Pagi yang membosankan bagi seorang Muhammad Rizki Amartha. Mendengarkan celoteh manja dari gadis yang sama sekali tak disukainya, sudah menjadi menu wajib sarapan pagi Rizki.
“Iky ... denger gak apa yang gue omongin?” tanya Tari dengan nada manja.
“Denger,” jawab Rizki datar.
“Terus kenapa gak jawab?”
“Terus kenapa lo gak balik ke kelas lo aja? Padahal lo udah tau kalo dikacangin.”
“Ikyyyyyy!” seru Tari, mau tidak mau Rizki harus buru-buru menutup telinganya, sebelum organ dalam telinganya pecah karna triakan Tari.
“Tar, jam masuk bentar lagi. Balik ke kelas lo gih,” ujar Alviansyah bermaksud mengusir Tari secara halus.
Tari melirik sekilas jam di tangan kirinya. “Ya deh, gue balik.”
Rizki menarik nafas lega ternyata ada gunanya juga berteman dengan Alvi. “Dari tadi kek ngusirnya.”
“Yaelah ki, harus banget tiap pagi gue ngusir dia?”Alvi balik bertanya. “Gadis penyakitan kok diladenin.”
Rizki hanya bisa diam jika Alvi mulai menyinggung tentang penyakit Tari. Mentari Aldiazwa, merupakan anak dari kolega ayah Rizki. Tari mempunyai riwayat penyakit flek paru-paru, awalnya Rizki merasa kasihan dengan fisik tari yang lemah. Rizki dan Tari sudah saling kenal sejak mereka duduk di bangku SMP, atas dasar kasihan Rizki menganggap Tari seperti adiknnya sendiri.
Semakin kesini, sifat Tari semakin berlebihan, hal itu tentu saja membuat Rizki jengah dan perlahan menjauhi Tari. Rizki takut, jika Tari salah mengartikan kebaikannya selama ini, kebaikan sebagai kakak kepada adiknya bukan perhatian karna adanya rasa suka.
TEEEETTT ... TEEEETTT ... The first leasson will begin in five minute ....
Suara bel pagi ini mengakhiri kebisingan kelas 11 Sosial-2, murid-murid segera mengumpulkan ponsel mereka ke tempat khusus yang sudah tersedia di loker depan kelas mereka. Setelah itu mereka kembali duduk ke tempat mereka masing-masing. Rizki bersebelahan dengan Alvi di bangku pojok kelas, Surya duduk sendiri di bangku depan tempat duduk Rizki, dan Anjelo duduk dengan pacarnya di bangku tengah.
“Selamat pagi anak-anak,” ucap Pak Cipto saat masuk ke dalam kelas. “Hari ini saya membawa kabar gembira.”
“Apa pak kabar gembiranya?” tanya Alvi penasaran.
“Iya apa pak kabar gembiranya,” sahut seisi kelas hampir bersamaan.
“Hari ini ULANGAN DITIADAKAN,” ucap Anjelo bersemangat dan diikuti sorakan heboh seisi kelas.
Pak Cipto memukul-mukulkan penggarisnya ke meja. “Sudah, sudah tenang!”
“Kabar gembiranya adalah ... Surya ngak bakal duduk sendiri lagi karna kita kedatangan murid baru,” ungkap Pak Cipto bersemangat sampai lupa mengambil napas.
“Murid barunya perempuan, cantik lagi,” kata Pak Cipto setengah berbisik, namun cukup untuk di dengar hampir seluruh kelas.
Wajah Surya yang awalnya kaget buru-buru di buat setenang mungkin, seluruh kelas telah bersorak ramai. Pasalnya Surya memang tidak suka duduk bersebelahan dengan perempuan, bahkan Wati teman sebangkunya dulu dibuat tidak betah dengan dirinya sampai akhirnya Wati memilih pindah sekolah.
“Ciiieeeee,” lagi-lagi paduan suara kelas.
Setelah keadaan tenang, Pak Cipto memanggil Bulon. “Ladies and gentleman, please welcome ... Xafeed Bulon.”
Bulon yang sedari tadi diam di depan pintu kelas kini bergegeas masuk ke dalam, setelah mendengar namanya dipanggil oleh Pak Cipto. Saat Bulon masuk, mata Rizki tak berhenti memandang Bulon. Rizki tidak menyangka bahwa gadis yang ada di taman belakang sekolah tempo hari adalah murid baru di kelasnya.
“Hai, nama saya Xafeed Bulon, kalian bisa panggil saya Bulon.”
“Haii Bulon,” sahut seisi kelas.
“Baiklah, kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah Surya,” Pak Cipto mempersilahkan.
Bulon berjalan kearah tempat duduk Surya. “Hai Surya, Bulon boleh duduk?” tanya Bulon berhati-hati.
“Duduk tinggal duduk aja ribet,” jawab Surya ketus.
Rizki yang melihat kelakuan sahabatnya itu segera melayangkan buku paket yang tengah dipegangnya ke kepala Surya.
“Ya lo nya minggir dulu babi, Bulon duduknya mepet tembok, kalo lo gak bangun gimana masuknya?”
“Hm,” akhirnya Surya mengalah.
Setelah Bulon duduk, Pak Cipto langsung teringat janjinya minggu lalu untuk mengadakan ulangan. “Siapkan selembar kertas, seperti perjanjian minggu lalu, maka ... hari ini kita Ulangan Geografi.”
“Yahhhhhhh, jadi deh ulangannya,” keluh Alvi.
Aku keasyikan bacaππ
Comment on chapter Bulan dan Ksatria BintangGoodjob kakβ€