Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lost in Drama
MENU
About Us  

"Hai manis."

"Hai sayang."

Semua orang sontak tercengang mendengar sapaan kedua orang tersebut. Pasalnya ini Delilah dan Ken. Dua orang yang saling bermusuhan sejak Ken pindah ke sekolah ini. Tak ada yang tahu mengapa Delilah selalu membenci Ken, dan tak ada yang tahu  mengapa Ken yang cuek itu begitu senang mengusik Delilah.

Delilah tersenyum manis, dan Ken mengacak rambut gadis itu. Duduk di bangku yang biasa ditempati Zala itu, Ken menumpu dagunya. "Cantik."

"Gombal."

Tolong. Ini kenyataan kalau Delilah tidak memberontak dan marah-marah? Gadis itu malah kelihatan manis saat terlihat malu-malu dilontarkan gombalan maut milik Ken yang semua orang yakin cowok itu tak pernah bersikap seperti itu.

Ken tersenyum kecil, Delilah tidak akan pernah tahu betapa imutnya gadis itu saat bersikap manis begini. Kalau dari dulu begini, mungkin Delilah sudah menjadi player karena digandrungi banyak pemuda.

"Kalian pacaran?" Zala tiba-tiba datang, dengan membawa botol mineral yang sudah diminum setengah. Sepertinya sehabis dari kantin, gadis itu tak mau rugi dengan meninggalkan botol mineralnya. Oh, atau mungkin tidak mau mubazir.

Delilah menggeleng. "Tidak."

"Serius?" Tanya Zala menyakinkan, sebab ia ini teman sebangku Delilah. Dan, agak tercengang saja melihat Delilah yang tiba-tiba hari ini saat disapa Ken menjadi begitu akrab. Oke, ini logis. Coba bayangkan bagaimana orang yang bertengkar tiap hari, bahkan bila mereka tak sengaja bertatapan pun langsung mengeluarkan jurus tatapan sinis dan membuang muka.

Dan sekarang, who's believe?

"Kenapa tidak percaya sih? Aku dan Ken benar-benar tidak pacaran." Zala mengedip-ngedipkan matanya. Dan dia mengusir Ken dengan gerakan tangannya membuat pemuda tinggi itu segera menyingkir. Tetapi, ia mengacak rambut Delilah terlebih dahulu.

Hal yang manis.

Sungguh manis padahal keduanya hanya berpura-pura demi menjatuhkan satu sama lain. Hanya ada dua, rahasia Ken atau Delilah yang terungkap ke permukaan.

"Aku berpikir kalian pacaran karena  Ken nampak cocok untukmu." Ujar Zala dan Delilah mendengus. Oh ya ampun, perubahan sikap bisa membuat dampak sebegini besar. Semua orang percaya, mereka berdua berpacaran.

"Aku tidak berpacaran Zala, harus berapa kali kubilang?"

"Oke, oke, mungkin memang belum tapi kapan kau membuat drama hidupmu sendiri Delilah?" Tanya Zala membuat Delilah memalingkan wajahnya beralih menatap langit lewat jendela.

"Kau dan Ken sama saja, oh atau semua orang sama saja, tidak suka aku menonton drama, memangnya seburuk itu?" Delilah menaikan nada suaranya, oh ya ampun itulah kebiasaannya yang terlalu cepat emosi padahal hanya ditanya begitu. Beruntungnya Zala sabar. Gadis itu cocok diberi penghargaan gadis tersabar karena bisa bertahan mendengar omelan Delilah.

"Deli, kau menonton drama dengan ukuran yang begitu lama, dan aku yakin saat kau libur pun, kau tidak lepas dari ponsel atau laptopmu."

"Memang."

"Cobalah cari kegiatan."

Aku sudah punya kegiatan. Ingin rasanya Delilah berkata begitu pada Zala, namun ia urungkan. Tidak mungkin Delilah akan membeberkan rahasianya yang masuk klub anggar dekat sekolah dengan posisi sebagai lelaki. Tidak mungkin.

Ah sial. Jikalau Ken saat itu tidak membeberkan bahwa ia seorang perempuan, tidak akan ada yang tahu dan Delilah tidak perlu pindah kesini.

Jikalau Ken tidak pernah melihat Delilah melepas maskernya, mungkin gadis itu tidak akan dimarahi ayahnya dan harus pindah ke luar kota. Ke sekolah lain.

Dan denting ponsel membuat Delilah berhenti melamunkan hal-hal lain.

Ken
Pergi kau.

Ini anak kerasukan atau bagaimana, dan oh sejak kapan gadis itu memiliki nomor Ken? Kapan pemuda itu mengambil ponselnya?

Delilah
Kau gila?

 

Ken
Aku gila.
Kau harus pergi.

 

Delilah
Tidak lucu
Pergi kemana?
Perjanjian kita sudah usaikah?
Aku menang?

 

Delilah tersenyum penuh kemenangan, benarkah secepat ini? Semudah inikah? Asik, balas dendam ternyata mengasyikkan. 

 

Ken
Pergilah dari pikiranku
Kau mengacaukanku, sayang

 

Dan huruf-huruf yang dikirim Ken cukup untuk Delilah berkata, sial.
 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    Ken tipe romantis banget....
    aku mau tau, gimana jadinya mereka.
    tulisanmu udah rapi, diksinya juga bagus.
    kamu juga boleh kasih saran ke ceritaku, judulnya WHEN HE GONE. trims

    Comment on chapter 01|| Drama Delilah
Similar Tags