Aku berjalan mendahului hayam wuruk, aku merasa masih kesal denganya. Langkah kakiku berjalan cepat.
"Sarah,.. tidak ada alasan untukku kembali"
Hayam wuruk menghentikan langkahku. Aku berbalik, berjalan kearahnya.
"Apa maksud baginda raja?"
Hayam wuruk menatapku,
"Rendra telah membawa majapahit ke puncak kejayaanya. Dia pasti bangga menjadi seorang raja"
Aku mengelak,
"Lalu.. apa baginda raja akan terus membiarkan kak rendra di masa lalu? Sampai akhir hayatnya?"
"Itu adalah pilihan rendra,sarah.. dan kembali ke masa depan juga adalah pilihanku. Rendra melarangku kembali kedunianya. Karena dia tidak memiliki siapa-siapa. Namun satu hal yang rendra tidak tau, dia memiliki ayah angkat yang sangat peduli kepadanya."
Aku berdecak, mengalihkan pandanganku dan berjalan menuju tangga gapura.
Aku yakin,aku pasti bisa kembali, fikirku.
Hayam wuruk berjalan di belakangku.
"Sarah, percayalah padaku. Kamu tidak akan bisa kembali"
"Apa salahnya mencoba?"
Aku menggandeng tangan hayam wuruk,memejamkan mata. Aku berjalan perlahan melewati gapura. Lalu aku membuka mata,
Aku tidak kembali ke majapahit...
Hayam wuruk membalikkan badanku,
"Sarah, percayalah padaku. Kamu tidak akan bisa kembali ke majapahit. Dua tahun yang lalu, aku yakin rendra berumur 24 tahun. Waktu disana lebih lama daripada disini sarah. Kamu bisa merasakan sendiri, lima menit yang kau lalui adalah empat bulan di majapahit"
Tatapanya terlihat serius, dan seberapa keras aku mencoba, aku tidak akan kembali. Hayam wuruk mencoba meyakinkanku
"Jikalau kamu tetap bisa kembali ke majapahit. Yang kamu temui bukan hayam wuruk lagi sarah, tapi anak keturunanya"
"Apa seperti itu.. aku merindukanya.."
tanganku mengusap butir-butir air yang perlahan jatuh di pipiku. Hayam wuruk melepas topi hitamnya, dan memasangkan di kepalaku.
"Aku minta maaf sarah, tapi.. ini adalah pilihan kami di dunia mana kami ingin tinggal. Aku yakin, rendra pasti bahagia dengan pilihanya. Dan aku bahagia dengan pilihanku"
"Bahagia? Bukankah baginda raja tidak mempunyai siapa-siapa disini?"
"Memang, aku hanya memiliki ayah angkat disini. Tapi dengan begitu, aku bisa bertemu denganmu. Dan juga, jangan panggil aku baginda raja sarah, panggil aku rendra."
kak rendra mengusap air mataku, lalu dia menggenggam tangan kiriku, membawaku turun dari satu persatu anak tangga. Sinar surya semakin terik, membuat wajah dan rambut merasakan sensasi panas akan sinarnya.
Namun tidak demikian denganku, kak rendra bahkan memberikan topinya kepadaku. Untuk menutupi tangisanku meskipun yang sebenarnya adalah untuk melindungiku dari sinar matahari.
Tanganya terus menggengamku erat hingga ke parkiran motor. Saatnya pulang, aku mulai menerima kenyataan yang ada.
Aku tidak akan bisa kembali lagi ke majapahit. Karena kejadian studi wisata dua tahun lalu adalah kejadian pertama sekaligus terakhirku. Sebuah pengalaman yang sangat berharga, belajar dari sejarah.
Kak rendra tidak menepati janjinya? Aku rasa tidak, bertemu denganya kembali di masa depan memang terjadi, meskipun yang terjadi adalah aku bertemu dengan raja hayam wuruk itu sendiri.
Kami tiba di kampus ITS, tepat jam empat sore. Sepeda motor berhenti di dekat gazebo fakultas kami. Aku turun dari sepeda motor, lalu kak rendra melepas helmnya.
"Terimakasih kak rendra.."
Aku menunduk, lalu pamit pulang. Kak rendra menjawab dengan senyuman khasnya, seperti purnama pertama kami bertemu.
Lalu aku berjalana pulang, sesaat setelah itu,kak rendra memanggilku
"Saraaah!!!"
Aku membalikkan badan,
"Iya.. apa??"
"Apa kamu mau memulainya lagi denganku?"
Dari kejauhan, kami saling memandang, lalu tersenyum dan tertawa kecil.
Kamu menepati janjimu di surat itu...
'jika 700 tahun lagi aku bertemu denganmu, aku masih akan tetap mencintamu, sarah'
~END~
Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D
Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !