Read More >>"> Secret Melody (BAB 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Secret Melody
MENU
About Us  

Adrian mengamati Melody yang sedari tadi mencatat rumus logaritma yang ditulis Pak Ibrahim. Melody yang di hadapannya sekarang sangat berbeda dengan Melody yang dikenalnya kemarin sebagai teman Rahasia.

"Melo-" panggilannya terhenti dengan bunyi bel pengganti jam. Semua anak-anak berteriak senang karena akhirnya mata pelajaran Matematika selesai digantikan dengan Jam Olahraga.

Adrian mendesah baru saja ia ingin bicara. Tapi bel itu malah merendam suaranya. Anak-anak mulai sibuk mengambil baju olahraga di dalam tas untuk menggantinya. Sedang Adrian, ia yang memang sudah mendobel pakaian olahraganya tadi pagi ia membuka kancing seragamnya. Ia berbalik ingin melihat Melody.

Nampaknya gadis itu terkejut bahkan menutup matanya melihat Adrian yang ingin membuka bajunya. Adrian tersenyum miring melihat reaksi Melody.

"Buka matamu." Melody menggeleng enggan. Ia malu, ini kali pertama ia melihat seorang pria berganti baju di hadapannya.

"Buka" paksa Adrian ia menarik tangan Melody yang masih menutupi matanya. Ketika itu terlepas, mata Melody terpejam. Adrian tertawa dalam hati.

"Aku sudah selesai. Mau sampai kapan kau berada di situ. Kamu tidak ingin mengganti baju?" Melody membuka matanya takut-takut. Benar apa yang dikatakan Adrian pria itu telah memakai bajunya. Pipi Melody merona membayangkan hal yang tidak-tidak tadi.

Melody sambil menggenggam baju gantinya. Ia beranjak pergi dari kelas menuju ruang ganti. Jantungnya berdebar karena perlakuan Adrian tadi. Jujur ia masih takut berada di dekat Adrian. Tapi takdir seakan memaksa mereka mendekat.

****

Pak Andi menyuruh murid-muridnya untuk berbaris. Setelah itu ia memberikan arahan untuk membentuk barisan dua Banjar dengan mencari pasangan masing-masing 2 orang. Pak Andi ingin mengetes ketangkasan menangkap lemparan bola basket.

Semua murid sibuk mencari pasangan. Sedang Melody nampaknya ia hanya tertunduk. Tidak ada yang ingin mendekat ke arahnya. Adrian menggelengkan kepalanya, ada ya wanita seperti itu. Ia mendekat ke arah Melody.

Gadis itu nampak tidak menyadari ke hadirannya. Semua murid nampak sudah mengatur barisan. Melihat keterdiaman gadis itu yang malah seperti ingin menjauh membuat Adrian mengeram. Gadis itu apa anti sosial, apa ini semua karena ulahnya dulu waktu SMP? Adrian mengutuk sifat labilnya yang tidak bisa mengontrol manajemen kemarahannya.

Adrian menarik tangan Melody. Membawanya ke barisan, hal itu membuat Melody terkejut. Genggaman tangan itu terasa hangat di genggamannya. Mengingatkannya dengan pria kemarin yang menawarkan menjadi teman rahasianya. Banyak yang melihat itu dan bertanya-tanya, untuk apa Adrian menggenggam tangan Melody. Apakah mereka jadian? Dan juga banyak yang mencibir. Mengingat Melody adalah anak yang pendiam di kelas bahkan jarang berkomunikasi di kelas. Seolah-olah ia bisa hidup tanpa teman. Melody sosok gadis yang sombong yang dikenal oleh teman-teman sekelasnya.

Melody berusaha menarik genggaman itu. Tapi Adrian malah menggenggamnya erat. 

"Kau pasanganku dalam pelajaran hari ini. Jangan buat aku malu." Adrian memposisikan Melody di samping Disa. Sedang Adrian berada di depannya dengan jarak 1,5 Meter. Adrian berdiri di sebelah Abi. Posisi mereka berada di paling ujung.

Adrian menghembuskan napas. Ia memegang bola basket. Ia bisa melihat Melody yang berdiri kaku di hadapannya. Bahkan gadis itu tidak mau mengangkat wajahnya. Kalau seperti itu bagaimana gadis itu bisa menangkap lemparannya.

"Melody."

"Angkat wajahmu." Teriak Adrian. Tapi gadis itu tak bergeming.

"Atau kamu akan merasakan sakitnya bola basket mengenai kepalamu." Adrian mengeram kesal dengan sikap Melody yang sepertinya keras kepala. Ia melempar bola basket itu tepat mengenai kepala Melody tapi dengan perlahan. Ternyata lemparan itu mengenai Melody. Hal itu menarik perhatian anak-anak bahkan yang murid yang menonton dari jendela kelas.

Gadis itu memegang kepalanya. Bahkan mengangkat kepalanya menatap Adrian. Disitu banyak sekali anak-anak yang menatapnya karena mereka jarang sekali melihat wajah Melody dengan jelas. Ada beberapa yang takjub dengan wajah Cantik Melody.

"Ambil bolanya!" Seru Adrian tanpa meminta maaf. Ia terkekeh, ia bisa melihat wajah kesal Melody tadi sekilas. Gadis itu berlari-lari mengambil bola yang mengenainya tadi.

"Lempar padaku!" Teriak Adrian.

Melody berdiri di posisi semula. Ia melempar bola basket itu ke arah Adrian. Dan berhasil Adrian tangkap.

"Jangan menunduk lagi. Sekarang kamu gantian tangkap lemparanku.". Adrian memberikan arahan. Ia merasa sedang bermain dengan anak kecil.

'HAP' Melody berhasil menangkapnya. Adrian tersenyum senang. Lalu mereka terus melakukan itu sampai Pak Andi menyuruh mereka berhenti. Tanpa Melody sadari ia begitu berkilau di hadapan teman-temannya. Karena Adrian tadi Melody menunjukan sosoknya di kelas yang biasanya ia hanya diam.

*****
Ryan menghentikan langkah Adrian yang ingin keluar kelas. Ryan adalah anak IPS 1, sahabat Adrian sejak SD. Sayang sekali mereka tidak bisa satu kelas. Karena memang Ryan itu sangat menyukai sejarah. Sedang Adrian ia dipaksa Orangtuanya untuk masuk IPA. Karena kalian tahu pandangan orangtua. Anak yang masuk kelas IPA adalah orang-orang jenius sebaliknya di IPS. Adrian kadang muak dengan omongkosong itu. 

"Ada apa?"

"Hanya ingin memberikan ini," Ryan melemparkan kunci motor milik Adrian. Adrian mendesah berarti nanti ia tidak bisa mengikuti Melody dengan naik bis.

"Kok lesu begitu. Ada apa?" Tanya Ryan melihat raut wajah Adrian.

"Bukan masalah apa-apa." 

"Thanks ya. Udah jagain motor gue."

"Pokoknya Lo harus teraktir gua sekarang." Paksa Ryan. Adrian langsung merangkul bahu Ryan membawa pria itu menuju kantin yang nampak ramai. Walau Adrian sebenarnya lebih suka mengikuti Melody. Tapi ia juga tidak boleh melupakan quality time bersama sahabatnya.

****
Motor yang dikendarai Adrian. Mengikuti bis yang membawa Melody. Adrian benar-benar merasa seperti penguntit. Tapi apa boleh buat, ia kemarin sudah berjanji pada Melody untuk menjadi teman rahasianya.

Mereka akan bermain nanti. Lagi pula rumahnya juga sepi. Tidak ada satu orangpun kecuali pembantunya. Bisa di bilang sejak mengenal gadis itu. Melody seperti sebuah lagu yang mengisi kesunyian di hatinya. 

Bis itu berhenti di halte diikuti Melody. Gadis itu berjalan menuju arah rumahnya. Adrian memarkirkan motornya di salah satu minimarket terdekat disitu. Ia mulai aksinya untuk mengikuti Melody.

Gadis itu berjalan ke arah lapangan sekaligus taman bermain itu. Adrian mengintip dari celah. Ia melihat betapa lugunya gadis itu mengikat kepalanya dengan penutup mata. Tapi Adrian tidak menemukan anak-anak yang kemarin. Adrian menggeleng membuang itu, ia pikir itu bukanlah hal yang penting.

Adrian berjalan ke arah Melody yang sedang duduk di kursi. Sepertinya Melody menyadari kehadirannya.

"Kamu sudah datang?"

"Iya."

"Kamu nampak bahagia." Ujar Adrian melihat Melody yang tidak berhenti tersenyum.

"Akhirnya ada yang menganggap keberadaanku di kelas." Adrian menarik alisnya bingung.

"Namanya Adrian." Ujar Melody. Adrian menahan napas, ia merasa gugup baru kali ini ada orang yang akan membicarakan dirinya sendiri di hadapannya.

"Dia mau menjadi pasanganku olahraga tanpa aku memintanya, tapi...." Melody terputus ia tidak ingin melanjutkannya. Adrian bisa menebak jika gadis itu ingin mengatakan jika Adrian adalah pria yang pernah menorehkan trauma.

"Memang selama ini kamu tidak memiliki teman di kelas." Melody mengangguk.

"Aku takut berteman."

"Kenapa?" Gadis itu tampak diam.

"Aku takut mereka akan membenciku." Ujar Melody membuat Adrian tercengang. Tapi gadis itu tidak berminat melanjutkan ceritanya  lagi. Gadis itu mengajaknya untuk bermain ayunan.

Adrian menuntun gadis itu ke arah Ayunan. Bahkan membantunya dan mengayun dengan pelan. Hatinya di penuhi rasa ingin tahu dengan gadis ini. Apa yang membuat gadis ini takut untuk bersosialisasi? Apa semua itu karena dirinya dulu? 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    Baru baca Prolog Adrian udah marah? humh apa yang terjadi selanjutnya, aku perlu cari tau..
    tulisanmu udah rapi, diksinya juga bagus.
    kamu boleh kasih saran ke ceritaku, judulnya WHEN HE GONE. trims

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
KETIKA SEMUA DIAM
1361      783     8     
Short Story
Muhammad Safizam, panggil saja Izam. Dilahirkan di kota kecil, Trenggalek Jawa Timur, pada bulan November 2000. Sulung dari dua bersaudara, memiliki hobby beladiri \"Persaudaraan Setia Hati Terate\". Saat ini menjadi seorang pelajar di SMK Bintang Nusantara School Sepatan Tangerang, prog. Keahlian Teknik Komputer & Jaringan kelas 11. Hub. Fb_q Muhammad Safizam
IMAGINE
327      225     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
A - Z
2490      847     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
HAMPA
366      249     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Phi
1793      648     6     
Science Fiction
Wii kabur dari rumah dengan alasan ingin melanjutkan kuliah di kota. Padahal dia memutus segala identitas dan kontak yang berhubungan dengan rumah. Wii ingin mencari panggung baru yang bisa menerima dia apa adanya. Tapi di kota, dia bertemu dengan sekumpulan orang aneh. Bergaul dengan masalah orang lain, hingga membuatnya menemukan dirinya sendiri.
Perahu Waktu
360      240     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
For One More Day
433      296     0     
Short Story
Tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah, entah pertemuan itu akan menyembuhkan luka, atau malah memperdalam luka yang telah ada.
RINAI
366      262     0     
Short Story
Tentang Sam dan gadis dengan kilatan mata coklat di halte bus.
the invisible prince
1510      807     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Heya! That Stalker Boy
515      306     2     
Short Story
Levinka Maharani seorang balerina penggemar musik metallica yang juga seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta menghadapi masalah besar saat seorang stalker gila datang dan mengacaukan hidupnya. Apakah Levinka bisa lepas dari jeratan Stalkernya itu? Dan apakah menjadi penguntit adalah cara yang benar untuk mencintai seseorang? Simak kisahnya di Heya! That Stalker Boy