Kim Sis Kae POV
Seperti apa yang disarankan Han Mel sekarang aku dan dia sedang berjalan menuju kelas Baekhyun sunbae. Lebih tepatnya aku sedang begitu kalut saat ini. Sebenarnya aku sangat takut hanya membual dihadapan Baekhyun sunbae, tapi aku juga takut akan terjadi sesuatu dan aku malah diam saja.
Aku memegang erat novel yang kujadikan alasan agar dapat bertemu dengan Baekhyun Sunbae. Didalamnya sudah aku selipkan sebuah lembaran kertas disuatu halaman. Go Han Mel sendiri yang memeberikan ide itu. Aku hanya takut akan ketahuan oleh yang lain.
Saat sampai didepan kelasnya aku segera mengetuk pintu dan membungkukkan badanku memberi salam pada guru yang sedang mengajar disana.
"Ada perlu apa?" tanya saem.
"Saya ingin mengembalikan novel Baekhyun Sunbae"
Aku melirik Baekhyun sunbae yang sedang kebingungan dengan maksudku. Ku mohon buat ia mengerti maksudku.
"Baekhyun silahkan ambil" kata saem. Lalu Baekhyun sunbae pun berdiri dan menghampiriku dan akupun segera memberikan novel itu padanya.
"Aku tidak sengaja menyobek halaman 45 sunbae, mian" Aku harap Baekhyun sunbae mengerti apa yang aku maksud dan dia bisa melihat kertas yang kuselipkan itu disana.
Ia pun hanya mengangguk dan kembali lagi ke bangkunya. Entah apakah ia tahu maksudku atau tidak. Yang jelas aku sudah berusaha memberitahunya.
Sebelum keluar dari kelas Baekhyun sunbae, aku tidak sengaja melihat ada Umin disana. Ia melihatku dengan penuh selidik. Mian Umin, aku harus tetap merahasiakan ini dari mu.
***
Author POV
Baekhyun masih memikirkan maksud dari novel yang diberikan dari Sis Kae. Baekhyun sungguh tidak tahu apa-apa tentang novel ini. Ia pun hanya melihat novel itu, mengabaikan penjelasan gurunya didepan. Namun, tiba-tiba ia teringat kata-kata Sis Kae sebelum keluar.
"Aku tidak sengaja menyobek halaman 45 sunbae, mian"
Baekhyun hanya penasaran dan membuka halaman 45 disana. Aneh tidak ada kertas yang sobek.semuanya utuh, bahkan novel itu masih terlihat sangat baru. Tapi, Baekhyun menemukan secarik kertas. Ia mengambil dan segera membukanya.
Hati-hati hari ini sunbae, aku takut akan ada teror
Deg! Jadi ini yang ingin disampaikan gadis itu, Baekhyun harus bersiap menyelidiki ini. Ia memandangi teman-temannya. Xiumin, Chen dan Chanyeol sedang asik memperhatikan penjelasan saem.
Baekhyun mengambil kertas tersebut dan menyelipkannya disaku jas sekolah. Lalu menutup kembali novel tersebut.
"Cukup sekian untuk hari ini" ujar saem.
"Ne..." koor semua bersamaan.
Begitu Saem keluar Chen langsung beranjak menghampiri meja Baekhyun.
"Gadis itu meminjam novelmu?wow..." goda Chen.
Baekhyun hanya bisa tersenyum minimalis menerima saja apapun kalimat pojokan dari temannya. Ia berusaha membuat yang lain tidak curiga.
Sekarang giliran Xiumin merebut novel dari tangan Chen. Ia terlanjur curiga dengan kedekatan Baekhyun dan Sis Kae. Perasaannya kini begitu campur aduk. Ia ingin marah pada Baekhyun, tapi mana mungkin?
Terikat Drama dan Sis Kae juga belum benar-benar menjadi miliknya.
"You and me?" Xiumin membaca judul novel itu agak keras. Ia menyindir Baekhyun supaya dia menjelaskannya.
"Kau tidak pernah cerita pada kami tentang gadis itu" ujar Chanyeol.
"Dia hanya meminjam novelku itu saja. Wae Nyeolli? Kau iri karena ada yang dekat denganku?"
"Yakh! Mana mungkin" Chanyeol mengelak dengan cengiran diakhir kalimatnya.
Hanya Xiumin dan Baekhyun yang tidak bisa tersenyum tulus saat ini. Hati Xiumin sedang bermasalah dan ia harus bisa menahannya.sedangkan Baekhyun, lelaki itu sedang membayangkan teror yang mungkin akan terjadi.
"Kajja kita ke kantin" saat Chen mengalungkan lengannya dipundak Baekhyun, tanpa sadar Baekhyun langsung menepisnya. Chanyeol dan Xiumin yang juga menyaksikan itu ikut diam dan menunggu penjelasan Baekhyun.
"Jangan makan di kantin" seru Baekhyun tiba-tiba. Otaknya sedang mengingat kejadian-kejadian yang pernah terjadi. Tempat-tempat itu adalah Kantin, perpustakaan dan laboratorium. Semua kejadian itu terjadi didalam gedung sekolah. Jadi Baekhyun berniat akan mengajak teman-temannya keluar saja.
"Wae? kau tidak lapar?" tanya Chanyeol.
"Hari ini aku sedang ingin makan jjajangmyeon. Aku akan membelinya dan kita makan diluar. Gimana?"
"Bagaimana kalau ketauan? Suho pasti akan melaporkan kita" sahut Xiumin yang kebetulan benar. Sekolah mereka tidak membiarkan murid-murid memesan makanan dari luar. Jika ketahuan mereka pasti akan kena hukuman. Baekhyun dan teman-temannya bukanlah anak-anak nakal.
Beberapa detik setelah mereka diam karena rencananya hampir gagal, akhirnya menemukan titik temu. Suho datang dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka menampilkan senyum lebarnya.
"Itu tidak akan terjadi kalau Suho juga ditlaktir" kata Suho yang datang dan bergabung dengan keempat kawannya.
"Acara apa?"
Chen kembali mengalungkan lengannya dibahu Baekhyun sambil mendorongnya keluar kelas.
"Si Baekki deket sama cewek"
"Apaan sih Chen. Biang gosip dasar"elak Baekhyun.
Chanyeol dan Suho berjalan dibelakang Chen dan Baekhyun yang melangkah menuju lapangan out door sekolah. Sedangkan Xiumin masih tertinggal sendirian dibelakang.
Bayangan wajah Sis Kae dan Baekhyun saat mengantarkan novel berjudul "You and Me" masih bersarang sangat jelas diingatannya. Kenapa juga novelnya membuat judul seperti itu. Sengaja membuat Xiumin patah hati?
***
Kim Sis Kae POV
Perasaanku sangat lega sekarang.aku melihat Baekhyun sunbae sedang asik duduk-duduk didepan lapangan out door sekolah. Itu berarti pesanku sudah sampai padanya. Aku juga sangat khawatir dengan keadaan didalam gedung sekolah hari ini.
"Sis Kae-yah" lenganku dicolek Han Mel.
"Aku pergi ke toilet dulu, ne. Diam saja disini dulu jangan masuk kedalam sebelum aku datang, Ne?"
"Kau tidak mau aku temani?"
Go Han Mel menggeleng sambil tersenyum lalu berlalu meninggalkanku sendiri ditaman. Aneh, akhir-akhir ini Han Mel sering pergi sendiri. Biasanya dia akan memintaku untuk mengantarnya meski ke toilet sekalipun.
Aku kembali membaca buku yang sengaja kubawa dari kelas. Gara-gara Kai yang mengatakan hal tidak jelas, aku jadi tidak tahu dimana terornya akan dijatuhkan. Bagaimana kalau itu hanya jebakan?
"Annyeong" kedatangan Kai yang tiba-tiba begini membuat aku hampir saja terjatuh karena kaget. Baru saja aku sedang memikirkannya, orangnya datang sendiri. Panjang umur emang.
"Tumben kau main keluar, biasanya kalau nggak ke kantin pasti perpus. Bosen jadi anak baik? yuk bolos aja" ujar Kai.
Aku membuka mulutku memandangi wajah orang yang dengan mudahnya mengajak keburukan. Semoga saja aku tidak akan pernah tergoda diajak bolos dengannya.
"Tinggalkan aku sendiri Kai"
"Aku tidak mau"
"Kalau kau tidak mau..."
"Mwo?" Tantang Kai. Aku benar-benar tidak pernah sekalipun dalam hidup mengancam seseorang. Tadinya aku ingin meniru Kai yang suka mengancam.
"Biarkan aku disini. Atau aku cium kau"
Aku menelan ludah seketika. Mendengar kata-kata itu membuat perutku mual. Kai tahu betul cara membuatku diam.
"Kemana Han Mel?"
"Sedang ke toilet"
"Toilet atau menemui ssshhh"
"Mwo? menemui siapa? apa yang kau katakan tadi?" aku yakin tadi Kai sedang bergumam tentang Han Mel.
"Anni. Aku tidak mengatakan apapun"
Aku mendengus sebal.percuma mengobrol dengan Kai, dia tidak akan mau mengalah. Lebih baik aku diam dan kembali membaca buku.
Hingga akhirnya bel berbunyi dan Han Mel belum juga kembali. Katanya aku harus menunggu disini sampai dia kembali. Tapi bagaimana ini.Han Mel tidak terlihat akan kemari. Aku saja sempat melihat Umin dan teman-temannya masuk kedalam gedung sekolah.
"Ayo ke kelas" ajak Kai.
"Tapi Han Mel belum kembali"
Kai berdecak dan menarik tanganku. Sambil berjalan dan ditarik Kai, pandanganku terus saja mencari Han Mel. Kenapa perasaanku mengatakan bahwa Han Mel sedang merahasiakan sesuatu dariku.
"Jangan mencemaskannya begitu, Kau sendiri yang akan kecewa nanti. Dengarkan aku Sis Kae-yah..." Aku dan Kai berhenti tepat didepan kelasku. Rupanya Kai mengantarku sampai kelas karena Han Mel belum kembali.
Pandangannya lurus menatap mataku. Jika sedang seperti ini Kai terlihat begitu dewasa.
"Jangan begitu percaya pada seseorang. Karena yang merasakan kecewanya pasti kamu. Dunia tidak begitu saja memihakmu karena itu tidak perlu terlalu percaya. Ne..."
"Maksudmu?"
Aku bingung dan tidak mengerti dengan apa yang Kai ucapkan. Kenapa kata-katanya begitu menyindir.
"Anni. Lupakan! Itu Han Mel sudah didalam kelas. Kurasa dia pikir kau akan kemari sendiri, sepertinya begitu hingga lupa menghampirimu" Kai tersenyum lalu pergi menuju kelasnya yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari kelasku. Aku belum ingin masuk kedalam sebelum Kai menghilang dari pandanganku.
Hari ini aku seperti melihat sisi lain seorang Kai. Gernyata dia mencoba membuat aku tidak memikirkan hal-hal negatif tentang Han Mel. Pasti Kai tahu apa yang sedang aku pikirkan tadi.
Aku baru sadar Kai begitu menarik, tubuhnya tinggi dan tegap. Ia berjalan begitu percaya diri. Aku juga tidak munafik kalau Kai mempunyai paras yang rupawan.
Setelah Kai hilang dari pandanganku, akupun masuk kedalam kelas dan duduk dibangku. Lalu Han Mel mendekat dan meminta maaf karena melupakanku. Han Mel seharusnya berterima kasih pada Kai. Kalau bukan karena dia aku pasti sudah marah dan menyakan hal-hal yang aneh pada Han Mel.
Aku tersenyum dan memaafkan Han Mel.
.
.
.
.
.
.
.
.
Unchh...Nanang Kai-ku 😍