Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Suara alarm dari jam beker diatas nakas hingga yang berbunyi dari ponsel sendiri tidak pernah digubris sedikit pun. Rye Hyun tahu hari ini akan tiba, sekuat apapun ia berusaha menahannya Suho akan tetap mengorbankan dirinya. Rye Hyun benci itu.

Hari makin siang tapi udara malah semakin dingin menusuk kulitnya. Bergelung dengan selimut tidak bisa membuatnya terasa hangat. Penghangat ruangan juga sepertinya sedang tidak berfungsi saat ini.

Tok...tok..tok
Sejak pagi sekali seorang wanita paruh baya yang bekerja dirumahnya mengetuk pintu untuk membuat Rye Hyun keluar. Tapi percuma saat ini gadis itu masih menangis.

Semalam...

Oppa kau dimana?

Jari-jari Rye Hyun terasa lemas mengetik pesan itu. Sudah lebih dari lima menit namun kakaknya tak kunjung membalasnya.

Gadis itu sudah berfikir jauh tentang keberadaan Suho. Sejak acara nontonnya batal dan beralasan ada urusan mendesak, Rye Hyun seperti tahu Suho berbohong.

Rye Hyun tahu mempertahankan itu sulit. Mengubah keadaan juga sulit. Menuruti hal tak dirinya suka terlalu sulit.

"Sudah malam. Kenapa belum tidur?"

Rye Hyun menolehkan wajahnya menghadap Eomma. Kecurigaan mulai bisa ia tangkap.

"Kau habis jalan dengan Xiumin kan?besok sekolah, sekarang tidurlah"

"Kenapa eomma tersenyum?" entah kenapa Rye Hyun begitu benci senyuman Ibunya sendiri.

"Aku masih begitu baik hingga harus menepati janji. Aku juga benci begini"

Baru tiga langkah Eomma berlalu dari Rye Hyun. Sebuah kalimat dari anaknya itu membuat perempuan paruh baya itu pun berhenti.

"Suho Oppa, eodigayo?"

"Dia tidak pamit padamu?" nyonya Kim mengelus pipi anaknya.
"Oh...kasihan anak gadisku ini. Dia sudah jauh dari kakaknya"

Rye Hyun tidak bergeming. Kata-kata Eomma nya sudah sangat jelas. Seolah mengabarkan berita duka. Rye Hyun bingung dengan semua ini. Kenapa harus ada wanita seperti itu.

"Nona buka pintunya. Biarkan ahjumma masuk dan memberikan sarapan ini. Nona sakit kah?"

Rye Hyun jadi tidak tega sudah mengabaikan yang diluar sana. Dengan kepala yang masih berat akibat nangis sepanjang malam, Rye Hyun beranjak dari tempat tidur dan mendekatkan diri dengan pintu. Ia masih tidak ingin keluar, sungguh!

"Ahjumma, taruh saja makanannya di dapur. Aku akan ambil sendiri kalo sudah lapar"

"Nona sakit? kenapa tidak ke sekolah?"

Mendengar pertanyaan itu dari seorang pelayan dirumahnya Rye Hyun meneteskan air mata. Kalimat dari ahjumma jauh lebih hangat daripada Eomma sendiri. Begitu berbaliknya dunia disekitar Rye Hyun.

"Hari ini.." Rye Hyun mengusap air mata dipipinya dan menghembuskan nafas perlahan.
"Hari ini aku sedang malas pergi ke sekolah. Ahjumma biarkan aku sendiri"

"Ne..."

Rye Hyun melangkah perlahan-lahan untuk membuka jendela kamarnya. Jika sedang sedih gadis itu suka berdiri dibalkon kamar dan melihat langit. Apalagi hari ini salju turun sangat indah. Padahal belum benar-benar musim dingin. Setidaknya ada sedikit jeda agar dirinya bisa melupakan.

"Oppa...waeyo?"

***

Xiumin POV

 

Salah satu aturan jika sedang makan adalah tidak boleh berbicara. Dilarang mengganggu yang lain juga. Aku terganggu woy!!

 

Chen mengedikkan bahunya, dia sih oke-oke saja melihat kelakuan Byun tengil yang sedang mengompori Park Nopi. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Sama sekali tidak ingin tahu, di kantin aku hanya ingin makan siang.

 

"Aku berkata jujur Park Nopi!"
Itu suara Baekhyun yang hampir mengalahkan speaker sekolah-berbunyi jika ada pengumuman-suaranya lebih keras dari benda itu.

 

Park Nopi sepertinya tidak ingin nama kekasihnya itu dijelek-jelekkan begitu saja oleh Baekhyun.

 

"Yakh! Byun Baekhyun. Sehunnie~ tidak mungkin melakukan hal itu. Jangan harap kau bisa menipu lagi"

 

Aku juga tidak percaya pada Byun tengil saat ini. Tapi aku juga tidak sedang membela siapa-siapa. Biar ku perjelas ,Aku hanya ingin makan.

 

"Yakh, Xiumin" Chen berbisik padaku.
"Apa Kau tidak curiga kalau Baek benar"

 

"Maksudmu?" aku membalas dengan berbisik juga. Karena aku duduk disamping Chen, kami jadi mudah membahas hal ini tanpa diketahui Baekhyun maupun Park Nopi.

 

Chen mengangkat satu tangannya dan menutup mulut.
"Baekhyun begitu yakin. Lihat saja sedikitpun dia tidak mau mengalah"

 

Baekhyun memang cerewet dan suka mengeluarkan kata-kata sesukanya. Tapi, sebagai sahabatnya aku percaya Baekhyun tidak akan begitu ngotot jika ia salah. Ini pasti ada yang tidak beres.

 

"Bukankah dia memang begitu" aku memalingkan wajah kembali fokus pada makan siangku.

 

"Tapi ini beda, Min Seok"

 

"Yakh! Panggil aku Xiumin"

 

Aku tidak suka dipanggil Min Seok, bukannya nama itu tidak keren. Nama itu selalu dipakai Eomma dulu. Aku merasa siapapun terlalu berharga memanggil nama MinSeok.

 

"Itu pasti akal-akalanmu saja. Kau mau mempermalukan aku bukan?Ketahuilah Byun, Park Nopi selalu benar dan Kau selalu tidak tepat"

 

Jelaskan padaku apa sih yang gadis aneh itu katakan. Aku sama sekali tidak mengerti. Suara kikikan Chen berhasil membuatku ikut terkekeh.

 

Aku dan Chen saling pandang lalu merapalkan kalimat 'Aku-Ini-Byun-Baek-Hyun'

 

"Aku ini Byun Baek Hyun"
Ujar Baekhyun dengan suara toa nya yang selalu menggelegar. Semut saja yang jauh dibawah lubang harus menutup telinganya. Hihihi...!

 

"Wae?? Aku tidak takut. Buktikan kalau kau benar. Aku hanya akan percaya jika mataku melihatnya langsung"

 

"Geure. Tunggu saja"

 

Park Nopi mengambil sosis dan melahapnya langsung. Rupanya tenaganya berkurang karena terus berdebat. Energinya jadi berkurang. Begitu juga Byun Baekhyun.

 

Tiba-tiba saja Chanyeol datang. Chanyeol tadi makan bareng, tapi dia mendadak dapat panggilan alam. Dia kembali dan duduk didepanku, disamping Baekhyun.

 

"Lama banget Nyeol"

 

"Tadi aku habis ditanyain sama Ms.Anne soal ketidakhadiran Suho" jelas Chanyeol setelah mengunyah nasinya.

 

"Suho juga tidak masuk sekolah?" Park Nopi memandang Chanyeol yang mengangguk ditanya begitu.
"Wah...Keluarga Kim sedang berlibur! Jinjja, Rye Hyun tidak memberitahuku. Aish...awas kau Rye Hyun"

 

"Kau tidak punya teman hari ini, makanya ikut gabung dengan kita. Memang Irene mana?" Goda Baekhyun pada Park Nopi.

 

"Irene tidak masuk ada pemotretan. Semua berubah sejak aku pergi ke  Paris. Aish..."

 

Entah kenapa aku malah memikirkan hal-hal lain yang berkebalikan dengan liburan. Kata itu tentu berhubungan dengan ketenangan-kenyamanan-tawa.
Bagaimana dengan Rye Hyun?

 

"Rye Hyun juga tidak masuk sekolah?" tanya Baekhyun.

 

"Ne..mereka pasti sedang berlibur" jawab Park Nopi.

 

Aku segera meraih ponselku dan mencari kontak Rye Hyun. Beberapa kali aku mencoba menghubungi gadis itu,Tapi ponselnya tidak aktif. Apa Rye Hyun sengaja mematikan ponselnya? aku sangat khawatir. Semoga saja apa yang dipikirkan Park Nopi benar. Keluarga Kim sedang berlibur.

 

"Yakh! Xiumin langsung menghubungi Rye Hyun" Aku lupa ada Chen disebelahku.

 

"Diam kau Chen"

 

Rasanya aku ingin menghilang saja saat ini dan muncul didepan Rye Hyun. Menanyakan keadaannya.Aku sudah menganggap gadis itu sebagai adikku sendiri.

 

"Eomma...tidak pernah memperhatikan Rye Hyun. Dia malah berusaha agar ambisinya terwujud. Xiumin, maukah...Kau membantuku menjaga Rye Hyun?"

 

Kalimat Suho kembali berputar diotakku. Aku sungguh merasa ini tanggung jawabku. Bagaimanapun aku sudah berjanji akan menjaga Rye Hyun. Aku jadi membayangkan tentang kalimat Suho waktu itu.

 

"Aku tidak bisa melakukan apapun, Xiumin. Jika aku mau Rye Hyun bebas dari berbagai perjodohan, Aku harus mau dikirim ke Amerika. Tapi...Aku khawatir Rye Hyun pasti akan marah dan sedih"

 

Aku memijat keningku,kenapa tiba-tiba kepalaku penat. Aku merasa sedih sekarang. Padahal teman-temanku sedang bercanda. Seperti Baekhyun dan Chanyeol yang asik menggosipi masalah Park Nopi--gadis itu sudah berlalu sejak makanannya habis-- kalau Chen sedang mengantar nampan-nampan kami.

 

"Kau kenapa Min?"

 

"Anni Chen, sebenarnya aku hanya bingung kenapa Suho tidak memberitahuku"

 

"Hahah..." Tawa Chen benar-benar keras membuat Baekhyun dan Chanyeol berhenti mengobrol dan memilih memperhatikan ku.
"Kau merindukan Rye Hyun?"

 

Aku melirik Baekhyun, Dia sensi mendengar kalimat Chen. Baekhyun malah berdeham mencoba menenangkan diri mungkin.

 

"Akui saja Xiumin. Kau sudah ketahuan" sahut Chanyeol.

 

Sialan! Aku tidak bisa berkilah lagi. Sudahlah aku mengangguk saja. Hitung-hitung mengerjai si Byun tengil.

 

***

 

Sepulang sekolah aku langsung menuju parkiran dan segera mengantar Chen dan Baekhyun pulang. Tadinya kami berencana akan nongkrong dirumahku. Tapi, aku sedang memikirkan soal Rye Hyun dan ingin mencari tahu apa yang terjadi.

 

Sampai dirumah aku segera naik keatas kamar dan hendak berganti pakaian. Aku meraih ponselku. Aku berniat menelpon Rye Hyun kembali. Siapa tahu gadis itu sudah mengaktifkan ponselnya.

 

"Ayo.. Rye Hyun angkat"
Andai saja dia tahu aku sangat Khawatir. Sepertinya percuma, Rye Hyun tidak menjawab ponselku.

 

Aku segera turun dan menggamit kunci mobil. Saat sampai diruang tengah, Kai menghentikan langkahku.

 

"Hyung..Kau mau kemana?"

 

"Ke rumah Rye Hyun"

 

"Kalian sudah jadian?"

 

Aku salah menjawab pertanyaan Kai ini. Efek cemas memang berkhasiat. Aku tidak ingin berlanjut membiarkan Kai menggodaku. Aku keluar dan memasuki mobil.

 

***

 

Author POV

 

"Hyung pasti sudah jadian dengan Rye Hyun"

 

Sepanjang menonton televisi Kai terus saja menggumamkan kalimat tak jelas itu. Kalau dipikir-pikir Kai terlihat sudah gila ngomong sendiri. Ini karena suasana rumah yang begitu sepi. Ayahnya belum pulang dari kantor dan Xiumin sedang pergi. Hanya ada Ahjumma Bin yang tengah menyiapkan urusannya didapur. Kai tidak punya teman mengobrol. Apa sebaiknya Kai mengobrol dengan Ahjumma Bin?

 

Entah kenapa orang-orang terdekatnya begitu sibuk saat ini. Sehun tidak mau diajak nongkrong di Warnet karena sibuk mengurus dua kuda poninya. Sial, Kai harus mengingat Sehun seperti seorang peternak.

 

Ia juga tidak mungkin pergi ketempat Kyungsoo. Setelah mengetahui Kyungsoo berbohong tentang teror sekolah yang tidak jadi itu, Kai jadi kesal padanya. Karena hal itu kan Kai tidak bisa bolos hari itu.

 

"Aku jadi merindukan Bidadari" celetuk Kai.

 

Kai beringsut menaiki kamarnya dan mengambil jaket jeansnya lalu kembali kedepan Tv untuk mematikan benda itu.

 

Kai harus berpura-pura supaya Siska tidak melihatnya keluar dari rumah. Sis Kae belum tahu ia tetanggaan--pikir Kai. Mungkin akan lucu jika Sis Kae tahu.

 

Begitu sampai di depan pintu rumah Sis Kae, Kai melihat seorang gadis tengah duduk sendiri di taman samping rumahnya dengan wajah tertutup buku. Kai tahu gadis itu Sis Kae meski wajahnya tak terlihat. Sis Kae masih mengenakan seragam dan memangku tasnya. Sepertinya gadis itu belum masuk ke rumahnya. Kai berjalan mendekatinya. Kemudian ia duduk disamping Sis Kae.

 

Baru saja Kai akan mengatakan sesuatu. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu menyentuh bahunya. Itu kepala Sis Kae. Ternyata gadis itu tertidur dibahunya. Jadi Sis Kae bukan diam karena membaca buku, tapi karena tertidur sambil duduk?

 

Saat Kai datang dan duduk disampingnya, Sis Kae sudah tidak sanggup menegakkan kepalanya. Ia pun luruh kebahu Kai.

 

Kai tersenyum membeku.

 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Tbc

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Varian Lara Gretha
5567      1713     12     
Romance
Gretha harus mempertahankan persahabatannya dengan Noel. Gretha harus berusaha tidak mengacuUhkan ayahnya yang berselingkuh di belakang ibunya. Gretha harus membantu ibunya di bakery untuk menambah biaya hidup. Semua harus dilakukan oleh Gretha, cewek SMA yang jarang sekali berekspresi, tidak memiliki banyak teman, dan selalu mengubah moodnya tanpa disangka-sangka. Yang memberinya semangat setiap...
Jingga
6199      1570     2     
Romance
Kehilangan memang sangat menyakitkan... Terkadang kita tak mampu mengekspresikan kesedihan kita membuat hati kita memendam sakit... Tak berakhir bila kita tidak mau mengakui dan melepas kesedihan... Bayang-bayang masa lalu akan selalu menghantui kita... Ya... seperti hantu... Jingga selalu dibayangi oleh abangnya yang sudah meninggal karena kecelakaan... Karena luka yang mendalam membuatnya selal...
If Only
369      244     9     
Short Story
Radit dan Kyra sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Hingga suatu hari mereka bertengkar hebat dan berpisah, hanya karena sebuah salah paham yang disebabkan oleh pihak ketiga, yang ingin menghancurkan hubungan mereka. Masih adakah waktu bagi mereka untuk memperbaiki semuanya? Atau semua sudah terlambat dan hanya bisa bermimpi, "seandainya waktu dapat diputar kembali".
Dibawah Langit Senja
1640      954     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Rumah Laut Chronicles
2718      1149     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
#FFWC2 Wish
453      313     3     
Short Story
Cerita ini dibuat untuk kontes FFWC2 bersama Lokamedia
Rumah Arwah
1034      558     5     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
Promise
651      373     7     
Romance
Bercerita tentang Keyrania Regina. Cewek kelas duabelas yang baru saja putus dengan pacarnya. Namun semuanya tak sesuai harapannya. Ia diputus disaat kencan dan tanpa alasan yang jelas. Dan setelah itu, saat libur sekolah telah selesai, ia otomatis akan bertemu mantannya karena mereka satu sekolah. Dan parahnya mantannya itu malah tetap perhatian disaat Key berusaha move on. Pernah ada n...
Here We Go Again
654      368     2     
Short Story
Even though it hurt, she would always be my favorite pain.
I Can't Fall In Love Vol.1
2724      1087     1     
Romance
Merupakan seri pertama Cerita Ian dan Volume pertama dari I Can't Fall In Love. Menceritakan tentang seorang laki-laki sempurna yang pindah ke kota metropolitan, yang dimana kota tersebut sahabat masa kecilnya bernama Sahar tinggal. Dan alasan dirinya tinggal karena perintah orang tuanya, katanya agar dirinya bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya, saat dirinya mulai pindah ke sekolah yang sama deng...