Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Maafkan daku kalo banyak typo dimana-mana ✌✌
******************************

 

Gomawo untuk hari ini.Aku bahagia sekali. Meskipun hanya sehari,itu sangatlah berarti bagiku.

 

----Kai----

 

Begitu melihat bahwa penjaga gerbang sekolah sedang tertidur pulas, Kai langsung mengeluarkan tangga yang selalu ia sembunyikan untuk bolos. Kai mempersilahkan Sis Kae untuk naik terlebih dahulu.

 

"Balik badan" ujar Sis Kae saat Kai sudah memegangi tangga.

 

Kai menaikkan satu alisnya, bingung kenapa dia harus menuruti Sis Kae.
"Wae?"

 

"Balik badan nggak usah banyak tanya"

 

"Sssttt" Kai membekap mulut Sis Kae yang mulai menaikkan nada bicaranya.
"Ne..Ne...aku akan balik badan dan tidak akan melihatmu" akhirnya Kai menuruti kata Sis Kae. Kalau gadis itu teriak-teriak masalahnya mereka tidak jadi bolos malah akan kena hukuman.

 

"Sudah belum" tidak sabar rasanya Kai untuk keluar dari sekolah. Kenapa gadis itu lama sekali.

 

"Kai-yah aku tidak bisa turun. Ini sungguh membuatku takut"
Suara Sis Kae begitu rendah dan sedikit gemetar. Kai buru-buru membalikkan badannya melihat gadis itu malah duduk diatas dinding sekolah.

 

Semakin Sis Kae melihat kebawah, rasa takutnya semakin besar. Bahkan sesekali Sis Kae terlihat memejamkan mata untuk mengalihkan pandangan. Kai yang melihat Sis Kae ketakutan langsung menaiki tangga dan melompat keluar.

 

Kai melompat begitu cepat. Padahalkan dinding sekolah lumayan tinggi. Wah...Kai ini manusia atau kucing. Pasti nyawanya banyak. Sis Kae melongo saja melihat Kai bisa melakukannya sedangkan dirinya masih terjebak diatas.

 

Tangan Sis Kae sudah gemetaran. Apa Kai akan meninggalkannya? Dia turun duluan pasti akan mengabaikan Sis Kae. Demi EXO, rasanya Sis Kae akan mati ketakutan sekarang.

 

"Turunlah, aku akan menangkapmu" ujar Kai.

 

"Huh?" panik Sis Kae bingung mendengar permintaan Kai. Apa sekarang dia harus percaya pada Kai. Bagaimana jika Kai tidak bisa menangkap dirinya.

 

"Percayalah padaku. Aku akan menangkapmu" melihat Sis Kae menggigit bibir bawahnya karena ketakutan Kai mencoba meyakinkan gadis itu.

 

"Sis Kae-yah. Melompatlah aku akan menangkapmu. Jangan takut,tutup saja matamu. Percayalah...Ne?"

 

Sis Kae menarik napas dalam-dalam lalu meng hembuskannya begitu cepat. Sebelum melompati dinding tinggi itu, Ia harus menguatkan diri terlebih dahulu.

 

"Kai-yah" panggil Sis Kae.

 

"Hmm"

 

"Jika aku mati, tolong katakan pada kedua orangtua ku, kalo aku sangat menyayangi mereka" Sis Kae meraung menahan tangisnya. Saat ini dirinya sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Setidaknya jika Sis Kae pergi untuk selama-lamanya, kedua orangtua nya harus tahu bahwa gadis itu begitu sayang mereka.

 

Kai menggaruki tengkuknya. Gadis diatas dinding sekolah itu begitu polos atau bodoh sih. Bukannya turun malah sibuk mengatakan kata-kata terakhir.

 

"Cepat turun Sis Kae-yah"

 

Samar-samar Sis Kae mendengar derap langkah seseorang dari lingkungan sekolah. Meskipun dalam keadaan takut, gadis itu lebih takut ketahuan bolos. Sis Kae melirik Kai yang sudah siap menangkapnya. Dalam hati gadis itu merapalkan doa. Jika ia mati hari ini setidaknya ia masih bisa masuk surga.

 

Sis Kae menutup kedua matanya dan mengepalkan tangan sekuat tenaga. Akhirnya begitu hitungan ketiga gadis itu melompat.

 

Hap!
Tubuh Sis Kae jatuh ke pelukan Kai. Kedua tangan gadis itu memegang leher Kai. Sedangkan kedua matanya masih enggan terbuka. Kai tersenyum mendapati adegan manis itu.

 

Lebih baik Kai tidak usah menyadarkan Sis Kae. Biar saja seperti ini.

 

"Kau aman Sis Kae-yah"

 

Kedua mata Sis Kae terbuka lebar. Gadis itu menghela nafasnya lega. Dia tidak jadi mati. Sungguh melegakan. Detik berikutnya mata Sis Kae bertubrukan dengan milik Kai.

 

"Apa yang lakukan?" tanya Sis Kae.

