Read More >>"> PETUALANGAN MATI SURI
Loading...
Logo TinLit
Read Story - PETUALANGAN MATI SURI
MENU
About Us  

PETUALANGAN MATI SURI

Namaku Nur Siti, teman-teman kampus memanggilku Siti. Aku berasal dari keluarga sederhana, aku adalah seorang anak yatim sejak umur ku berusia 5 tahun. Aku bukanlah seorang pendakwah, aku hanya seseorang yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan aku adalah seorang anak yang sejak kecil cobaan terus datang pada diriku. Pada umur sembilan tahun tubuh ku tersiram air keras sehingga harus menjalani operasi sebanyak tiga kali. Menjelang usia 15 tahun tanpa sengaja aku termakan racun tikus dan membuatku keracunan sehingga aku menderita selama dua tahun. Pada umur 19 tahun aku terkena pembengkakan jantung dan kerusakan pada hati ku.

Hari itu tanggal 19 Januari 2011, aku diantar oleh paman ku untuk menjalani ‘check-up’ atas pembengkakan jantung dan kerusakan hati di Rumah Sakit, sebut saja Rumah Sakit Tabrani. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakit ku sudah diambang batas sehingga dokter harus melakukan operasi terhadap penyakit ku.

“Jika keponakan saya dioperasi apa yang akan terjadi dokter?” kata pamanku.
“Kemungkinan besar akan terjadi pendarahan hebat yang tidak bisa dihentikan!” jawab dokter. Aku mendengar sangat jelas apa yang dikatakan dokter, “Aku berusaha tetap tegar menjalani penyakit ini, berbagai penderitaan sudah ku jalani sejak kecil, apa aku harus kalah setelah aku bertahan selama ini?” gumam ku.

Dokter memberiku banyak obat agar aku bisa menahan rasa sakit yang luar biasa ini. Namun kondisi ku tetap lemah. Malamnya aku merasakan sakit yang amat luar biasa, sakit yang tidak pernah aku rasakan selama ini. Paman yang melihat ku menjerit kesakitan langsung membawa ku kembali ke Rumah Sakit sekitar pukul 01.00 malam. Sesampainya di Rumah Sakit, aku dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungku dan napasku lemah dan sesak. Setelah di UGD aku dimasukkan ke ruang penginapan.

Aku seperti orang yang sedang ‘meregang’ nyawa (menjelang sakratulmaut). Lalu ku dengar dengan samar paman menuntunku menyebut kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu aku menghembuskan napas terakhir.

Semua manusia pasti akan merasakan mati, kita semua yang ada di dunia ini adalah calon mayat, calon penghuni kubur. Ya, aku telah merasakan mati, seperti ‘kambing dikuliti hidup-hidup’ seperti itulah yang aku rasakan, bahkan lebih. Saat itu, terasa malaikat pencabut nyawa dari kaki kanan ku. Dikala itu diujung napasku, aku berdzikir.

Setelah nyawaku tercabut, aku menyaksikan di sekelilingku ada dokter, paman dan aku juga melihat jasadku terbujur di atas ranjang rumah sakit. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan “Assalamu’alaikum” kepada ku. Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung ku rasanya mau copot, gemetar!.

Lalu malaikat itu bertanya: “Siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtua mu...” aku menjawab pertanyaan itu dengan lancar. Lalu aku dibawa ke alam barzah. Ya, tak ada teman kecuali amal.

Di sini lah petualangan mati suri ku dimulai. Ruh ku melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengelurkan bau busuk. Mungkin sosok itu adalah amal buruk dari orang tersebut. Ruh ku dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu aku ingin sekali berjumpa dengan Ayahku. Lalu aku memanggil malaikat itu dengan sebutan “Ayah”. “Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya?” tanyaku. Lalu muncullah satu sosok. Aku sangat mengenal sosok yang berusia 17-20 tahun itu. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahku. Ruh ku mengucapkan salam kepada ayah ku dan berkata “Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah ku menangis. Lalu ayah berkata kepada ku. “Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adik mu.” Ruh ku menjawab. “aku tidak bisa pulang, karena janji telah sampai”

Alam barzah itu benar adanya, surga dan neraka itu benar ada, akhirat adalah kekal. Setelah ruh ku berbicara dengan ayahku, ayahku menunduk. Lalu dua malaikat itu memimpinku kembali. Aku bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh ku dibawakan kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut. Di sebelah ku terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh ku bertanya kepada perempuan itu. “Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab, “Akulah amal kamu”.

Selanjutnya, aku dibawa bersama dua malaikat dan amalku berjalan menelusuri lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana aku melihat seorang laki-laki yang memikul besi yang sangat berat, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh ku bertanya kepada amalku. “Siapa manusia ini?” amal ku menjawab, orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang. Lalu dilihatnya orang yang kulit dan dagingya lepas. Ruh ku bertanya lagi kepada amalku tentang orang tersebut. Amalku mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat.

Selanjutnya tampak pula oleh ruh ku manusia yang dihujaman besi ketubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain. Di perlihatkan juga pada ku, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Aku bertanya pada amalku. Amal ku menjawab, orang tersebut adalah orang yang juga suka membunuh. Ada pula orang yang di hempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia. Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh ku dimalam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalku yang ada disisiku tidak terlihat.

Tiba-tiba ada muncul suara orang mengucapkan “Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.” Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu dileherku. Kelungan itu berisi tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalan berlanjut. Aku nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Didalam tepak terdapat batangan emas. Ruh ku bertanya pada amalku tentang tepak itu. Amalku menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. Selanjutnya ruh ku mendengar adzan seperti adzan di Mekah. Aku pun mengatakan kepada amalku. “Saya mau shalat”. Lalu dua malaikat yang memimpinku melepaskan tanganku. “Aku pun bertayamum, aku shalat seperti orang-orang di dunia shalat. Selanjutnya aku kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepadaku, makam Nabi Muhammad SAW.

Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ‘husnul khatimah’ itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya aku melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ku. “Tolong kau sampaikan pada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.” Selanjutnya ruh ku menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh ku hanya bergerak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu.

Kumpulan manusia itu berkata. “Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. “Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Begitulah cerita ku di saat aku mati suri. Paman yang menyangka aku telah tiada untuk selama-lamanya melakukan kewajibannya untuk menyelenggarakan mayat ku. Aku telah dikafani, lalu aku di shalat kan oleh sahabat, keluarga dan tetangga-tetanggaku. Setelah itu, mereka membawa jasadku ke kuburan muslim. Sebelum paman dan beberapa orang laki-laki hendak memasukkan jasadku ke liang lahat, aku terbangun dari mati suri ku. Aku melihat reaksi dari semua orang yang ada di kuburan saat itu. Ada yang terkejut, ada yang takut, ada yang menangis gembira melihatku hidup kembali. Semua ini adalah takdir bagiku, takdir yang harus aku sampai kan kepada seluruh umat manusia bahwa akhirat itu ada, kematian itu ada, surga neraka itu ada, dan azab yang amat pedih itu sungguh benar ada. Dan tentunya ini adalah kesempatanku untuk menyampaikan pengalaman dan amanah dari malaikat kepada semua umat manusia di bumi untuk senantiasa bersujud kepada Allah. Tiada Tuhan selain Allah.

Ya, semua yang ada di dunia ini hanyalah sandiwara, semua telah diatur oleh Allah dikitab ‘Lauh Mahfuz’ sejak manusia diciptakan. Kematian pasti akan datang kepada semua manusia, tidak ada yang dapat menghindar, bahkan bersembunyi di tempat yang tidak terdeteksi sekalipun. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang dikerjakan seluruh umat manusia bahkan hewan yang lebih kecil dari semut sekalipun. Dan sesungguhnya janji Allah itu nyata.

Tags: religion sad

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Just For You
4400      1664     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Beach love story telling
2727      1379     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Broken Promises
867      563     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Hear Me
479      346     0     
Short Story
Kata orang, menjadi anak tunggal dan hidup berkecukupan itu membahagiakan. Terlebih kedua orangtua sangat perhatian, kebahagiaan itu pasti akan terasa berkali lipat. Dan aku yang hidup dengan latar belakang seperti itu seharusnya merasa bahagia bukan?
Nina si Gadis Penjual Kue
574      386     1     
Short Story
Tentang pemikiran seorang Nina yang harus bekerja sebagai gadis penjual kue yang harus merelakan masa anak anaknya terenggut. Dia mempunyai pemikiran yang sangat dewasa dan jarang terlintas di pikiran orang seusianya bahkan yang lebih tua darinya. Dari Nina kita belajar banyak hal tentang kerasnya perjuangan hidup.
Gadis Kopi Hitam
1039      728     7     
Short Story
Kisah ini, bukan sebuah kisah roman yang digemari dikalangan para pemuda. Kisah ini, hanya sebuah kisah sederhana bagaimana pahitnya hidup seseorang gadis yang terus tercebur dari cangkir kopi hitam yang satu ke cangkit kopi hitam lainnya. Kisah ini menyadarkan kita semua, bahwa seberapa tidak bahagianya kalian, ada yang lebih tidak berbahagia. Seberapa kalian harus menjalani hidup, walau pahit, ...
May be Later
14036      2089     1     
Romance
Dalam hidup pasti ada pilihan, apa yang harus aku lakukan bila pilihan hidupku dan pilihan hidupmu berbeda, mungkin kita hanya perlu mundur sedikit mengalahkan ego, merelakan suatu hal demi masa depan yang lebih baik. Mungkin di lain hari kita bisa bersanding dan hidup bersama dengan pilihan hidup yang seharmoni.
Slap Me!
1365      617     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
Pada Titik Ini Aku Merasa Bodoh
1740      1164     5     
Short Story
Di sini aku ditemani oleh luka. Mengingat kembali hal-hal indah yang pernah kita lewati bersama. Hatiku terlalu munafik, masih menyimpan dirimu. Di tempat lain, boleh jadi kau sedang berbahagia dengan lelaki sialan itu.
Power Of Destiny
11731      2709     4     
Fan Fiction
Lulu adalah seorang wanita yang mempunyai segalanya dan dia menikah dengan seorang cowok yang bernama Park Woojin yang hanya seorang pelukis jalanan di Korea. Mereka menikah dan mempunyai seorang anak bernama Park Seonhoo. Awal pernikahan mereka sangat bahagia dan sampai akhirnya Lulu merasa bosan dengan pernikahannya dan berubah menjadi wanita yang tidak peduli dengan keluarga. Sampai akhirnya L...