Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (Raja muda hayam wuruk) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

"Raka,? Siapa Raka?" tanyaku sambil menuntunya berjalan.

"Raka adalah kakak laki-lakiku. Aku memanggilnya Raka. Pertama-tama aku harus mencari delman untuk kembali ke istana."

Sambil melambaikan tangan, akhirnya kami mendapat tumpangan delman, bapak kusir yang mengendarainya langsung menunduk kepada Dyah, seolah tahu jika Dyah adalah anggota kerajaan.

"Ndoro putri.. Lhoala, habis kenapa putri?" bapak kusir itu menundukkan kepalanya dengan sopan, dan bergegas membantu Dyah menaiki delman.

"Jatuh kisana, ini teman saya, Sarah. Minta tolong antar Dyah diantar kembali pulang bapak."

"Inggih ndoro putri,.." Jawabnya santun, lalu bapak kusir segera menuju kursinya dan kami mulai berjalan.

Aku pun meluruskan kaki Dyah yang terluka, kaki halus dan terawat ini hampir membuatku iri. Sayup-sayup angin menyibak sebagian rambut Dyah, pipi yang ramping itu seperti membentuk sebuah sudut 1350 jika dilihat dari samping, putri kerajaan memang selalu sempurna dari berbagai sisi. Aku mendekatkan diriku kepadanya, sembari berbisik.

"Namanya kusir itu, kisana??"

Dyah yang lantas tertawa manis itu mendekatkan kepalanya ke telingaku dan berbisik,

"Kisana itu tuan, Sarah,, panggilan untuk orang yang tidak kita kenal"

"Oooww.." Aku menganggukkan kepala tanda mengerti apa yang Dyah maksud.

Dyah menatapku senyum dan memegang tanganku, dan aku juga membalas dengan senyuman. Trimakasih tuhan telah memberikan aku seorang teman di dunia ini. Kereta terus berjalan, diiringi langkah kaki sepatu kuda semakin melengkapi perjalanan kami. Melewati pasar, rumah-rumah penduduk, jalanan masih rata dengan tanah, tidak ada bangunan tembok, ataupun gedung. Bangunan semuanya terdiri dari batu bata. Sedangkan rumah penduduk lokal hanya terdiri dari kayu dan anyaman bambuPemandangan benar-benar asri seperti pedesaan. Para penduduk juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Akhirnya kami tiba di istana Majapahit, kerajaan nan megah sepertinya baru pertama kali aku lihat, karena pada saat kunjungan wisata kami tidak menemukan jejak satupun istana yang bercorak hindu-budha itu. Bangunanya juga terdiri dari batu bata merah dengan beberapa tiang fondasi dari kayu. Dan juga ukiran – ukiran yang indah terpatri dalam setiap sudut bangunan. Kami berdua berjalan diantara arca-arca kecil yang menyambut kedatangan setiap tamu. Hulubalang juga mondar-mandir di setiap sudut istana untuk memastikan keamanan istana. Lalu sampailah kami di aula utama istana.

"Sarah.., bisakah kamu menungguku di sini sebentar. Aku mau ke kamarku sebentar untuk mengganti bajuku dengan baju istana. Sebentar lagi juga Raka akan datang." Ucap Dyah sambil mengantarku di pintu masuk ruang utama istana.

"Mmm.. Iya, jangan lama-lama ya." Balasku sambil menoleh ke aula utama, dimana para mentri dan petinggi-petinggi istana duduk dengan hormat menyambut kedatangan sang raja.

Tidak lama kemudian, Dyah meninggalkanku sebatang kara, dan aku pun juga tidak tahu harus berbuat apa. Tidak lama kemudian seorang abdi dalam menyerukan bahwa sang raja akan masuk ke ruangan. Ingin menjawab semua rasa penasaranku, aku pun perlahan masuk ke tengah-tengah aula istana ketika para mentri dan petinggi kerajaan menunduk kepada kehadiran sang raja.

Lalu munculah seorang raja muda dengan mahkota emas di kepalanya, dan juga gelang-gelang emas yang menempel indah dilenganya. Dada yang tegap, dan berbody six pack itu hanya ditutupi oleh selempang kain emas. Lalu di bagian pinggang ke bawah, sang raja memakai sarung sutra bermotif keemasan, yang di bebat dengan sehelai kain panjang yang menutupi pinggangnya. Aku pun semakin penasaran, perlahan, aku semakin dekat dengan singgasana sang raja, raja muda itu benar-benar tampan, wajahnya mirip sekali dengan Dyah, maklum itu karena Dyah adalah adik sang raja. 

Tapi tunggu.. Kepingan ingatan terlintas dibenakku, bu Endah pernah bilang bahwa Majapahit berada pada puncak keyaanya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk juga naik tahta di usia 16 tahun. Dan juga tidak jauh beda dengan raja yang kulihat sekarang, muda. Umurnya mungkin beberapa tahun lebih tua daripada aku. Aku terus menatapnya, aura kewibawaan seolah terpancar jelas di wajahnya yang tirus. Kemudian sang raja membalikkan badan untuk bersiap duduk di singgasana. Tapi kala itu pun berhenti karena mata kami saling bertapapan.

"Siapa kamu..??" suaranya yang gagah tapi lembut itu membuat para hadirin di istana menaikkan kepalanya, semua mata tertuju padaku.

"Aku.. Mm.. Aku Sarah." Jawabku terbata-bata.

Lalu seorang pria dewasa bertubuh gendut, berpipi tembem menunjukku,

"Senopati Manggala, tangkap dia.. !!" suaranya terdengar sangat keras dan tegas, itu pasti sang mahapatih, Gajahmada.

Lalu dari belakang, ada seseorang yang mendorong lututku sehingga membuatku bersimpuh di depan sang raja.

"Aduuh.. Apa-apaan ini.!!"  aku berusaha menangkis genggaman tangan mereka yang kuat di kedua tanganku. namun tangan senopati berkumis itu terlalu kuat untuk kulepaskan

"Diam kamu.." Sebilah keris mulai mendarat di leherku. Aku diam, Tidak sepatah katapun yang bisa terucap. Tapi sepertinya, mereka serius menghadapi aku. Apalagi, sepertinya keris yang berliuk-liuk itu asli.

"Berdiri dan tidak tunduk pada saat menyambut raja adalah sebuah sikap dari seorang pemberontak. Berani-beraninya orang sepertimu masuk kedalam istana dan tidak hormat kepada sang raja." Seru sang mahapatih di depan para hadirin. Para hadirin juga mulai berbisik-bisik membicarakanku. Lalu itu semua terhenti ketika Dyah memasuki aula istana

"Hentikan mahapatih ! dia adalah temanku.." Seru Dyah yang kini berubah menjadi sangat cantik. Memakai mahkota kerajaan dan berpakaian kemben yang di rajut dengan benang emas,membuatku Takjub. Sangat berbeda dengan Dyah yang ku kenal di pasar.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3062      1709     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...