Sebentar lagi hari akan gelap, awan mulai bersembunyi berganti warna orange berpaduan merah yang terlihat apik dimata. Rendy dan Sesil menyudahi kebersamaannya merayakan 1 tahun mereka.
Sesil senang sekali hari ini, ia bisa menghabiskan wkatu dengan Rendy lagi. Cintanya pada Rendy semakin bertambah semakin hari. Dijok belakang, Sesil memeluk erat tubuh Rendy. Rendy hanya tersenyum melihat tingkah Sesil yang seperti anak kecil.
Rendy adalah kebahagiaan Sesil. Begitu juga Rendy, Sesil adalah kebahagiaannya. Akan tetapi, Rendy hanya seorang remaja labil yang masih dipenuhi nafsu jahat membuat hubungannya dengan sesil sering kali putus. Lalu, Sesil akan memaafkannya dan hubungan mereka kembali sampai sekarang. Sesil bukannya cewek yang gampang untuk diajak balikan jika baru saja putus dengan Rendy melainkan ia benar-benar sayang dengan cowok itu. Padahal awalnya mereka adalah musuh sewaktu masih duduk dibangku SMP.
Rendy dulu sering mengejek Sesil ondel-ondel karena sering memakaikan aksesoris di kepalanya. Selain itu juga, saat pelajaran menari berlangsung Rendy mengejeknya padi menari mengingat badan Sesil yang kecil. Dan saat pelajaran Sejarah yang gurunya selalu duduk saat menjelaskan membuat Sesil leluasa untuk melambaikan tangan ataupun ketawa-ketiwi melihat pacarnya—Andy—yang duduk di seberang. Hal itu mengundang ide baru bagi Rendy untuk mengejek Sesil itu bucin(budak cinta).
Kemudian, waktu berkata lain mengharuskan Sesil dan Andy putus. Sesil terus saja galau mengingat Andy yang tiba-tiba memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Rendy yang selalu melihat mata sembab Sesil merasa kasihan padahal ia ingin sekali bertengkar dengan cewek itu.
Pada akhirnya, Rendy memberanikan diri untuk mengirimkan pesan untuk Sesil. Obrolan mereka masih seputar putusnya Sesil dan Andy hingga secra tiba-tiba Rendy menyatakan perasaanya pada Sesil. Rendy diam-diam menaruh perasaan pada Sesil. Rendy senang meihat Sesil selalu membalas ejekannya hingga mereka bertengkar dan Rendy cemburu melihat Sesil bermesraan dengan Andy meskipun notebanenya adalah pacar Sesil.
Sesil sangat terkejut membaca penjelasan Rendy lewat pesan yang dikirimkan cowok itu padanya. Akan tetapi, tidak ada salahnya Sesil menerima ajakan Rendy untuk bisa melupakan Andy yang membuatkan galau selama seminggu.
Berita jadian antara Sesil dan Rendy terdengar hingga telinga Andy. Andy langsung menghampiri Sesil dan mengatainya yang tidak-tidak padahal mereka sudah tidak ada hubungan apapun.
Rendy yang telah makan soto di kantin langsung berlari ke kelas mendapati Sesil yang menangis sesegukan. Rendy langsung memeluk Sesil dan menenangkan tangisnya.
"Udah nggak usah dengerin Andy, oke?" Sesil mengangguk dan mengalihkan pandangannya kepada Tata mengisyaratkan mengajaknya ke kamar mandi untuk cuci muka. Rendy mengangguk mengiyakan.
Tapi tak lama, baru dua langkah Sesil meninggalkan Rendy, cowok itu langsung memeluknya dari belakang. Sesil terkejut melihat tingkah Rendy sementara Tata hanay menggeleng heran.
"Kalian itu baru aja jadian sehari tapi drama banget sih. Apalagi ini Rendy aneh gini cuman ditinggal ke kamar mandi."
"Sesil kamu lagi ada tamu ya?" Sesil mengernyitkan dahinya bingung, ia tak paham maksud Rendy. "Rok kamu." Kata Rendy sembari melepas pelukannya tetapi dengan posisi masih menutupi darah yang menembus rok Sesil dengan tubuh tingginya.
Spontan Sesil menggertuki dirinya saat di bonceng Rendy hingga tak sadar bahwa motor Rendy telah berhenti di depan rumah Sesil.
"Ngelamunin kisah cinta kita ya," tebak Rendy.
Pipi Sesil bersemu merah. Bagaimana Rendy tau bahwa ia sedang memikirkannya. Tidak ini sangat memalukan.
Tanpa ba-bi-bu Sesil berlari masuk ke dalam rumahnya tanpa mengucapkan hati-hati pada Rendy seperti biasanya.
***
Di dalam kamarnya, Sesil menjatuhkan tubuhnya di kasur dan mengembuskan napasnya kasar mengingat aktivitasnya banyak menguras energi yaitu, bernostalgia tentang Rendy.
Tiba-tiba ada yang membuat kaki terasa geli, Sesil bangkit dan menemukan Mas Ucup.
Meong
Sesil mengambil Mas Ucup layaknya bayi dalam gendongannya. Suara eyongannya terdengar apik mendapatkan perlakukan manis dari Sesil. Kucing yang digendongnya itu diberi nama Mas Ucup karena saat Sesil jajan es di warung sebelah rumahnya, ia menemukan kucing itu lalu mengadopsinya dan memberikannya nama Mas Ucup sama seperti pemilik warung. Di rumahnya Sesil memiliki banyak kucing dan kedua orang tuanya sama sekali tidak mempermasalahkan jika Sesil memelihara kucing yang jumlah lebih dari lima asalkan selalu dijaga.
Setelah asik bermain dengan Mas Ucup, Sesil meraih handuk dan membersihkan dirinya. Hari ini ia banyak melakukan banyak kegiatan dan menginginkan langsung tidur untuk melanjutkan kegiatan baris-berbaris di sekolahnya besok.
Sesil baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya yang kuncir agar tak terkena air saat mandi ia biarkan tergerai. Ia meraba perutnya yang berdering mengharuskan dirinya keluar kamar dan makan. Mama dan papa Sesil tengah duduk di teras rumah terdengar sayup-sayup cengkrama dari dalam rumah. Sementara kakak Sesil—Ambar—tengah asik membaca majalah di kamarnya. Sesil memilih makan di ruang tamu ditemani beberapa kucingnya dan tentunya ada Mas Ucup tercinta. Bahkan Sesil tak segan berbagi makanan pada kucing-kucingnya. Kecintaannya pada kucing membuat siapa saja yang melihat tingkah Sesil saat bersama kucingnya akan geleng kepala, sebab Sesil memperlakukannya benar-benar seperti manusia seperti memberikan susu dalam dot bayi, menggendong saat malam, dan menyanyikan lagu layaknya ibu kepada anak bayinya.
Setelah merasa kenyang dan puas bermain kucingnya, Sesil masuk ke dalam kamarnya. Tidak, lebih tepatnya kamarnya dan kakanya. Sesil belum berani untuk tidur sendiri hal itu menurutnya sangat mengerikan. Ambar sudah larut dalam mimpinya sejak tadi. Sesil memilih tiduran sambil memainkan Hpnya, ada pesan masuk dari Rendy yang belum balas saat sedang makan.
Rendy : besok aku jemput kamu
Sesil : Iya yang. Jangan lupa bangun pagi kalau gak aku berangkat sendiri
Rendy : Jangan lah. Iya pasti sayang
Sesil : Aku sayang kamu
Rendy : Aku juga sayang kamu. Tidur udah malem, jangan bilang di hari satu tahun kita kamu lagi senyum-senyum mikirin aku
Sesil : Pede banget kamu
Sesil mematikan ponselnya dan meletakannya di nakas meja. Rendy benar, ia sekarang sedang senyum-senyum sendiri menatap langit kamarnya. Ia tidak menyangka bahwa ia masih diberikan kesempatan bersama Rendy meskipun banyak masalah yang sudah mereka lalui bersama. Malam ini sebelum memejamkan matanya, Sesil berdoa semoga ia selalu bersama Rendy selamanya.
Gantung:(
Comment on chapter Bagian 3