Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Kai memandangi namanya tercetak pada surat pemeriksaan yang dilakukannya kemarin bersama sang kakak. Sungguh tidak pernah terduga hal itu akan terjadi. Sepanjang hari ini Kai hanya istirahat didalam kamar. Anehnya, badannya justru sudah semakin sehat. Semenjak beberapa hari dirinya jarang tertidur.

Kai beranjak dari ranjang dan membuka jendela kamarnya. Ia memandangi rumah Sis Kae dari atas balkon.

Mengingat hukuman dari Miss Ane, Xiumin telah mengurusnya.
Maksudnya, kakaknya itu telah meminta pada Miss Ane agar membatalkan hukuman membaca buku untuk Kai.

Ceklek!
Wajah Xiumin menyembul masuk setelah membuka pintu kamar adiknya. Ia tersenyum melihat wajah Kai yang sudah segar. Tidak ada guratan pucat atau apapun di wajah Kai.

"Bagaimana keadaanmu Kai?" tanya Xiumin perhatian.

"Aku masih tidak menyangka hanya bisa mengontrak di dunia secepat ini" Kai berhenti sejenak kala melihat Xiumin ikut berdiri disampingnya. Kakaknya itu masih mengenakan seragam sekolah. Dan Kai baru menyadari ternyata hari sudah sore.

"Hyung maafkan, jika selama ini aku belum bisa menjadi adik yang baik" lirih Kai.

Xiumin menepuk bahu adiknya lembut. Menyalurkan rasa kasihnya disana. Meskipun mereka tidak dekat sejak kecil, namun lahir dari rahim yang sama sudah cukup membuktikan awal ikatan keduanya.

"Gomawo Hyung.." Tanpa sadar satu tetes air mata membanjiri pipi Kai. Ia mengeratkan tangannya pada pembatas  balkon.

"Kau tidak akan kemana-mana Kai. Kau disini dan Hyung tidak akan membiarkan kau pergi"

Kai mengalah dan memilih mengangguk saja. Apapun yang dikatakan oleh Xiumin. Terdengar bagaikan sebuah doa untuknya.

"Appa sudah menjadwalkan tanggal kemoterapi atau berbagai tahap pemgobatanmu. Benarkan?"

"Ne. Nanti malam Appa akan membawaku ke rumah sakit. Dia juga bilang akan membuat surat rujukan ke luar negeri jika diperlukan"

Xiumin menghela napas gusar. Memikirkan kata 'stadium akhir' yang terus hinggap di kepalanya tidak pernah membuatnya tenang.

"Kai !..." sebuah suara teriakan membuat kakak beradik itu melongokkan kepalanya kebawah. Dilihatnya seorang gadis tengah melambai-lambai sembari membawa sebuah bingkisan yang ia udara kan.

Kai mengerjapkan mata menyadari Sis Kae memanggil namanya disaat ada Xiumin. Semalam, gadis itu menolak uluran tangannya. Sekarang, hati Kai sungguh bahagia. Setidaknya sebelum waktunya berakhir, Kai bisa bersama orang-orang yang ia cintai.

"Turun Kai" teriak Sis Kae kembali. Gadis itu melambaikan tangannya memberi isyarat. Dan jangan lupakan senyumnya yang selalu berhasil membuat Kai tersenyum.

Ia melirik Xiumin sebelum memutuskan menghampiri Sis Kae. Kakaknya tengah tersenyum lebar pada Kai dan mengerlingkan mata.
"Turun. Jangan buat Sis Kae menunggu"

Entah kenapa ada sedikit keraguan dari ketulusan kalimat Xiumin. Tapi, Kai menepis itu semua. Ia berlarian meninggalkan kamarnya.

Xiumin membalik badan kembali menatap Sis Kae. Gadis itu pun sama, ia juga tengah menatap Xiumin. Seseorang yang memberikan pengorbanan untuk adiknya. Sis Kae tidak bisa membayangkan bagaimana jika berada diposisi Xiumin. Sis Kae tersenyum lebar memberi kekuatan. Bahkan, tangan kanannya menyentuh letak hati memberi isyarat supaya Xiumin tetap kuat.

