Upacara bendera rutin dilaksanakan pada setiap sekolah, termasuk SMA JAYA. Siapa sih yang gak kenal SMA JAYA? SMA Favorit di daerah Bandung yang hari ini melaksanakan upacara sekaligus penerimaan siswa baru.
Gadis dengan postur tubuh minim dan rambut yang di biarkan tergerai itu beberapa kali menatap arloji di pergelangan tangannya. Ia ingin amanat yang di sampaikan bapak kepala sekolah itu segera berakhir.
"Terima kasih atas perhatiannya,"
Akhirnya. Batin gadis itu senang. Ia segera keluar dari barisan upacara. Saking buru-buru ia berjalan, mata gadis itu tak melihat ada batu di bawahnya hingga....bruk. Tubuhnya terjatuh ke aspal. Awwsshhh. Ringis gadis itu mendapati siku dan lutunya memerah.
Sebagian siswa/i menertawakan kelakuan konyol gadis yang sedang menatap mereka dengan kesal.
"Makannya kalau jalan itu pakai mata,"
"Hei! Aku jalan pakai kaki. Mikir dong!" Bentaknya geram. Wajahnya memerah dan tertunduk malu. Sesaat ada seseorang yang memegang bahunya. Gadis itu tak berniat melihat siapa dia, ia masih betah menundukkan wajahnya. Tapi ia yakin jika yang menolongnya adalah seorang pemuda.
"Mau apa?! Menertawakanku? Lepasin, aku bisa sendiri?!" Tolaknya
"Ceroboh, akan aku antar ke UKS"
"Hei! Aku tidak ceroboh,"
"Lebih baik diam" ucapnya datar
Pemuda itu terus memapah gadis yang baru saja terjatuh ke UKS. Gadis itu melihat seorang penjaga UKS yang sedang memainkan ponsel canggihnya. Cih yang lain pada kepanasan dan pegel di lapangan. Ini kok enak-enakkan duduk sambil main HP. Batin gadis itu kesal
Tok...Tok...Tok...
Pemuda itu mengetuk pintu UKS dan membuat siswi tadi terlonjak kaget. Siswi itu memasukkan ponselnya dan melihat ke arah mereka, terlihat lagi wajah terkejut penjaga UKS itu.
"Eh Alex. Ada apa?"
"Obati dia,"
"dia," ucapnya sambil menunjuk Gadis yang di papah pemuda yang di sebut Alex olehnya
"Ya,"
"Baiklah," ucapnya. Kemudian Alex berlalu pergi meninggalkan mereka. Kemudian sang penjaga UKS langsung memicing ke arah Gadis itu.
"Kenapa kamu bisa terluka?"
"Aku terjatuh,"
"Apa jangan-jangan kamu terjatuh karena mengejar Alex?"
"Aku tersandung, lagi pula aku tak mengenal nama siapa itu," aku butuh di obati, bukan di curigai. Batinnya merasa kesal pada penjaga UKS itu. Bukannya langsung menolong, malah menginterogasi.
"Yang tadi memapahmu namanya Alex, pria idaman sekolah ini. Cerdas, tampan, dan baik hati,"
"Tampan? Idaman? Aku belum pernah melihat cowok tampan di sekolah ini,"
"Kau belum melihatnya kan? Jika kau melihat dia, kau pasti akan langsung jatuh hati padanya. Percayalah, aku juga awalnya sepertimu Hexa"
Heh? Dari mana dia tau namaku?
"Aku tau namamu dari seragam yang kau kenakan," ucapnya seolah tahu apa yang ada di pikiran Hexa, gadis mungil berparas cantik itu.
"Selesai," ucapnya setelah berhasil membalut luka-luka kecil di siku dan lutut Hexa.
"Terima kasih," ucap Hexa sambil berlalu meninggalkan UKS.
Tampan? Cerdas? Mana? Mana gak ada yang tampan. Batinnya mengentakkan kaki.
"Eh Hexa sadar, sadar dong kamu kok malah kayak cari cemewew. Ingat kamu kesini karena mencari ilmu," Hexa meyakinkan dirinya.
***
Kelas baru, teman baru, seragam baru yang di kenakan menyeruak di kelas yang sekarang di tempati Hexa. Ia telat memasuki kelas sehingga tak ada bangku kosong di depan maupun di bangku ke dua, ia menghela nafas pasrah dan matanya tak sengaja menangkap sosok gadis berkacamata dengan rambut yang di kucir kuda menduduki bangkunya seorang diri. Senyum Hexa langsung mengembang.
"Hai, boleh aku duduk di sini?" Hexa menunggu jawaban dari sang gadis berkacamata itu. Namun 1 detik, 2 detik tak ada respon darinya.
"Baiklah aku anggap diammu sebagai jawaban iya," Hexa langsung mendaratkan bokongnya di atas kursi yang bersebelahan dengan gadis pendiam sekaligus misterius itu.
"Siapa namamu?" Tanya Hexa. Namun gadis berkacamata itu malah merogoh sebuah novel dari dalam tasnya. Hexa mendengus kesal.
"Ya sudah tak mau mengenalkan tak apa. Nanti aku tahu sendiri saat guru mengabsen namamu," Hexa menggembungkan pipinya kesal
"Tiara" Celetuknya datar membuat Hexa menatapnya kembali.
"Oh namamu Tiara. Perkenalkan namaku Hexa Aprilia," Hexa mengulurkan lengannya. Namun, lagi-lagi ia di abaikan. Huft dasar cewek datar kek aspal, batinnya kesal.
Tok...Tok...Tok...
Seseorang mengetuk pintu kelas, semua murid langsung berhenti berceloteh, termasuk Hexa yang mulai duduk rapi.
Seorang siswa membukakan pintu, beberapa saat mengobrol dan saat siswa itu mengangguk. Munculah kakak-kakak kelas famous di SMA JAYA ini. Keadaan kelas menjadi ricuh, berbisik-bisik pada teman sebangkunya. Terkecuali Hexa yang hanya melipatkan tangannya di depan. Punya temen sebangku dingin ama ya. Huft. Batinnya.
Mata Hexa tak sengaja menangkap sosok pemuda yang terakhir masuk ke kelasnya. Matanya langsung membulat sempurna, jantungnya berdegup kencang. Hexa melihat pemuda dengan style rapi berdasi melihat ke sekitar kelas dengan tatapan datar tak ada ekspresi.
"Selamat pagi adik-adik,"
"Pagi kakak,"
"Mohon maaf mengganggu aktivitasnya sekalian. Perkenalkan nama saya Rendi dari XII IPA 1, di samping saya ada gadis cantik bernama Iriana, di sampingnya ada Doni, dan yang dekat pintu itu ketua Teater SMA JAYA namanya Alex, Kami dari ekstrakurikuler Teater,"
"Oh kak Alex,"
"Namanya Alex yah. Aduh ganteng banget," bisik-bisik terdengar di kelas X IPA 2. Termasuk Hexa yang tak bisa memfokuskan ke titik lain selain menatap paras tampan Alex
"Kami akan memberikan formulir pendaftarannya..." Rendi dan yang lainnya mulai memberikan formulir itu pada setiap siswa/i.
"Di tunggu penyerahan formulirnya ya," Hexa tersentak saat seseorang memberikan formulir itu pada Hexa.
"Eh i-iya kak Rendi,"
"Kamu juga ya," Rendi menyerahkan juga formulir itu pada teman sebangku Hexa, hanya sebuah tatapan yang di berikan gadis itu, tanpa basa basi lainnya.
"Terima kasih atas waktunya. Kami berharap partisipasi adik-adik sekalian," semuanya keluar. Hexa lagi-lagi menatap Alex yang berjalan keluar kelas dengan gaya cool, dan kalemnya.
"Aku harus dapat nomor WA nya. Harus. Nanti istirahat, aku akan ke kelasnya. Pasti," gumam Hexa girang membayangkan wajah rupawan yang dimiliki Alex.
***
Hexa tak bisa fokus mendengarkan guru di depannya. Bayangan wajah pemuda tadi kembali berputar di otaknya, seakan kaset yang terus-menerus di replay.
