Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (hari terakhir) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

"Kumaaaarr... ayo ceritakan kepadaku.."

Aku membuntuti kumar di belakangya. Berteriak sambil mengikutinya di tengah keramaian dermaga pada siang hari. Kumar terus berjalan, sesekali bersenandung lagu india yang aku tak mengerti artinya. Wajahnya sumringah seperti yang lalu -lalu

"Acha! Kamu sepertinya ingin tahu sekali sarah,hahaha" kumar sedikit menoleh lalu berjalan kembali.

"Ya iya.. ayo kirimkan surat lewat burung merpatimu itu" aku memohon kepada kumar yang menghentikan langkahnya di depan pedagang.

"Tenang saja,temanku ! Kabootar pasti akan memberitahu kita" kumar menggoyangkan kepalanya

"Kabootar? Nama merpatimu"

"Acha! Hahah.." kumar menjawab.

Kumar lalu membuka buntalan kain yang di gendongnya sejak tadi, kain tenun merah maroon dengan corak bunga keemasan ditawarkan kepada salah seorang pedagang rempah asal majapahit.

"Sepuluh meter tenun sutra"  kata kumar kepada seorang pedagang pria

"Dua karung rempah" jawab pedagang itu.

Aku menyadari bahwa apa yang dilakukan kumar terhadap pedagang majapahit adalah barter. Sistem tukar barang yang populer di jaman dulu.

"Empat karung rempah!" Aku langsung menyahut.

"Ckckckc... terlalu banyak.. tiga karung rempah" jawab pedagang itu.

Kumar terpana melihatku, aku berusaha menego pedagang itu agar ditukar dengan karung rempah lebih banyak.

"Kisanak.. ini sepuluh meter tenun ulat sutra, asli india! Memelihara ulat dan memintalnya saja butuh waktu yang lamaaa sekali. Apalagi 10 meter,kisana.. sudah ribuan ulat yang dikorbankan untuk kain ini" aku menawar pedagang itu.

Pedagang pria itu mengernyitkan dahinya,terdiam lama.. memikirkan kata-kataku barusan. Kumar masih tak mau lepas pandanganya dariku,terperanga dengan bakat negosiasiku.

"Baiklah gadis muda! Empat karung rempah! Ckckck.. tidak pernah aku bertemu pedagang cerdik sepertimu. Jika 10 orang pedagang sepertimu,aku bisa rugi" jawab kesal pedagang itu.

"Hahahah... acha! Terimakasih kisana!" Jawab kumar sambil tertawa bangga.

Lalu kumar dengan girang membawa pulang empat karung rempah, kami hendak pulang. Lalu pedagang itu mencegat kami.

"Tunggu gadis muda"

Langkah kaki kami berdua terhenti.

"Iya kisanak.. ada apa?" Aku menoleh kearahnya.

"Aku menyesal telah membicarakan hal buruk tentangmu,.. dan juga.. sejak kepergianmu, ndoro putri dyah juga keluar dari istana. Ndoro putri sekarang telah menjadi ratu di kerajaan pajang" pedagang itu memberitahuku

"Ha.." aku menjawab lirih

Kata - kata pedagang itu seperti petir di siang bolong buatku. Dyah.. teman pertamaku, sahabat baikku selama di majapahit pergi keluar di majapahit, sama halnya denganku. Kalau bukan karena pertemuanku dengan hayam wuruk di telaga segaran, semua ini tidak akan terjadi, kalau bukan karena keputusan 'gila' hayam wuruk, aku tidak akan di kirim ke churabaya.

Tubuhku terasa lemas, aku hampir saja jatuh jika kumaar tidak segera menangkapku.

"Demi dewa! Acha! Kamu baik-baik saja temanku?" Kumar mencemaskanku.

Kumar membopohku hingga di kursi depan rumah kami. Aku masih duduk lemas memikirkan dyah. Ini hari terakhirku di zaman ini, dan aku juga tidak tahu dimana pajang, aku tidak tahu bagaimana kesana, dan aku juga tidak tahu jalan kesana.

"Kumar.. apakah pajang itu jauh?" Tanyaku lirih.

"Acha.. aku tidak tahu pasti.. mmm tapi sepertinya jauh"

Aku mengeluarkan nafas panjang. Sepertinya tidak mungkin jika aku harus bertemu dengan dengan dyah saat ini. Besok pagi, aku harus menempuh perjalanan setengah hari untuk sampai ke gapura wringin lawang. Karena,besok adalah kesempatan terakhirku untuk kembali ke masa depan.

Seekor merpati, kabootar adalah nama merpati yang diberikan oleh kumaar. Tiba tiba saja menghampiri kami, dengan cepatnya hinggap di lengan kumar,membawa gulungan kecil. Kumar membukanya, ekspresinya berubah sumringah.

"Saraah... temanmu sedang menuju perjalanan disini! Temanmu yang berasal dari masa depan! Dia akan menunggumu di geladak kapal kami, setelah matahari terbenam"

Aku langsung terperanjak, untunglah.. dan aku berharap yang akan aku temui adalah dyah..

                                                                         ****************

Senja perlahan menghilang di balik dinding-dinding diantara rumah pemukiman pedagang. aku menunggu kumar yang sedari tadi meninggalkanku di rumah sendirian, menukar sisa barang daganganya kepada para pedagang di dermaga.

aku duduk di kursi kayu panjang, sembari menikmati sisa - sisa senja yang perlahan mulai tergantikan oleh gelapnya malam. menanti detik demi detik untuk bertemu dengan seseorang yang kumar maksud, seseorang dari masa depan selain aku. setidaknya hal itu yang bisa membuatku merasa tenang untuk kembali ke masa depan besok.

"saraaah... saraaahh!!!" teriak kumar dari kejauhan. membuatku terperanjak dan menghampirinya.

"apa kumaar?? apa??" aku menghampirinya.

kumar berhenti di hadapanku. tanganya memegang lututnya, nafasnya sama sekali tak teratur. bak dikejar anjing liar.

"temanmu.. huuft.. huft.. temanmu itu, menunggumu di geladak kapal kami, sekarang !  cepat kesana!"  kumar berbicara terengah-engah.

aku lalu berlari-lari sekencang mungkin, dan melewati titian kayu panjang diantara dermaga menuju kapal. aku menahan rasa takutku, melewati titian itu. dan ternyata benar, jika dalam keadaan terdesak, kita bisa melakukanya. itu benar ! dari atas kapal aku mencium aroma yang aku kenal, aroma yang membuatku merasa nyaman, dan tenang.

seseorang menatap langit senja yang perlahan tergantikan oleh bintang dan lembutnya sinar bulan. aku mendekatinya, perlahan.. dia menyadari kehadiranku.

"kapal dibuat, bukan untuk  terus merasa tenang di dermaga, namun untuk mengarungi kejamnya lautan, bukankah begitu,, sarah..."

seseorang itu berbalik, dan tersenyum manis menatapku, tatapanya masih teduh seperti kemarin. dia menghampiriku..

"hayam wuruk..." aku menggumam..

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3048      1697     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...