Mencintai seseorang, terkadang memang menyesatkan. Dingin dan panas seakan tidak ada bedanya. Dia yang menghanyutkan, menggilakan, dan menghancurkan. Tidak peduli pada rasa sakit yang kamu tutupi lewat senyum dan tawa di bibir. Iya, dia yang kamu sebut cinta.
Kepada logika, kamu seringkali merasa paling benar, menghakimi kalbu yang sering tersesat. Mengucilkannya di tempat terendah yang bahkan setitik cahaya pun enggan menjemput. Iya, sudut jauh paling hitam yang tolol itu.
Kepada logika, kamu seringkali merasa paling benar, menceramahi kalbu yang sering bengal. Memberikan sumpah serapah di tengah kekalutan yang bahkan tidak seorang pun bisa mengendalikan. Iya, sudut jauh paling tuli yang tolol itu.
Kepala logika yang sampai kapan pun selalu menjadi paling benar, kali ini saja, bantulah kalbu menemukan titik terang. Dia sudah bosan terkucil di sudut jauh paling hitam. Ditambah luka semakin memperdalam.
Bantulah kalbu!
Bukittinggi, 20 Juni 2018
Rania Putri