Beberapa detik selanjutnya Xiumin melihat Kai mendekati Sis Kae. Gadis itu menarik adiknya menuju bangku depan halaman rumah mereka.

Kejadian tersebut mengingatkan Xiumin saat disekolah.

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Xiumin berlarian dari kelas meninggalkan Baekhyun yang saat itu tidak membawa kendaraan dan ingin menumpang. Xiumin mengatur napas kala sampai didepan kelas Sis Kae. Begitu mengedarkan pandangan, ternyata kelas Sis Kae sudah kosong. Xiumin kembali berlari mencari didepan gedung sekolahnya.

Pandangannya menatap senang saat melihat tas punggung yang dikenalinya.

"Sis Kae--" deru napas Xiumin menghentikan langkah Sis Kae dan Han Mel.

"Umin..." gadis itu terkejut dengan perlakuan Xiumin. Sampai berlari-lari mengejarnya.Diliriknya Han Mel yang tengah mencolek lengannya.

"Aku pulang dulu deh. Bye..." bisik Han Mel menggoda.
"Duluan Sunbae" pamit Han Mel pada Xiumin juga. Sis Kae tersenyum malu-malu digoda sahabatnya.
Dasar MelMel--batinnya.

Gadis itu kembali fokus menatap Xiumin setelah Han Mel pergi. Tatapan Xiumin seperti penuh tekanan. Itulah yang bisa dibaca Sis Kae.

"Umin...ada apa?"

"Ada yang ingin aku bicarakan. Ayo ikut" ajak Xiumin dan diikuti Sis Kae. Mereka menuju parkiran dan masuk kedalam mobil Xiumin. Tempat yang dipilih untuk mengobrolkan sesuatu itu Xiumin pilih disebuah kafe dekat dengan sekolah.

Setelah dua Coffe latte pesanan mereka datang Xiumin mengulum bibir mencoba tenang sebelum membuat Sis Kae tidak nyaman.

"Kai sakit parah" kalimat pertama  yang dibuka Xiumin mampu membuat Sis Kae melebarkan bola matanya. Ia kembali meletakkan gelas coffe latte nya dimeja.

"Sakit? Apa yang terjadi padanya, Umin?"

"Kanker darah stadium akhir. Dan keterangan dokter disurat pemeriksaan lab nya mengatakan umurnya tidak akan lama lagi"

Mata Xiumin sudah berkaca-kaca. Sis Kae juga merasa seperti menahan napas. Apa yang didengarnya membuat dadanya sesak. Kai adalah namja yang petakilan, suka bersikap sesukanya, melanggar aturan sekolah. Namun, jauh dari semua sikap buruknya. Kai adalah seorang teman yang baik bagi Sis Kae.

"Abeoji akan berusaha sekuat tenaga melawan kanker Kai. Aku juga ingin melakukannya. Aku akan membuatnya merasa bahagia. Sis Kae...kau mau membantuku?"

"Dengan?"

Xiumin sedikit ragu mengucapkannya. Ingatan tentang kalimat Kai yang menanyakan perihal Sis Kae dan Rye Hyun selalu bersarang dibenaknya.

"Mian, Sis Kae. Kai menyukaimu. Dan aku ingin kau bersama dengannya hingga akhir hayatnya"

"Maksudmu menjadi penyemangat? Aku akan berusaha menjadi teman yang baik"

"Bukan. Jadilah kekasihnya"

"Mwo?"
Apa sebenarnya yang selalu terjadi ini. Kenapa hidup Sis Kae penuh dengan teka-teki.

"Kau masih ingat soal taruhan kita?kau bilang siapapun yang pertama kali ketahuan, harus menuruti permintaan pemenangnya. Well, aku pemenangnya kan? kau yang lebih dulu mengaku pada Han Mel. Permintaan ku adalah---"

"Umin...kenapa kau selalu menolak ku? Kau memintaku agar berpura-pura mengenalmu. Sekarang kau bahkan menyerahkan aku pada adikmu. Aku hanya mencintaimu Umin..." Air mata menggerayangi pipi Sis Kae. Ia menghalaunya beberapa kali namun tidak bisa sekuat tenaga. Pertahanan nya luruh. Semuanya benar-benar mirip rangkaian puzzle.

"Aku mohon Sis Kae. Bantulah aku. Kumohon..."
Xiumin menyodorkan sebuah bingkisan pada Sis Kae. Ia telah menyiapkan nya semalam. Hanya untuk Kai.

"Sis Kae-yah..aku sangat mengandalkan mu. Jebal..." pinta Xiumin. Ada satu hal yang tidak bisa ditolak Sis Kae. Yaitu permintaan Xiumin. Melihat betapa rapuhnya namja yang dicintainya membuat Sis Kae dengan sangat terpaksa mengangguk.

"Baiklah..." suara gadis itu tercekat. Meski begitu, gadis itu lantas tersenyum dan menyentuh punggung tangan Xiumin.

Drrt....drrt...
Getaran ponsel disaku jas sekolahnya menyadarkan lamunan Xiumin. Satu pesan baru saja masuk diponselnya.

Xiumin, Appa tidak bisa mengantar Kai. Nanti Appa menyusul setelah meeting.

Xiumin melihat kebahagiaan lewat senyum sumringah adiknya. Dari atas balkon kamar Kai, Xiumin berusaha melepas pula cintanya.

***

 

"Kanker darah stadium akhir?" pekik Sehun dengan sangat kencang tepat disebelah telinga Chanyeol. Iya, Sehun ikut bergabung dengan Xiumin karena diminta. Xiumin awalnya ragu, mengingat bagaimana sinisnya Chanyeol pada Sehun. Tapi, semua demi Kai.

 

"Nggak usah ditelinga juga. Kau pikir aku tidak terganggu. Aish..." gerutu Chanyeol.

 

Sehun terkikik konyol.
"Mi-mianhe Sunbae"

 

Chen menyenggol lengan Baekhyun menyuruhnya agar memberikan minuman untuk Xiumin. Dengan senang hati Baekhyun pun memberikan segelas americano nya yang belum diminum kepada Xiumin.

 

"So, aku ingin kau selalu menguatkan Kai. Gomawo Sehun"

 

Sehun mengangguk mantap. Tentu saja ia akan melakukannya. Apapun untuk sahabatnya.

 

"Kurasa aku harus pergi. Sebentar lagi aku akan menemani Kai ke rumah sakit" ujar Xiumin saat dilihatnya jam telah menunjukkan pukul 19.00 KST.

 

"Aku ikut" sahut Baekhyun setelah berdiri menyusul Xiumin.
"Saat Jisung sakit kau juga ikut menjaganya. Sekarang akan aku lakukan" sambung Baekhyun.

 

"Aku juga" pekik Chen

 

Tepat didepan kafe Chanyeol Sehun terduduk diambang pintu. Menatap kepergian mobil Xiumin. Matanya sudah berkaca-kaca akan luruh. Andai saja Chanyeol tidak datang dan mengganggu.

 

 

Chanyeol berdiri disebelah Sehun duduk dengan menyilangkan tangannya. Tadinya Chanyeol ingin ikut, tapi hari ini ia ingin memberikan kejutan untuk Ibunya.

 

"Yakh bocah! Daripada melamun lebih baik kau bantu aku membereskan kafe"

 

Sehun menengadahkan kepala menatap Chanyeol. Sunbae nya yang satu itu benar-benar mengganggu suasana. Dan lagi, kenapa suka sekali mengerjainya.

 

"Kenapa melotot? kau pikir aku takut. Pergi sana kalau tidak mau jangan mengotori tempatku" angkuh Chanyeol. Meski begitu anehnya Sehun selalu menurut saja.

 

"lima menit lagi, please...Sunbae. Setelah itu aku akan membantumu mendekor"

 

"Good" Chanyeol mengacungkan ibu jarinya.

 

***

 

Sis Kae menggenggam tangan Kai dan mengantarnya memasuki ruangan khusus kemoterapi yang akan Kai jalani. Tangan Sis Kae bergetar melihat ruangan putih itu.

 

"Sis Kae...kau mencintaiku kan?" tanya Kai sebelum dia tidak bisa bangun lagi.
"Sebelum aku pergi, aku ingin mendengarnya darimu" Lanjutnya.

 

Sis Kae tidak tahu harus jawab apa. Setelah Kai menerima bingkisan yang berisi sebuah lukisan ibunya, sejak itu pula Kai selalu mengatakan kalimat itu.

 

"Kau harus kembali. Aku akan jawab kalau kau bangun dan jangan katakan soal kematian. Kumohon... aku takut"

 

Kai tersenyum kemudian menatap nanar punggung gadis cantik didepannya.

 

"Kau sudah siap, Kai?" Tanya Dokter disebelahnya. Kai masih diam dan menunggu hingga Sis Kae menghilang.

 

Kemudian Kai mengangguk.
"Tunggu!" Suara berat Xiumin menginterupsi sang dokter yang akan membius Kai.
"Dokter. Tolong pastikan apakah adikku benar-benar punya Kanker?"

 

Kai meringsek menjadi terduduk. Dilihatnya Dokter yang tengah kebingungan dan meletakkan kembali jarum suntik nya.

 

"Hyung....kau kenapa?"

 

Xiumin memberi kode dan seorang namja lebih tinggi dari nya menyimbul dari sana.

 

"Namaku Kim Jongin. Umurku tujuh belas tahun. Sama seperti mu. Hasil pemeriksaan kita tertukar. Aku yang mengidap penyakit itu, bukan kau, aku minta maaf" lalu orang itu membungkuk sembilan puluh derajat didepan Kai.

 

"Aku mohon dokter tolong periksa saja Kai. Aku khawatir padanya" paksa Xiumin. Meski semua sudah jelas tapi, Xiumin masih belum bisa menerima itu. Apalagi hasil tes yang asli sudah dibuang oleh Jongin itu.

 

"Baiklah..Suster siapkan jarum baru. Kita akan ambil darah Kai"
Ujar Dokter pada susternya.

 

Kai menatap Xiumin yang keluar dan menuntun Jongin pergi. Kakaknya, apa yang selalu Kai rebut dari kakaknya. Hyung nya yang baik hati. Hyung nya yang perhatian. Kai sungguh menyesal berniat bersaing mendapatkan seorang gadis.

 

***

 

Sementara itu didepan ruangan Kai. Suho, Sis Kae, Baekhyun dan Chen begitu Syok setelah Jongin mengaku amplop nya tertukar. Suho juga datang karena diberitahu Baekhyun. Mereka berempat menatap iba namja seumuran Kai itu. Masih muda tapi harus menerima cobaan tersebut.

 

"Aku pamit dulu kalau begitu" ujar Jongin.

 

"Kau naik apa?" tanya Suho.

 

Jongin berbalik dan menatap sang empunya pertanyaan.
"Naik bis, Hyung"

 

"Aku antar saja"

 

"Tidak usah. Merepotkan" tolaknya.

 

"Tidak kok. Ayo" Suho menuntun Jongin berjalan. Kini Baekhyun dan Chen yang duduk mengapit Xiumin. Namja itu masih menunduk seraya menutupi wajah. Meski sudah jelas tapi, ia masih begitu syok.

 

Sedangkan Sis Kae, gadis itu tengah berdiri didepan Xiumin. Tidak tahu harus berkata apa.

 

"Hyung...." Kai tiba-tiba keluar dan menubruk Xiumin. Hampir saja terhuyung kalau Xiumin tidak menahan sekuat tenaga.

 

"Hyung....Aku sehat hyung" Senyum lebar menghiasi wajah Xiumin. Ia berdiri dan mengangkat tubuh Kai lalu berputar-putar. Jangan salah paham. Meskipun badan sang Kakak pendek tapi kekuatannya jauh lebih besar. Buktinya Xiumin sanggup mengangkat Kai.

 

Baekhyun dan Chen juga ikut tersenyum saat mendengar kabar baik dari Kai.

 

Setelah beberapa menit mereka melerai acara peluk-pelukan itu. Kai menarik tangan Sis Kae tiba-tiba dan meletakkannya pada telapak tangan Xiumin.

 

"Meskipun aku mengatakan aku mencintaimu Sis Kae. Tapi kakakku jauh lebih mencintaimu"

 

Kening Xiumin berkerut menerima perlakuan Kai. Sedangkan Sis Kae hanya diam tanpa ekspresi.

