya bercahaya menyaksikan kebahagian suami dan putranya. Tidak terasa umur lelakinya sekarang sudah genap dua puluh lima tahun dan putranya genap tiga tahun. 

“Honeeeey,” Mas Arya menyulangi kue ketika Raisah malu-malu membuka mulut. 

  Raisah  tersenyum menatap hangat kedua bola mata lelakinya.  Spontan ia memeluk tubuh Mas Arya erat. “Mas, berjanjilah selalu setia padaku sehidup semati.” Katanya sambil tersedu-sedu menangis dipelukan lelakinya. Raisah bingung. Entah perasaan seperti apa yang dirasakannya saat ini, bahagia, haru, sedih. Semuanya memeriahkan suasana hatinya. Ia sedih, jika suatu saat nanti lelakinya memiliki wanita simpanan, dan tentu kebahagiaan akan berakhir sadis. Ia bahagia dan terharu ketika Allah masih mengizinkan keluarga kecilnya masih bisa bersama-sama menikmati kebahagiaan ini. Moment yang tidak akan pernah terlupakan.

Cinta yang sempurna hanya milik Allah. Sementara kita hanya bisa menjalani sebagamana garis takdir yang telah ditentukan-Nya.

Mas Arya membalas memeluk erat tubuh Raisah. “Honey ... percayalah kepada Mas. Mungkin Mas bukan lelaki paling baik di antara lelaki yang pernah singgah di hati, Honey. Tapi, Mas akan berusaha memberikan terbaik untuk honey dan keluarga kita. Bukankah cinta kita bersatu karena keyakinan yang kuat?” Raisah mengangguk pelan. Mas Arya menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah Raisah. Memandang hangat wanitanya, kemudian menyeka air mata Raisah dengan jemarinya. Raisah bungkam. Ia tidak sanggup mengungkapkan ketulusan cinta dimiliki lelakinya. “Menangislah jika itu membuat hati honey terasa nyaman,” Ia kembali memeluk Raisah.

Sepertinya Mas Arya  mengerti apa saat ini  yang sedang dipikirkan Raisah. Ia selalu bisa mengetahui perasaan wanitanya. Entahlah, mungkin karena Mas Arya suka membaca buku tentang psikologis. Sehingga ia bisa menerka isi kepala Raisah tanpa bertanya.  

 “Apakah Mas juga bisa berjanji?” 

Mas Arya mengangguk mantap. Ia mengangkat dagu Raisah sehingga kedua pasang bola mata itu sejajar saling menatap.  “Mas berjanji setia sehidup semati. Apapun yang terjadi,” jawab Mas Arya mantap. 

Raisah tersenyum mendengar kalimat lelakinya. Pikiran negatif yang awalnya berkecamuk di kepala langsung menghilang. Raisah menoleh kepada lelaki kecil yang sedang berdiri sambil mencolek cream coklat. Raisah terkekeh. Ternyata tanpa disadari, cintanya kepada Mas Arya  membuat ia lupa akan kehadiran sosok jagoan yang sangat butuh perhatian darinya.

 Pelan, Raisah melepaskan pelukannya dari tubuh Mas Arya

“Sayaang ....” Raisah mencolek hidung putranya dengan cream coklat. Lalu tertawa geli ketika putranya nyengir. “Jagoan Mama,” Ia mencubit gemes kedua pipi Pratama, dan menyuapi kue kepada putranya. Tanpa sadar, ia terlalu sibuk memikirkan hal buruk yang bergejolak di pikiran, sehingga ia sendiri lupa belum menyulangi putranya dengan kue ulang tahunnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • qarinajussap

    Enatah mengapa hatiku trus gelisahhhh...😂
    Pdahal co cuit yaaaa...

    Comment on chapter BAB 1
Similar Tags
Peneduh dan Penghujan
284      233     1     
Short Story
Bagaimana hujan memotivasi dusta
Perbedaan Itu Indah?
227      188     0     
Short Story
Perbedaan itu indah, namun tidak semuanya. Terlebih untukku. Dapatkah kita mewujudkan keinginan kita untuk selalu bersama dengan perbedaan yang ada?
Perahu Waktu
372      250     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Kamu Obat Penyejuk Iman (KOPI)
702      390     1     
Romance
Kamu mungkin dihadirkan dihidupku untuk mengajarkanku tentang bagaimana kita menjalani hidup ini. Sebentar, tapi begitu berharga. Aku akan berusaha menjalani hidup dengan tetap “mencari ridho dariNya” seperti katamu. Terima kasih, sekarang hanya doa yang bisa aku panjatkan untukmu. Kamu tau?, bagiku kamu itu.... Kamu obat penyejuk iman.
Gomawo
2291      905     10     
Fan Fiction
Dia, datang. Dia, merubah. Dia, dunia. Hidup seorang Park Jihoon berubah 180 derajat setelah bertemu dengannya. Seorang yeoja bernama Yi Rang yang telah merubah dunianya. Yang membuatnya bahagia sekaligus berdebar menunggu kedatangannya. Yang membuatnya mampu untuk berani menggenggam tangan yeoja tersebut dengan penuh ketulusan.
KLIPING 2
509      412     2     
Inspirational
KLIPING merupakan sekumpulan cerita pendek dengan berbagai genre Cerita pendek yang ada di sini adalah kisah kisah inspiratif yang sudah pernah ditayangkan di media massa baik cetak maupun digital Ada banyak tema dengan rasa berbeda-beda yang dapat dinikmati dari serangkaian cerpen yang ada di sini Sehingga pembaca dapat memilih sendiri bacaan cerpen seperti apa yang ingin dinikmati sesuai dengan...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1101      583     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Tak lekang oleh waktu
217      187     0     
Short Story
Thanea menyukai seorang pria yang selalu datang lewat mimpi nya dan pada suatu ketika dia bertemu secara tidak langsung, hanya lewat layar kaca.Namun apalah daya jika dia hanya seorang upik abu dan sang ibu yang sangat galak selalu mengomelinya. Namun dia tak putus asa, malah semakin sering berimajinasi untuk mendapatkannya
Shamiram
841      551     5     
Short Story
Aku harus mencintai salah satu dari tujuh orang terkutuk untuk memenangkan hati Ratu Shamiram. Kalau tidak, satu per satu dari mereka akan mati. Perjalanan cintaku dimulai di sini.
Allisya
422      307     4     
Short Story
Siapa yang bilang jika hubungan hanya mengandalkan ‘cinta’? nyatanya masih banyak elemen yang dibutuh dari hanya sekedar ‘cinta’. Nyatanya tanpa sebuah kepercayaan ‘cinta’ yang amat di agung itu bisa musnah.