Samar-samar Hexa mendengar seseorang memanggil namanya.
"Hexa Aprilia,"
"HEXA APRILIA!" Bentakan itu mampu membuat Hexa terlonjak kaget.
"Kenapa kamu melamun terus?"
"Eh a-anu itu... aku.."
"Sudah. Perhatikan saya di depan. Ini pelajaran dasar, kamu harus menguasainya,"
"Ba... baik bu,"
Empat jam berlalu, pelajaran yang mampu membuat lelah namun tak berkeringat itu akhirnya selesai. Perut Hexa merasa berdemo untuk di beri asupan makanan. Ia langsung melirik ke arah Tiara.
"Tiara, kita ke kantin yuk, aku lapar,"
Sudah Hexa duga, ia tak akan pernah melihat atau pun mendengar teman sebangkunya ini bicara. Hanya satu kata yang ia ucapkan tadi saat menanyakan nama. Jangan-jangan dia bisu. Batin Hexa penuh selidik.
"Tiara kau bisa menjawabku? Halo? Oh ya kau tahu laki-laki yang tadi pagi datang kemari? Ganteng pake bangetttt deh."
Percuma saja Hexa berbicara panjang lebar padanya. Matanya saja fokus pada novel genre horror yang judulnya Datang Kembali. Dihhhh aneh juga ni cewek. Batin Hexa.
Hexa kemudian berlalu meninggalkan Tiara, Manik hitam gadis itu menatapnya dari belakang lalu tersenyum ke arah Hexa. Tiara tersenyum?whoooaa(author)
Hexa melewati kelas-kelas untuk dapat sampai di tempat terindah sekolah ini, yang tak lain adalah KANTIN dengan segudang makanan lezatnya.
Hexa melihat-lihat meja yang sudah penuh dengan para penduduk sekolah ini, hingga matanya tertuju pada meja di pojok yang muat satu orang lagi. Hexa tersenyum lega. Ia kemudian berjalan ke arah meja tersebut. Senyum Hexa mengembang, ketika melihat wajah yang tak asing lagi di matanya
"Kak Rendi, kak Doni, Kak Iriana. Lagi makan juga , wah kebetulan. Aku ikut duduk yaaa"
Mereka langsung menoleh ke arah Hexa yang telah duduk sambil menyantap mie bakso mang Wawan. Seketika kening mereka mengernyit sambil menahan tawa.
"Bttffffh #@#%@^#&," Hexa berbicara pada mereka dengan mulut penuh dengan mie.
"Kau telan dulu makanannya. Baru bisa mengobrol," ucap Rendi sambil menyodorkan segelas air bening ke arah Hexa.
Glek...Glek...Glek...
"Makasih ya, oh iya kak, kakak semua ini sekelas sama kak Alex?"
"Aku iya, tapi mereka berdua beda kelas,"
"Oh gitu ya, kak Alex mana? Kok gak ada?"
"Dia lagi di kelas,"
"Kenapa gak ke kantin?"
"Dia jarang ke kantin,"
"Kenapa Jarang?"
"Aduh banyak nanya nih bocah," geram Doni.
"Beneran kak Alex ada di kelasnya?"
"Iya,"
"Okedeh makasih infonya kakak-kakak kece, Hexa mau pergi dulu,"
Hexa pergi meninggalkan mereka begitu saja dengan mangkok yang menyisakan satu biji bakso kecil. Membuat mereka geleng-geleng kepala di buatnya.
__________________________________________
Jangan lupa vote dan komen ya. Nanti kalau banyak yang vote dan komen aku update lagi. Ciyuss:v kalau masih minim. Aku update se ma u ku sajooo ya wkwk
Belum masuk kisah Alex nih. Baru juga part pertama thor:v dan siapa sih sebenarnya Tiara cewek misterius itu. Dum dam dim tunggu kelanjutannya dijamin makin seru dan baper :* thanku
Eunwoo-ya ^^
Comment on chapter Adik KelasAroha hwaiting~
Astro hwaiting~
Author-nim hwaiting~!