Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (asisten dosen) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

"Sarah pulang.." Suaraku menghentikan ibu dan bapak yang sedang asyik mengobrol di depan televisi.

Ibuk dan Bapak menyambutku dengan senyum, langkahku berjalan perlahan memasuki kamar. Meletakkan tas yang seharian kugendong. Merebahkan tubuh lelahku dari padatnya jadwal kuliah hari ini.

Tirai jendela melambai-lambai memanggilku dengan lembut untuk ditemani menghabiskan malam di meja kayu. Tanganku mulai mencari dan mencari jurnal Teknik Kimia yang ditugaskan oleh Prof. Edi tadi siang. Setelah menemukan judul yang sesuai, aku pun menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Mata kuliah seminggu tiga kali ini selalu terdapat tugas di setiap akhir kuliahnya. Entah mnerjemahkan jurnal, membuat eksperimen ataupun membuat laporan berkenaan tentang Teknik Kimia.

Sosok mahasiswa di perpustakaan mengingatkanku kembali pada sosok raja muda, Hayam Wuruk. Janjinya akan bertemu di kehidupan yang akan datang masih kupegang teguh hingga saat ini. dan karena janji itu, aku selalu melingkarkan cincin batu opal merah di janji manisku. Entah itu Dyah Nertaja sahabatku, atau baginda raja Hayam Wuruk. Aku ingin sekali bertemu mereka suatu saat nanti.

Keesokan harinnya, kegiatan mata kuliah tetap berjalan seperti biasa. Tidak ada jam kosong, karena mata kuliah Prof. Edi akan diganti oleh sang Asisten dosen dengan gelar cumlaude itu. Dari membayangkanya saja, aku sudah yakin 1000% bahwa asisten dosen pilihan Prof. Edi adalah seorang yang cupu seperti komting kita, Azhar. Dan penampilanya pasti tak jauh berantakan dari Yayan. Namun yang terpenting dari semua itu, mata kuliah pengantar Teknik Kimia tetap terisi.

Mata kuliah pertama diisi dengan pelajaran Matematika dasar oleh pak Darsono. Dosen berpipi cekung ini jika mengajar selalu diselipi oleh humor-humor ala anak muda. Saat menjelaskan di depan papan tulis, padangan matanya selalu berada di atas kacamatanya. Tak ayal, para mahasiswa selalu menahan tawa ketika pak Darsono menjelaskan persamaan-persamaan matematika.

Di akhir mata kuliah, pak Darsono selalu memberi dua soal saja, ya.. hanya dua soal. Akan tetapi satu soal saja jawabanya jika ditulis dengan pensil akan muat dua lembar kertas A4. Menjabarkan suatu persamaan Matematika. Yang paling antusias disini adalah Azhar, komting kami. Karena Matematika adalah pelajaran favorit bagi mahasiswa berkaca mata tebal ini.

Setelah puas memberikan dua soal, pak Darsono keluar kelas kami. Azhar yang duduk di sebelah kiriku langsung memainkan jari jemarinya di atas kertas A4. Mencoba mneyelesaikan satu soal saja yang diberikan pak Darsono. Gumaman teman-teman perlahan memenuhi ruang kelas kami yang semakin lama semakin dingin oleh suhu AC ruangan.

Aku yang duduk di depan mengeluarkan lembaran kertas print-out hasil tugas dari menerjemahkan jurnal Teknik Kimia Prof. Edi. Karena tugas tersebut akan dialihkan oleh asisten dosen Prof. Edi yang sebentar lagi akan datang. Suara pintu tiba-tiba terbuka oleh teman kami, Hendrik. Nafasnya yang masih tidak beraturan itu terpaksa menyampaikan pesan,

"Asisten dosen Prof. Edi datang rek!!" lantas Hendrik berlari menuju tempat duduknya.

Begitupun teman-teman yang langsung berada pada posisi mereka masing-masing. Sambil menyiapkan hasil tugas menerjemahkan jurnal Teknik Kimia. Daun pintu terbuka perlahan, diiringi aroma wewangian rempah yang sama persis dengan aroma yang kucium saat di perpustakaan. Seorang pemuda berkaca mata yang memiliki tubuh bidang setinggi 180cm perlahan memasuki kelas kami. Aku terperanga,karena dia bukan seperti yang aku kira.

Dia bukan hayam wuruk.

Lantas,kenapa dia memakai wewangian yang sama dengan hayam wuruk? Ratusan pertanyaan menari-nari di fikiranku. Entahlah, sudah dua tahun berlalu sejak kejadian itu dan aku masih memikirkanya.

Asisten dosen itu, sekilas dia menatapku, lalu menaruh tas dan beberapa buku yang dia bawa ke meja dosen. Tatapanya yang tajam dibalik kacamatanya itu benar-benar menunjukkan dia adalah orang yang jenius.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3061      1708     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...