Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

"Aku akan sangat senang bisa menonton film ini dengan Oppa"

Jawaban Suho hanya senyuman atau anggukan kepala. Jarum jam ditangannya seakan sedang mempermainkan dirinya. Seperti disebuah drama yang hidupnya sangat ditentukan oleh sutradara. Dalam kenyataan hidupnya, ibunya sendirilah sang sutradara.

Wajah Rye Hyun begitu cerah semenjak Suho memberikan tiket itu padanya. Dua tiket bioskop untuk malam ini. Suho sudah memesan itu kemarin. Tapi, sms yang masuk ke ponselnya mengisyaratkan dirinya harus merelakan adiknya pergi tanpanya.

"Nanti kita mampir ke poto box ya Oppa aku sangat ingin berfoto disana bersamamu"

Lagi, Suho mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia berdeham dan mengamati wajah Rye Hyun.

"Rye Hyun-ah. Hmm.........
begini, Bagaimana kalau kau pergi bersama Xiumin?"

"Waeyo?" senyum Rye Hyun lenyap seketika. Pikirannya merambat keseluruh tubuhnya. Bagaimana ini jika sutradara mengubah alur cerita.
"Oppa Waeyo?"

"Geunyang...Oppa harus menghadiri rapat. Kau tahu ini hanya sekedar..."

"Hajimaa..." Rye Hyun menggelengkan kuat kepalanya menolak apa yang Suho katakan.
"Bisakah sekali saja Oppa tidak perlu menuruti perempuan itu?"

"Rye Hyun-ah. Dia adalah ibu kita. Oppa tidak tahu kalo eomma meminta secara mendadak begini. Mianhee..." wajah Suho menyiratkan beban berat sedang dipikulnya. Rye Hyun sangat mengerti itu. Hidup dalam keluarga Kim yang begitu keras adalah sebuah anugerah sekaligus cobaan.

Setelah terjadi hening yang begitu lama didalam mobil, dengan sangat berat hati gadis itu menyunggingkan senyuman.

"Aku tidak yakin, kalo Xiumin mau pergi denganku. Karena itu aku benci Oppa membatalkan ini. Aku tidak akan marah pada Oppa kalo Oppa berhasil membujuk Xiumin"

Seketika Suho mengangkat kepalanya dan berani menatap wajah adiknya. Saat ini senyum kembali menghiasi wajah cantik adiknya. Suho sungguh sangat bersyukur sekali.

"Itu mudah sekali, berikan ponselmu"

"Coba saja Oppa" Rye Hyun memberikan ponselnya kepada Suho.

"Kalo berhasil peluk Oppa"

Rye Hyun terkekeh menghadapi sikap kakaknya yang manis itu.
"Hmm...kau kelamaan menjomblo Oppa"

"Tidak papa dong...sekali-kali dipeluk sama yeoja cantik"

Perbincangan mereka berhenti kala ponsel Rye Hyun terhubung dengan Xiumin disebrang sana.
Suho sengaja menekan tombol loudspeaker, supaya bisa didengar juga oleh Rye Hyun.

"Oh Rye Hyun-ah. Waeyo?" sapa Xiumin pertama kali.

"Ini aku Suho. Kau ada acara? Rye Hyun memintamu untuk menemaninya menonton sore ini. Tapi dia malu untuk mengatakannya langsung. Jadi aku mewakilinya--Awww...sakit!" Suho berhenti sejenak karena terkejut menerima pukulan dari adiknya yang merajuk dengan tatapan seolah berkata 'kau memalukan adikmu Oppa'
"Hehehe....Bagaimana Xiumin? Sebenarnya...aku yang memintamu karena aku tidak bisa menepati janjiku pada Rye Hyun"

Baik Suho maupun Rye Hyun sama-sama menghela napas. Sebenarnya Rye Hyun sendiri tidak terlalu berharap Xiumin mau menerima ajakan itu. Gadis itu hanya berharap beban Suho sedikit ringan.

"Aku tidak punya acara. Oh...nonton, baiklah aku akan menjemputmu Sore ini" Suara Xiumin begitu semangat sekali membuat Rye Hyun senang. Apakah Xiumin begitu bahagia bisa menonton dengan dirinya?

"Jemput Rye Hyun bukan aku" goda Suho. Soalnya yang bicara kan Suho bukan Rye Hyun, kalo mendengar kalimat 'aku akan menjemputmu' sebagian berfikir itu tertuju pada Suho.

"Jangan dengarkan Suho Oppa. Geunde...Xiumin-ah Gomawoyo. Sampai ketemu nanti sore. Bye..." Rye Hyun segera berucap agar bisa secepatnya memutus sambungan telepon Xiumin. Wajahnya pasti sudah semerah kepiting rebus.

"Bye..." sahut Xiumin.

Suho merentangkan tangannya. Namun, karena Rye Hyun masih memegangi pipinya Suho menarik adiknya kedalam pelukan.

"Aku menang Rye Hyun"

Rye Hyun membalas pelukan kakaknya. Rasanya masih tetap nyaman berada dipelukan Suho. Gadis itu lupa kapan terakhir kali Suho memeluknya, yang pasti saat itu ia sedang menangis dan Suho menenangkannya dengan pelukan.

Mianhee...jeongmal mianhee...Oppa harus pergi demi kebaikanmu. Tetaplah bahagia seperti sekarang tidak perduli meskipun wajahmu harus merah Rye Hyun-ah.

***

Kim Sis Kae POV

 

Aku yakin sudah menunjukkan arah pulang ke rumahku pada Baekhyun Sunbae. Tapi, ini jelas-jelas bukan jalan menuju rumahku. Apa aku sedang diculik?

 

Tanganku sudah terangkat baru saja akan memukul bahunya supaya menghentikan laju motornya. Namun, belum sempat aku melakukannya ia berhenti tepat saat tanganku sudah terangkat.

 

Baekhyun sunbae melepas helm dikepalanya kemudian aku pun turun dan siap mengomelinya.

 

"Yakh! Sunbae-nim. Ini bukan rumahku. Kenapa kau membawaku kesini? huh?"

 

Baekhyun sunbae segera turun dari motornya.
"Aku ingin meminta bantuanmu. Jebal....Mau yaa...Ne..ne.." katanya memohon-mohon dengan kedua telapak tangan yang mengatup didepan wajahnya.

 

"Bantuan apa?" aku bingung.

 

Ia mengulum bibirnya sesaat.
"Aku akan menjelaskannya sambil jalan. Ayo masuk"

 

Tidak ada pilihan lain. Aku pun melangkah mengikuti sunbae dibelakangnya. Ternyata aku dibawa ke sebuah Mall yang cukup besar.

 

Setelah sampai disebuah butik, ia berhenti berjalan dan menghadap wajahku.
"Aku mau kau menemaniku nonton"

 

"Mwo?" mulutku sampai menganga lebar dibuatnya.
"Tapi...wae? wae sunbae? kenapa harus aku. Dan juga apa-apaan ini? kenapa kita harus disini. Seperti..."

 

"Yakh! Kau sungguh banyak bicara. Dengarkan aku, jangan berfikir aku menyukaimu" dia berhenti sejenak karena aku sudah tak bergeming. Kenapa juga aku harus menyukainya. Aku melakukan ini karena ia memohon-mohon padaku. Alasanku adalah satu, dia adalah sunbae.d
Dua, aku paling tidak tega melihat orang memohon-mohon didepanku.

 

"Aku ingin memata-matai Xiumin. Kau tau kan temanku saat diparkiran itu? jujur, aku menyukai gadis yang bicara dengannya ditelfon. Eitss....jangan bilang siapa-siapa. Ini rahasia antara kita saja. Kau harus bangga menjaga rahasia seorang Byun Baekhyun"

 

Pantaskah itu disebut rahasia?bangga? tidak sama sekali. Tapi benar juga, jika aku mau menerima ajakannya berarti aku juga bisa melihat Umin disana. Aku juga akan memata-matainya.

 

"Yakh! Kenapa kau malah diam? Kau tidak mendengarku? wah...lancang sekali kau pada sunbae. Anggap saja kita partner dalam teror dan cinta"

 

"Ne. Aku mendengarkanmu. Baiklah aku akan ikut"

 

Baekhyun sunbae tersenyum. Lalu ia memanggil seorang disana yang sepertinya sudah sangat ia kenal. Orang itu lalu membawaku memilih gaun-gaun selutut dengan lengan pendek.

 

Saat aku melihat harganya ternyata semua sangat mahal. Aku tidak membawa uang sebanyak itu ke sekolah.

 

"Hmm...apa tidak ada harga yang lebih bersahabat dengan anak sekolahan?"

 

Perempuan itu tersenyum padaku sebelum menjawab.
"Kau kesini bukannya bersama tuan muda Byun Baekhyun?"
Apa katanya? Tuan muda? Aku langsung mengangguk. Aku yakin sunbae pasti sangat kaya.
"Pilih saja yang kau suka"

 

"Baiklah..aku pilih yang itu saja"

 

"Silahkan dicoba Nona. Aku akan menunggu disini jika kau berubah pikiran"

 

Aku menurut saja. Lagipula bukan hakku menolak semua ini. Tuan muda ada disini. Setelah mengenakan gaun yang ku pilih tadi, aku keluar dan perempuan itu menyuruhku menemui Baekhyun sunbae. Lagi-lagi aku menurutinya. Aku berdiri dihadapan tuan muda sambil menunjukkan senyumku.

 

"Jelek! Pilihlah yang bagus. Cepat ganti"

 

"Menurutku ini bagus sunbae"

 

Baekhyun sunbae menggeleng dan aku tidak bisa berbuat apapun selain kembali ke perempuan itu. Jadi ini alasannya aku akan berubah pikiran memilih gaun. Jika dinilai oleh orang cerewet itu mana mungkin aku lolos.

 

Aku mengambil gaun berwarna hitam yang menurutku agak sedikit mewah karena ada renda-renda manja diujung lengannya.
Aku pun langsung membawanya ke ruang ganti. Lalu setelah berganti aku menghampiri si tuan muda dan menunggu pendapatnya.

 

"Norak! Yakh! Kau tidak bisa memilih gaun? kau tidak punya selera yang bagus apa? kau akan jalan dengan Byun Baekhyun"

 

"Yakh! Kau tidak perlu berteriak seperti itu. Kalau begitu kau saja yang pilih, susah banget sih"

 

"Sudah kau saja pilih. Sana pilih lagi"

 

Aku hanya bisa menghela napas. Menghadapi Baekhyun sunbae sama saja seperti menghadapi sepuluh ekor anak anjing milik Lay Oppa. Aku jadi teringat saat belanja dengan Lay Oppa. Ia tidak pernah membentakku seperti itu.

 

Aku kembali untuk yang ketiga kalinya. Perempuan yang berdiri diantara gaun-gaun itu masih terus tersenyum melihat kekonyolanku. Eh, kenapa aku tidak mencoba menanyakannya tentang selera tuan mudanya.

 

"Hmm...aku sudah dua kali gagal memilih gaun. Kau pilihkan untukku saja"

 

"Baiklah" Perempuan itu langsung mengambil gaun berwarna putih tanpa lengan dengan hiasan mirip berlian menghiasi bagian leher. Menurutku agak berlebihan?
"Sebenarnya tuan muda sangat suka dengan warna putih. Tentu saja dia akan menolak gaun pilihan mu"

 

"Apa dia pernah melakukan ini pada seorang yeoja?"

 

"Itu satu tahun yang lalu. Ia juga melakukan hal yang sama pada perempuan itu"

 

"Dia pacar nya?" entah kenapa aku jadi sangat penasaran dengan kehidupan Baekhyun sunbae.

 

"Kalo itu Aku tidak tau Nona"

 

"Hehe...aku banyak bertanya. Ceoseonghamida"

 

Baiklah ini percobaan ketigaku.aku segera menghampiri tuan muda yang selalu asik dudu disofa sambil memainkan ponselnya. Jika bisa sudah ku jitak kepalanya. Dasar cabe!

 

Aku berdeham lalu dia mendongakkan kepalanya melihatku. Aneh, kenapa responnya lama?

 

"Eotteh?"

 

Baekhyun sunbae masih diam saja. Aku hanya memperhatikan wajahnya. Tatapannya seolah-olah kosong.

 

"Cukup itu saja. Cepat ganti kita pulang"

 

"Huh? itu saja, baiklah"

 

"Aku pergi mencari minum dulu ya. Tunggu disini jangan kemana-mana"

 

Aku mengangguk dan kembali menghampiri ruang ganti. Tidak lupa aku berterima kasih pada perempuan penjaga butik itu lalu memintanya membungkuskan gaun itu.

 

"Hmm...ini tuan muda yang bayar kan?" ini hanya memastikan.

 

Perempuan itu tersenyum lalu mengangguk. Aku malu berada disini.

 

"Aku akan duduk disana menunggu sunbae boleh kan?"

 

"Butik ini milik keluarganya Nona. Kau datang bersama tuan muda, jadi aku juga harus melayanimu"

 

"Begitukah? Khamsahamnida"

 

Aku duduk disofa yang diduduki Baekhyun sunbae tadi. Sofa ini berada disebelah pintu masuk, jadi aku bisa melihat dengan jelas orang-orang yang berlalu lalang diluar sana.

 

Tepat tiga detik setelah memperhatikan seseorang yang sedang berjalan bergandengan dengan seorang lelaki aku berdiri dan menghampirinya. Begitupun diriku, tampaknya ia juga begitu kaget melihatku.

 

"Sis Kae-yah" katanya saat melihatku.

 

"Jadi ini alasanmu sibuk, Han Mel-ah?sibuk bersama Sehun?"

 

.
.
.
.
.
.
.

 

Hollaaa....
Usahain update meskipun lagi USBN nih guys..

 

Aku mau ucapin semoga sukses USBN nya kawan kawan kelas IX pembaca wattpad ☺fighting!!

 

Konfliknya mulai puncak berawal dari part ini.Okee!
Jadi pantengin terus...

 

Peluk jauh,
BabyXiumin.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Me & Molla
557      331     2     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
Memories About Him
4332      1830     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
Rewind
450      307     0     
Short Story
Just because someone doesn't love you the way you want them to, doesn't mean they don't love you with all they have. ©2019 by EttaGurl
The One
319      212     1     
Romance
Kata Dani, Kiandra Ariani itu alergi lihat orang pacaran. Kata Theo, gadis kurus berkulit putih itu alergi cinta. Namun, faktanya, Kiandra hanya orang waras. Orang waras, ialah mereka yang menganggap cinta sebagai alergen yang sudah semestinya dijauhi. Itu prinsip hidup Kiandra Ariani.
The Arcana : Ace of Wands
172      149     1     
Fantasy
Sejak hilang nya Tobiaz, kota West Montero diserang pasukan berzirah perak yang mengerikan. Zack dan Kay terjebak dalam dunia lain bernama Arcana. Terdiri dari empat Kerajaan, Wands, Swords, Pentacles, dan Cups. Zack harus bertahan dari Nefarion, Ksatria Wands yang ingin merebut pedang api dan membunuhnya. Zack dan Kay berhasil kabur, namun harus berhadapan dengan Pascal, pria aneh yang meminta Z...
Pesona Hujan
1117      607     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
Bimasakti dan Antariksa
220      170     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1374      671     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
The Black Envelope
2878      1030     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Simplicity
10510      2465     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.