Author POV
Rye Hyun mempertahankan senyumnya sudah hampir dua jam. Menahan rasa bosannya, Kekesalannya dan suaranya. Jika ditanya ia hanya menjawab dengan anggukan ataupun gelengan.
Gadis itu duduk didepan Kyungsoo yang mengenakan tuksedo hitam. Sedari tadi Kyungsoo menatap Rye Hyun dengan terkagum-kagum. Sepertinya Kyungsoo senang dengan acara makan malam ini, tidak seperti Rye Hyun.
"Kau suka makanannya?"
Rye Hyun menatap Kyungsoo.orang tua Kyungsoo dan eomma Rye Hyun sedang asik mengobrol. Membuat pertanyaan Kyungsoo hanya didengar oleh Rye Hyun.
Rye Hyun mengagguk sebagai jawaban.
"Aku bosan disini terus.Hanya mendengar percakapan para orangtua. Kau setuju?" ucap Kyungsoo.
Rye Hyun mengangguk lagi,tapi kali ini dengan sedikit kekehan. Pasalnya gadis itu sangat setuju dengan perkataan Namja didepannya.
"Aigoo..Lihat Nyonya Kim, mereka sedang asik mengobrol" Kata ibu Kyungsoo.
Seulas senyum tersungging dibibir eomma Rye Hyun.
"Rye Hyun pasti senang mengobrol dengan Kyungsoo. Iya kan sayang?"
Rye Hyun menoleh menatap wajah ibunya. Sudah lama Rye Hyun tidak pernah dipanggil sayang. Kenapa disaat seperti ini ibunya rela mengucapkannya. Hidup memang sebuah drama yang mempertanyakan ending.
"Sayang..." lirih Rye Hyun sangat pelan.
Makan malam berlanjut dengan obrolan dari kedua perempuan yang gila bisnis itu. Tidakkah Nyonya Kim sadar telah melukai hati Rye Hyun??
***
Orang-orang tidak akan suka jika drama harus berakhir tanpa ending yang bagus. Untuk itulah Bagi Sis Kae usaha dan kesabarannya perlu dipertahankan. Bagaimana jika ini tak berujung? paling-paling yang ada hanya kecewa, marah ataupun kesal.
Semalam Sis Kae sangat bahagia duduk berdua ditaman depan rumah dengan orang yang sangat istimewa baginya. Membuatnya tidak bisa tidur. Harusnya waktu itu dunia berhenti sejenak. Sejenak saja biar Sis Kae bisa bersamanya lebih lama.
Karena itulah Pagi ini gadis itu bangun terlambat dan langsung menuju meja makan. Ia berlarian menuruni tangga. Disambut senyum hangat dari ibunya.
"Eomma. Appa sama Oppa Kemana?Belum bangun?" Tanya gadis itu setelah mengambil tempat duduk.
"Enak saja kalau ngomong.kamu kali yang kesiangan. Mentang-mentang libur. Appa udah berangkat kekantor pagi-pagi katanya ada meeting dadakan. Kalo kakak kamu kebetulan hari ini sibuk beresin apalah...segala macem buat persiapan pergi ke Cina Besok"
Kalimat yang eomma ucapkan membuat anak gadisnya cemberut. Begitu mendengar kabar kakaknya akan kembali ke Cina membuat Sis Kae sedih.
"Jangan sedih dong sayang. Lay kan pergi juga bukan liburan tapi kerja" kata Eomma.
"Ne eomma" Sis Kae mengangguk lemah.
Gadis itu kemudian mengambil nasi dan menyuapkannya kemulut. Meskipun masakan eomma nya lezat. Tetap terasa hambar jika makan hanya berdua begini.
"Kamu libur sampai kapan?"
"Besok masuk ko"
"Emangnya sering banget ya kejadian teror itu disekolah kamu"
Sis kae menaruh sumpitnya dan menatap Eomma. Ia tahu ibunya adalah seorang perempuan yang sangat sensitif terhadap keselamatan anaknya.
"Eomma takut kamu kenapa-napa?" lanjut eomma.
"Nggak ko eomma.itu cuma gosip aja. Kebakaran Lab itu hanya kecelakaan saja. Eomma tahu kan disana ada apa aja"
Gadis itu mengerlingkan matanya mencoba membuat lelucon untuk menghilangkan kekhawatiran ibunya.
"Syukur kalo begitu" ujar eomma.
"Habiskan makanannya sayang"
"Ne eomma" Kata Sis Kae dengan senyum manisnya. Membuat Eomma gemas.
***
Xiumin POV
Sekali lagi hanya untuk memastikan aku menatap diriku pada cermin. Kurasa sudah cocok aku mengenakan pakaian hari ini. Tapi, rasanya selalu saja kurang sempurna untuk gadis itu.
Aku meraih boneka beruang dan keluar dari kamar. Saat melewati kamar Kai, aku melihat dia masih tidur. Pasti dia pulang pagi lagi.
Tapi baguslah, dengan begitu Kai tidak tahu aku akan pergi kemana.
Aku menuruni tangga dan langsung pergi kerumah Sis Kae. Aku bertemu ibunya dihalaman rumah. Aku memberi salam dan minta izin bertemu anak gadisnya. Setelah itu baru aku masuk kerumah Sis Kae dan menuju kamarnya. Sampai didepan kamar gadis itu sedang asik bernyanyi dan membuat aku terdiam melihatnya.
"Eotteohke naega umjigil su eopge Nal ooh ahh ooh ahh hage mandeureojwo gajja gajja jinsim eomneun gajja jal ga jal ga huh . Ohh Ahh hage~~" Sis Kae menari-nari mengikuti irama nyanyiannya. Aku tertawa melihat tingkah lucunya. Ada-ada saja yang dilakukan gadis itu.
Sis Kae berputar-putar dan berhenti saat melihat ku.Dia membuka mulutnya kaget dengan kehadiranku. Aku tersenyum kepadanya.
"Boleh aku masuk?" tanyaku
"Andwae! Aku bersiap dulu"
Brak!
Sis Kae menutup pintu kamarnya dan membuat aku harus menunggunya sendiri.
Semalam Aku mengajak Sis Kae jalan-jalan hari ini. Aku akan menjemputnya jam sepuluh pagi,tapi aku malah datang jam sembilan. Karena itulah mengapa dia belum siap. Aku sengaja datang lebih awal karena sudah merindukannya.
Tidak lebih dari lima menit pintu kamar Sis kae terbuka. Gadis itu keluar dan berjalan mendahuluiku menuruni tangga.
"Kenapa jalanmu cepat begitu?" tanyaku.
Sis Kae berhenti sesaat ditengah tangga. Lalu ia berbalik dan menatapku.
"Kau jijik melihatku? Umin melihatku seperti orang gila. Kau pasti jijik kan?" tanya Sis Kae bertubi-tubi.
"Hahahaha..." aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. "itu bukan jijik tapi lucu Sis Kae"
Gadis itu tiba-tiba memukul lenganku membuat aku berhenti tertawa.
"Mian"
"Umin...." teriak Sis Kae. "Aku malu padamu"
"Kau tidak perlu malu padaku" aku memegang pundaknya.
"Karena semua yang kamu lakukan. Aku tetap menyukaimu, Sis Kae-yah"
Sis Kae tersenyum sangat cantik setelah mendengar kalimatku. Duh, jantungku bisa lepas kalau kaya gini terus.
"Hmm...Oh, iya nih buat kamu" aku mengulurkan kantung berisi boneka pada gadis dihadapanku. Aku mengambil isinya dan menunjukkannya pada Sis Kae.

"Umin..." lirih Sis Kae.
"Ne..."
"Bonekanya kurang besar"
"Kau mau yang lebih besar? baiklah aku akan belikan untukmu. Kajja ! Kita pergi"
Aku dan Sis Kae berjalan bersama menuruni tangga keluar rumah.
***
Author POV
Go Han Mel menatap Jam tangannya berulang kali. Ini sudah yang ke lima. Ia yang datang kecepetan atau Sehun yang terlambat.
Di restoran Jepang, Go Han Mel duduk sendirian menunggu Sehun. Mereka janjian disana pukul delapan, tapi sudah jam sembilan lebih Sehun belum juga datang. Bahkan, chat-nya belum dibalas. Go Han Mel khawatir takut terjadi sesuatu pada Sehun.
Ia menyeruput kembali minumannya. Sudah hampir habis dan itu adalah gelas keduanya. Gadis itu memeriksa ponselnya lagi. Ia menekan tombol panggilan di nomor Sehun. Tapi Sehun tidak mengangkatnya.
"Haruskah Aku pergi?" katanya pada diri sendiri.
"Tapi bagaimana jika setelah aku pergi Sehun malah datang kesini"
Go Han Mel melihat pintu restauran dan memandang setiap orang yang masuk. Memeriksa barangkali Sehun sudah sampai.
Setelah minumannya habis Go Han Mel membayarnya dan langsung keluar meninggalkan restauran itu. Dia sudah lelah menunggu Sehun.
Gadis itu berjalan dengan langkah-langkah yang cepat. Saat melihat ada botol didepannya ia menendangnya dan melampiaskan kekesalan pada botol itu.
"Ah..."
Botol itu melayang entah kemana.
"Yakh!"
Go Han Mel membuka matanya lebar-lebar.melihat orang dihadapannya adalah si namja tinggi yang suka marah-marah.
"Kau melukai kepalaku, Gila"
Chanyeol mendekati Go Han Mel yang terlihat merasa bersalah.
"Mian!" Sahut Han Mel dengan nada tingginya.
"Tarawa!" Chanyeol menarik lengan Go Han Mel dan membawa gadis itu ikut dengannya. Dengan langkah kaki Chanyeol yang panjang Go Han Mel berjalan terseok-seok.
"Lepaskan aku...."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Go Han Mel mau dibawa kemana ya?????
Tbc