Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ending
MENU
About Us  

Selama menjalani hubungan dengan Jeana tak pernah sekalipun terbesit di fikiran Adrian untuk berpisah dari Jeana. Bahkan Adrian selalu berusaha keras untuk tidak mengecewakan Jeana karena ia tau bahwa kekasihnya bukan tipe orang yang akan memberikan kesempatan kedua bagi orang yang sudah memberinya luka dan Adrian tidak mau seperti itu ia ingin selalu ada di samping Jeana menemani gadis itu setiap saat. Alasan kenapa Adrian bisa mencintai seorang Jeana hanya satu dan itu karena Jeana selalu menjadi dirinya sendiri tak pernah Adrian melihat Jeana berusaha untuk menjadi orang lain karena Jeana selalu mengatakan bahwa gue harus jadi diri gue sendiri supaya orang lain bisa menyukai gue dengan apa adanya bukan ada apanya dan ya Adrian mencintai Jeana dengan apa adanya.

"Adrian"

Adrian menoleh dan mendapati sahabat baiknya David tengah berjalan menghampirinya bersama dengan Tania kekasihnya lalu di belakang keduanya ada Gara yang berjalan dengan wajah masamnya membuat Adrian hampir tertawa melihatnya. Sejujurnya Gema sudah beberapa kali dekat dengan seorang gadis, tapi entah kenapa sahabatnya itu tak pernah ingin memiliki status lebih dari seorang teman padahal Gema sering kali mengeluh karena dia itu seorang jomblo.

"Akhirnya astaga gue ada temen yang sendiri juga jadi gak keliatan ngenesnya." Seru Gara sambil berjalan mendahuli David dan Tania

"Gue punya pacar ya Gar." Kata Adrian

Gara mendengus kesal, "Bodo amat yang penting sekarang lo sendiri"

"Jeana mana emang?" Tanya David

"Ada kelas pagi." Jawab Adrian

Setelah itu Adrian dan Gara pergi ke kantin bersama sedangkan David bersama kekasihnya entah pergi kemana mereka bilang sedang ada urusan padahal yang memanggil Adrian tadi adalah David, tapi pria itu malah pergi bersama kekasihnya meninggalkan Gara bersama dengan Adrian.

                              ¤¤¤¤

Pukul sebelas siang Jeana baru saja keluar dari kelas bersama dengan Alexa dan setelah berada cukup jauh dari kelas Alexa mulai menggerutu tanpa henti karena sang dosen kembali memberikan tugas padahal tugasnya saja sudah menumpuk belum ada yang di kerjakan. Sebenarnya Jeana tidak tau mereka ingin kemana karena sedari tadi ia hanya mengikuti Alexa yang terus menggerutu tanpa henti hingga akhirnya seseorang memanggilnya.

"Jeana"

Alexa yang sedang berbicara tiba-tiba berhenti dan ikut menoleh ke arah sumber suara dimana ada seorang pria yang tentunya bukan Adrian tengah berjalan mendekat. Sedangkan itu Jeana mengerutkan dahinya bingung karena tidak tau siapa yang memanggilnya dan tiba-tiba Alexa menyenggol lengannya membuat gadis itu menatap sahabatnya dengan alis bertaut.

Saat pria itu mendekat barulah Jeana tau siapa orang itu bahkan saat mereka sudah berhadapan Jeana tersenyum lebar begitupun dengan pria dihadapannya. 

"Ehhh Farhan"

Pria bernama Farhan itu tersenyum, "Hai Je apa kabar?"

"Baik dongg, lo apa kabar? Tiba-tiba ngilang lama bener." Tanya Jeana

Farhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, "Ada sedikit urusan"

"Ck. Sok banyak urusan juga lo." Ledek Jeana

Farhan hanya tersenyum lalu pria itu menyerahkan lembaran kertas kepada Jeana, "Tas lo sedikit kebuka teru tadi ini jatuh"

Jeana melihat ke arah tasnya dan benar saja tasnya itu tidak tertutup rapat kemudian Jeana mengambil kertas yang di berikan oleh Farhan lalu saat melihat itu adalah kertas yang sangat penting Jeana langsung berterima kasih.

"Ihhh gilaa bisa mampus gue kalau hilang makasihh yaa Hann." Kata Jeana sambil tersenyum lebar

Farhan tersenyum kecil, "Iya sama-sama yaudah gue ada kelas duluan ya"

Jeana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "Iya Han makasih yaa sekali lagi"

Farhan mengangkat jempolnya lalu segera berlalu sedangkan itu Alexa kembali menyenggol lengan Jeana membuat gadis itu menoleh dan menatap sahabatnya itu dengan alis bertaut.

"Kenapa Lex?" Tanya Jeana

"Tuh"

Jeana mengerutkan dahinya bingung lalu ia ikut menoleh ke sampingnya mengikuti arah mata Alexa dan di sana ia dapat melihat Adrian yang berdiri cukup jauh darinya Jeana tersenyum lalu melambaikan tangannya. Setelah itu Adrian berjalan mendekat dan ketika pria itu sudah berdiri di hadapan Jeana tanpa mengatakan apapun Adrian langsung meraih tangan Jeana dan membawa gadis itu menjauh membuat Jeana sedikit tersentak lalu menoleh dan melambaikan tangannya kepada Alexa.

"Lexaa jangan balik duluan yaa," Kata Jeana "Ihh Ian pelan-pelan dong jalannya untung kertasnya gak jatuh lagi ini nih penting tau gak?!"

Setelah cukup jauh Adrian menghentikan langkahnya lalu menatap Jeana yang sedang memberengut kesal sambil memasuki kertas tadi ke dalam tasnya dan kali ini menutup tasnya dengan benar.

"Je lo ngapain sih ngobrol sama Farhan?" Tanya Adrian

Jeana mengerutkan dahinya bingung, "Memangnya kenapa? Salah?"

Adrian menghela nafasnya pelan, "Gak papa sih gue cuman nanya aja"

"Gak papa juga gue cuman ngobrol aja sama dia udah." Kata Jeana santai

"Lo mau langsung balik?" Tanya Adrian mengubah arah pembicaraan mereka

Jeana menggelengkan kepalanya pelan, "Gak gue jam satu ada kelas lagi, jadi mau ke kosan Alexa aja dulu"

Adrian mengangguk mengerti lalu pria itu meraih tangan Jeana dan menautkan jari-jarinya di sana.

"Yaudah gue anterin ke kosan Alexa." Kata Adrian

Jeana menggelengkan kepalanya pelan, "Gak usah gue mau ke sana sama Alexa aja dia barusan whats app gue katanya lagi nunggu di depan gerbang"

"Yaudah kita ke gerbang"

Setelah itu keduanya berjalan beriringan menuju gerbang dengan tangan yang saling bergandengan dan ketika sampai di gerbang Jeana dapat melihat Alexa yang tengah berdiri sendirian sambil memainkan ponselnya.

"Dadah Ian lo masuk kelas sana gue tau lo ada jam." Kata Jeana

Adrian tersenyum lalu mencubit pipi Jeana dengan gemas, "Iyaa bawell"

Setelah Adrian pergi Jeana segera menghampiri Alexa lalu keduanya sama-sama berjalan menuju kosan Alexa yang tidak terlalu jauh dari kampus mereka.

"Lo tadi di bawa kemana sama Adrian?" Tanya Alexa

"Gak kemana-mana tau tuh gak jelas banget jadi orang." Kata Jeana sambil mengangkat bahunya acuh

                               ¤¤¤¤¤

Berharap itu tidak salah yang salah itu jika kamu meletakkan harapan tidak pada tempatnya karena yang paling sering menumbuhkan kecewa adalah harapan yang tidak terpenuhi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • aiana

    baca paragraf pertama membuat harti pembaca melecus karena "merasa" pernah mengalaminya...
    tragis!

    Comment on chapter Prolog
  • Wida94_

    @yurriansan Terima kasih sudah mengingatkan typo yang ada😂

    Comment on chapter Prolog
  • yurriansan

    ceritamu menarik, kalau aku boleh saran masih ada typo (aku juga ratu typo sih, :D). salah satunya pesat, hrusnya pesta.

    kamu juga boleh loh, kasih saran ke ceritaku, judulnya WHEN HE GONE. trims

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags