Kamu adalah karbon dioksida yang tak terhembuskan
Lagu yang tak ternyanyikan
Beban yang tak terangkat
Dan hening yang memekakkan
Kamu nyata dalam khayalan
Maya dalam realita
Hening dalam keriuhan
Lagu dalam kesunyian
Kamu menerbangkan benak ke angkasa
Mengembalikan raga ke pelukan gravitasi
Sungguh, kamu telah mengulurku jauh ke kemegahan cakrawala
Orang yang sama yang tiba-tiba menarikku
Memaksaku turun kembali ke perihnya peraduan
Kamu benar-benar hidup dalam dunia mimpi
Namun sungguh-sungguh “mati” dalam dunia nyata
Kamu secercah utopia di dunia fana
Selaksa fatamorgana di keabadian
Kamu adalah jeritan yang bahkan tak dapat kubisikkan
Kamu adalah bisikan di setiap jeritanku
Namun bagaimanapun Kamu terdeskripsikan
Kamu tetap sebuah rindu yang tak terbantahkan
Owhhh... Aku lebih ke seni kehidupan. Hanya konotasi tidak ada unsur seni real... Ceritanya sangat dalamnya. Benar benar Kebahagiaan yang menyakitkannnn... 😢😭😭
Comment on chapter 1. Kamu dan Perkakas Lukis