 

Apa-apaan Sis Kae bertanya seperti itu. Apa gadis itu hilang ingatan setelah melompati dinding.

 

"Menangkapmu" jawab Kai.

 

"Yakh !!! Turunkan aku. Palli!!!"

 

Bugh!
Kai menjatuhkan tubuh Sis Kae ke tanah. Sis Kae mengeluh kesakitan. Ia bangun dan mengebasi pantatnya yang kesakitan.

 

"Ah...apa"

 

"Mianhee Sis Kae-yah" sahut Kai.

 

"YAKH !!! Kau mau mati? Kenapa kau melakukan itu? ish...apa"

 

"Kenapa kau menyalahkan ku? huh?wae? Bukankah kau yang memintaku menurunkan mu. Kau ini cerewet sekali. Untung aku suka" ucap Kai begitu cepat. Hingga Sis Kae sulit mengerti .

 

"MWOYA?"

 

Kai menutup kedua telinganya. Bukan apa-apa hanya saja jika terus-terusan membiarkan telinganya mendengar suara Sis Kae, Kai takut harus berurusan dengan dokter THT.

 

"Kajja kita pergi dari sini. Ketahuan mati kita. Palliwa"
Kai mendorong tubuh Sis Kae untuk segera meninggalkan sekolah. Tidak perduli meski gadis itu terus mengelak. Kai pusing sendiri.

 

***

 

Kenapa Sis Kae baru menyadari bahwa bolos sekolah begitu menyenangkan Seperti sekarang. Kalau saja dia mengetahui rasanya. Sudah sejak lama akan ia lakukan. Tapi, memikirkan melompati dinding sekolah membuat nyali nya berubah haluan.


Kai menghampiri Sis Kae dan memberikannya sebuah ice cream. Sis Kae meraihnya dengan penuh kemenangan. Mereka rencananya hanya akan berjalan-jalan saja menunggu jam pulang sekolah.

"Ini menyenangkan" gumam Sis Kae disela-sela menjilati ice cream nya.

"Tentu saja. Bukankah aku sudah sering mengajakmu ikut bolos bersamaku. Andai waktu itu kau mau"

kring....
Kai menarik lengan Sis Kae karena hampir saja gadis itu akan tertabrak sepeda dari belakang. Tapi akibatnya ice cream yang dipegang Sis Kae tumpah ke baju Kai. Hanya sedikit sih, tapi Sis Kae merasa tidak enak. Ia buru-buru mengelapnya dengan tangan.

"Mian Kai, aku tidak sengaja"

Kai memegang tangan Sis Kae agar gadis itu berhenti mengelap bajunya.

"Hentikan, aku tidak apa-apa. Sedikit noda tidak akan melunturkan ketampananku" gurau Kai. Sis Kae langsung menepis tangannya.

"Lagian itu membuat tanganku kotor"

Mereka kembali berjalan menyusuri jalanan kota yang begitu ramai. Banyak sekali orang-orang berlalu lalang disana. Meskipun ramai begini kenapa Sis Kae malah merasa sepi. Ia tiba-tiba teringat Han Mel. Ah...sedang apa gadis itu sekarang? Sis Kae melirik jam tangannya sekilas.

"Apa kau selalu seperti ini saat bolos?hanya berkeliling saja?membosankan" cibir Sis Kae.

"Ini menyenangkan. Kau harus melihat suatu tempat. Kau kan pindahan dari Incheon mungkin akan senang melihat ini"

"Oh...ya? tunjukkan" tantang Sis Kae.

"Tunggu disini sebentar"
Kai berlari meninggalkan Sis Kae. Gadis itu menunggu Kai sendiri. Ia hanya melihat-lihat aktivitas orang-orang yang begitu terlihat sibuk. Tidak seperti dirinya.

Tidak sampai lima menit Kai kembali. Namun, tidak sendiri. Ia membawa sebuah sepeda yang memiliki pengayuh dua pasang. Seperti dua sepeda yang disatukan.

Sis Kae menaikkan kedua alisnya. Kenapa Kai kepikiran untuk mengayuh sepeda siang-siang begini.

"Saat aku melihat sepeda yang hampir menabrakmu tadi, tidak ada salahnya jika aku menirunya. Sepertinya menyenangkan. Aku tidak ingin kau bosan. Aku akan buat kau merindukan bolos"

Sis Kae terkekeh saja. Kata-kata Kai yang panjang itu begitu sangat berisi.
"Apa-apaan kau ini"

"Ayo naik" ajak Kai.

Sis Kae menaiki sepeda di belakang Kai. Mereka sama-sama mengayuh dan melawan hembusan angin. Kai akan menunjukkan suatu tempat pada Sis Kae.

***

Go Han Mel menatap bangku kosong Sis Kae. Selama pelajaran berlangsung gadis itu hanya memikirkan tentang Sis Kae. Kemana sebenarnya dia pergi?

"Han Mel mau ikut ke kantin bersama kami?" tanya salah satu teman sekelasnya yang sudah berada di ambang pintu bersama teman-temannya. Han Mel hanya menggelengkan kepalanya.

Ia pusing dan tidak memiliki nafsu makan sedikitpun saat ini. Lagipula ia harus apa jika berpapasan dengan Park Nopi itu. Ia meraih ponselnya untuk mengalihkan rasa sepinya. Setelah membuka lock screen ponselnya ada sebuah pesan masuk dari Sehun. Tadinya Han Mel malas melihatnya. Tapi apa salahnya kalau hanya sekedar melihat.

Tidak perlu menemuiku lagi.
Jeongmal Mianhee Han Mel-ah.

Han Mel mencengkeram rok sekolahnya, hatinya begitu tertohok membaca pesan Sehun. Rasanya ribuan duri tertancap didalam dadanya. Beginikah rasanya dihianati?

Tiba-tiba perutnya sakit, rasanya melilit dan sedikit berbunyi. Han Mel benar-benar tidak bisa membohongi perutnya. Ia pun beranjak menuju kantin.

Han Mel ingin makan sendiri saja, ia gengsi menolak ajakan temannya ke kantin. Eh, malah sendirinya sudah ada disana.

Tiba-tiba saja seseorang yang duduk didepannya hampir saja membuatnya tersedak.

"Tidak ada kursi lagi disini. Makan saja jangan hiraukan aku"
Katanya tanpa menatap Han Mel.

Han Mel melihat seisi kantin. Disana memang sudah tidak ada kursi yang kosong sekali seperti dirinya. Ada juga satu terselip diantara gerombolan siswa-siswi.

"Kau putus dengan Sehun?"

"Huh?" Han Mel kaget ditanyai seperti itu. Katanya hanya makan kenapa si Caplang ini malah Memberinya pertanyaan macam itu.

"Kau bilang aku cukup tidak menghiraukanmu"

"Aku tidak bisa makan sambil diam saja" protesnya.

Han Mel tidak perduli. Ia hanya ingin menghabiskan makanannya dan kembali lagi ke kelas nya. Disini ada orang-orang yang membuatnya kesal. Han Mel melihat Sehun dan Park Nopi sedang makan bersama. Bagaimana hatinya tidak sakit.

"Menangislah...bukankah itu membuatmu lebih baik"

"Chanyeol Sunbae" Han Mel memakan sosis dengan sumpitnya. Ini pertama kalinya gadis itu memanggil nama Chanyeol dengan embel-embel Sunbae pula. Bagaimana Chanyeol tidak senang.
"Menangis juga butuh tenaga"

"Jadi kau akan menangis setelah makan?"

"Aku akan menangis tapi tidak di hadapanmu juga. Apa aku selemah itu dihadapanmu?"

Chanyeol mengambil sapu tangan dari saku jas sekolahnya. Diletakkannya sapu tangan itu dimeja. Chanyeol menyodorkannya tepat didepan Han Mel.

"Menangislah. Aku akan pergi karena sudah selesai dan kau tidak bisa menangis di hadapan ku. Aku tidak pernah menganggapmu selemah itu, percayalah"

Chanyeol pergi meninggalkan Han Mel bersama sapu tangannga. Han Mel tidak menginginkan melihat Chanyeol saat sedang menangis. Chanyeol akan membiarkan saja sapu tangannya yang menemani gadis itu.

Hari ini meskipun gadis itu masih sensi padanya. Tapi Chanyeol melihat ada tatapan menyedihkan disana. Chanyeol tidak pernah memandang Han Mel selemah itu.Bahkan menurut Chanyeol Han Mel adalah gadis yang kuat. Ia satu-satunya gadis yang berani menerima Sehun meskipun ia tidak tahu Namja itu begitu berbisa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Forbidden Love
10012      2135     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
The Ruling Class 1.0%
1435      603     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?
Ingatan
9052      2116     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Laci Meja
499      337     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Train to Heaven
1155      735     2     
Fantasy
Bagaimana jika kereta yang kamu naiki mengalami kecelakaan dan kamu terlempar di kereta misterius yang berbeda dari sebelumnya? Kasih pulang ke daerah asalnya setelah lulus menjadi Sarjana di Bandung. Di perjalanan, ternyata kereta yang dia naiki mengalami kecelakaan dan dia di gerbong 1 mengalami dampak yang parah. Saat bangun, ia mendapati dirinya berpindah tempat di kereta yang tidak ia ken...
Fallin; At The Same Time
3295      1465     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
DEUCE
680      385     0     
Short Story
\"Cinta dan rasa sakit itu saling mengikuti,\" itu adalah kutipan kalimat yang selalu kuingat dari sebuah novel best seller yang pernah kubaca. Dan benar adanya jika kebahagiaan dan kesakitan itu berjalan selaras sesuai dengan porsinya..
the invisible prince
1564      851     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Telat Peka
1346      620     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Light in the Dark
1989      873     3     
Romance