 

"Terima kasih Hyung. Kau adalah kakak terbaik di dunia. Aku hampir merebut semuanya darimu. Eomma kita dan Sis Kae. Sekarang tidak, Hyung. Aku salah mencoba bersaing denganmu. Karena dari awal pun hati Sis Kae hanya untuk mu"

 

Sis Kae merasakan tangannya digenggam erat oleh Xiumin. Sontak lengkungan terbentuk dibibir mungil nya.

 

"Jadi...Kim Sis Kae. Mau jadi pacarku? Jadi ibu dari anak-anakku kelak. Jadi pendamping ku hingga tua dan mati. Maukah Sis Kae?"

 

"Itu lamaran?" tanya Sis Kae heran.

 

"Iya. Aku melamarmu"

 

Sis Kae tersenyum dan mengangguk. Sontak ia segera menghambur ke pelukan Xiumin saking bahagianya. Kai berhasil menjadi adik yang baik. Dia berhasil menyatukan cinta kakaknya.

 

Baekhyun menutup mata Chen dan memutar badannya.
"Jangan dilihat Chen. Adegan dewasa, kau belum cukup umur"

 

Chen segera melepaskan tangan Baekhyun.
"Yakh! Byun Baekhyun! Kau membuat mataku sakit. Adegan dewasa pantatmu! hanya pelukan. Lagipula aku harus lihat. Ini bisa menjadi pembelajaran"

 

Kai merapat pada Baekhyun dan Chen yang tengah berdebat.

 

"Kau belajar kalimat itu dari mana?" tanya Baekhyun usil. Kai mengedipkan matanya.

 

"Sstt...Rahasia"

 

Kai menepuk bahu Baekhyun. Kini gilirannya yang menjahili Baekhyun.
"Sunbae...sekarang giliranmu melepas status jomblo"

 

"Eitss...jangan salah. Kau tunggu saja" balas Baekhyun. Chen hanya sibuk melihat adegan mesra Sis Kae dan Xiumin sembari membayangkan bagaimana jika ia yang melakukannya.

 

"Hhh...indahnya cinta" hela Baekhyun.

 

Tiba-tiba bahu Kai ditepuk oleh seseorang.
"Kai ada apa ini?" tanya Kim Junho.

 

"Appa...aku tidak sakit. Aku ini sehat. Semua salah paham. Amplop pemeriksaan ku tertukar. Dan setelah dites ulang dengan darahku, aku sehat. Bener Appa" yakin Kai. Meskipun Junho masih terlihat bingung tapi ia bisa merasakan beban berat meluruh seketika.

 

Melihat Xiumin dan Sis Kae yang belum usai berpelukan membuat Kai kembali tersenyum bahagia.
"My brother falling in love" tutur Kai lagi.

 

 

 

.
.
.
.
.
.

 

TBC


Unch...pengen juga author dilamar Xiumin 😂

Happy Birthday Eomma Park 🎂( maaf telat ya ☺)

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Fallen
354      252     0     
Short Story
Ternyata, dirimu itu diperlukan. Dirindukan. Disayangi.
you're my special moments
2799      1124     5     
Romance
sebenarnya untuk apa aku bertahan? hal yang aku sukai sudah tidak bisa aku lakukan lagi. semuanya sudah menghilang secara perlahan. jadi, untuk apa aku bertahan? -Meriana Lauw- tidak bisakah aku menjadi alasanmu bertahan? aku bukan mereka yang pergi meninggalkanmu. jadi bertahanlah, aku mohon, -Rheiga Arsenio-
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
785      531     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Contract Lover
12656      2689     56     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
Burn In Tears
210      187     0     
Short Story
Semua tanda bahwa kita pernah saling tergila-gila nyaris tandas dibakar air mata. Aku, jadi tanda yang paling lama menghadapi mati dan hilang.
Janjiku
610      437     3     
Short Story
Tentang cinta dan benci. Aku terus maju, tak akan mundur, apalagi berbalik. Terima kasih telah membenciku. Hari ini terbayarkan, janjiku.
IMPIAN KELIMA
470      351     3     
Short Story
Fiksi, cerpen
Into The Sky
515      330     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Noterratus
414      289     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Love and your lies
5734      1397     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar