Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (prasasti persahabatan 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

denting - denting batu yang beradu dengan pahatan tak berhenti begitu saja sejak tiga jam kami duduk manis bertiga. peluh- peluh keringat terlihat bercucuran di guratan keriput wajah ki ageng yang tak berhenti semenit bahkan sedetikpun sejak pertama kali beliau memulai membuat prasasti. wajahnya yang terlihat santai namun serius dalam setiap lekukan di batu yang beliau pahat.

"sudah selesai, yang mulia."

ki ageng berdiri, mengusap peluh yang menempel di dahinya dengan kain putih yang bertengger di bahu kiri ki ageng. tangan beliau penuh dengan kepulan debu yang dihasilkan oleh setiap pahatan yang beliau ukir.

"akhirnya... " aku mengeluarkan nafas panjang. membuat hayam wuruk dan dyah spontan melihatku.

"hehehe.. aku bahkan pernah berdiri lebih lama dari ini sarah. tapi dengan begitu, kami bisa mengenang sesuatu" jawab dyah

kami lalu berdiri, melihat hasil karya seorang maestro majapahit. sempurna! itulah kata pertama yang keluar dari mulutku. setiap lekukan dan detail sangat terlihat mirip dengan aslinya. bahkan cincin dengan bentuk naga yang melingkar di jariku terlihat sama persis.

"terima kasih ki ageng, hasil pahatan ki ageng sangat indah" hayam wuruk memuji ki ageng.

"sama-sama yang mulia.. hamba juga merasa sangat bangga bisa memahat yang mulia bersama dengan teman ndoro putri"

ki ageng menunduk. lalu menepuk -nepuk tanganya. membersihkan sisa debu yang menempel di tanganya.

"lalu.. kita beri nama apa prasati ini, adikku?" hayam wuruk mendekati adiknya yang sedari tadi menatap lama prasasti sembari tersenyum.

"Prasasti persahabatan.." jawab dyah.

"Nama yang bagus,dyah. Aku jadi ingat saat pertama kali kita bertemu di pasar."

Dyah menggandeng tanganku,

"Hahaha.. kamu benar sarah. Aku benar-benar kaget saat kamu memberiku ramuan yang bisa menempel di lututku"

Spontan aku tertawa, karena dyah menyebut plester luka sebagai ramuan

"Itu bukan ramuan dyah.. itu plester luka."

"Apapun itu.. itu kejadian yang tidak akan pernah kulupakan" jawab dyah

"Sama.." aku menjawabnya.

"Kalian melupakanku.." sahut hayam wuruk. Di berjalan,lalu berhenti disampingku.

"Sarah.. kamu cantik" bisik hayam wuruk di telingaku.

Wajahku sontak memerah, tatapanya yang teduh itu diiringi dengan senyumnya yang menawan, membuat es beku manapun akan langsung meleleh.

"Raka.. aku mendengarnya!" Sahut dyah

"Hahaha... adikku sayang.." hayam wuruk mengusik-usik rambut dyah.

Lalu kemudian kami bertiga menatap prasati bersama. Aku dan dyah begandengan tangan, menatap prasasti yang mungkin suatu saat akan menjadi saksi bisu kejadian yang kami alami hari ini
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3048      1697     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...