Hari-hari yang aku lalui berjalan seperti biasa, namun kali ini di hari selasa, dimana terdapat pelajaran Sejarah, aku tidak mengganti tempat dudukku. Ima gadis berambut pendek setinggi 165cm itu berdiri disampingku.
"Ayo pindah.." Dia masih terbiasa dengan kebiasaan lamaku.
"Sarah udah insyaf Im.. Kamu kembali aja ke tempat dudukmu." Astrid menyahut
Aku menoleh ke arah Ima yang tanganya masih memegang buku Sejarah.
"Iya Im.. Ma'af.. Kali ini aku akan terus duduk di depan, dan aku tidak akan pindah tempat duduk saat pelajaran Sejarah."
Ima mendengus dan tersenyum jengkel,
"Halah, gayamu cak! Awas kalau kamu minta tuker lagi. Tak tukerin sama meja guru di depan tuh."
Ima memandang kursi kosong yang menunggu kehadiran bu Endah. Lalu memalingkan tubuhnya dengan kesal kembali ke tempat duduk semula.
Perlahan langkah kaki terdengar memasuki pintu, bu Endah datang dengan wajah yang tak seperti biasanya, sumringah. Teman-teman yang ada dikelasku menjadi terheran-heran dengan kejadian yang langka ini. gumaman teman-teman seketika terhenti ketika bu Endah mulai berbicara,
"Anak-anak.. Sudah dua minggu sejak kalian mengumpulkan makalah tugas studi wisata. Namun yang membuat ibu senang adalah karena ada makalah dari salah satu kelompok yang membahas secara detail tentang kerajaan Majapahit. Nilai kelompok ini menjadi nilai yang terbaik diantara kelompok lain. tepuk tangan kepada kelompol satu." Bu Endah bertepuk tangan.
Sontak akupun juga terperanga, diiringi tepuk tangan yang riuh dari teman-teman lain. Astrid menyenggol tubuhku dan tepuk tangan, aku masih diam tak percaya.
"Siapa yang menyusun makalah ini?" bu Endah melanjutkan. Lalu teman-teman dengan serempak menujukkan tanganya ke arahku, membuat bu Endah kaget.
"Sarah.. Benar kamu yang menyusunya?" mata bu Endah terbelalak di balik kaca matanya itu.
"Ngg, Iya bu.." Aku tersenyum tipis.
"Ibu hampir ndak percaya kalau kamu yang menyusunya Sar, apa sekarang kamu mulai menyukai Sejarah ya? Ulasanmu sangat detail sekali, seolah-olah kamu mengerti kerajaan Majapahit."
"Iya bu.. Sarah cuman mengumpulkan beberapa informasi, foto dan catatan yang dikumpulkan oleh teman-teman." Aku mencoba untuk merendah.
Bu Endah yang masih takjub tak percaya itu membalikkan badanya dan memulai pelajaran Sejarahnya. Astrid yang mencoba memberiku semangat tersenyum bangga di sebelahku. Kini tak satupun hari yang tak aku lewatkan ketika pelajaran Sejarah.
Pelajaran yang dahulunya adalah pelajaran yang membosankan, entah kenapa kini pelajaran sejarah menjadi pelajaran yang menyenangkan. Mempelajari masa lalu bangsa Indonesia yang penuh cerita dan hikmah di dalamnya.
Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D
Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !