Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan seorang pria baru saja melajukan motornya keluar dari rumah temannya untuk segera pulang sebelum malam semakin larut. Jalanan di sekitar perumahan terlalu sepi di jam-jam seperti ini hingga membuat Adrian memacu motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Ketika keluar jalanan di perumahan dan menuju jalan utama yang masih cukup ramai Adrian kembali menurunkan kecepatan laju motornya karena ia tidak mau mengambil resiko hanya karena melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Malam ini untuk kali pertama Adrian tidak berbincang di telfon dengan kekasih tercintanya Jeana padahal biasanya ia tidak pernah absen untuk menelfon Jeana meskipun hanya untuk beberapa menit.
Saat sudah setengah perjalanan Adrian tiba-tiba menghentikan motornya ketika ia melihat seseorang yang ia kenal tengah duduk sendirian di halte bus yang terlihat cukup sepi dan tanpa keraguan sedikitpun Adrian melajukan motornya mendekat. Ketika sebuah motor berhenti di dekat halte tempat gadis itu menunggu ia mendongak dan menatap Adrian yang wajahnya masih tertutupi helm dengan alis bertaut lalu saat Adrian membuka helmnya gadis itu menghela nafasnya lega.
"Loh Bel lo ngapain masih di sini malem-malem? Nungguin jodoh?" Tanya Adrian
"Hmm gue nunggu bus tadi abis dari rumah Tania dan gue gak sadar kalau udah jam segini." Jawab Bella
"Mana ada bus jam segini Bel udah ayok gue antar balik rumah kitakan searah." Kata Adrian menawarkan bantuan
Bella tampak berfikir sejenak lalu menatap Adrian dengan ragu, "Hmm gak ngerepotin?"
"Gak lah rumah kita searah kalau lo lupa." Kata Adrian mengingatkan
Abella mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan menaiki motor besar milik Adrian dengan hati-hati, tapi sebelum Adrian melajukan motornya Bella lebih dulu bertanya hal yang membuat Adrian terdiam untuk sesaat.
"Nanti Jeana marah gak?" Tanya Bella
Adrian tersenyum, "Gak kok kan gue cuman antar lo pulang gak lebih"
Setelah itu Adrian melajukan motornya dengan Bella di boncengannya rumah mereka memang searah bahkan hanya berjarak beberapa rumah saja. Sepuluh menit kemudian Adrian menghentikan motornya di sebuah rumah yang cukup besar yang tidak lain adalah rumah Bella.
"Makasih ya Ian maaf kalo ngerepotin." Kata Bella sambil tersenyum
Adrian tersenyum singkat, "Sama-sama"
"Hati-hati"
"Makasih. Gue balik Bel"
Setelah itu Adrian kembali melajukan motornya ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Bella dan saat ia sudah sampai Adrian langsung memasukkan motornya ke dalam garasi lalu masuk ke dalam rumah yang sangat sepi. Seperti hari-hari sebelumnya Adrian hanya tinggal di rumah ini seorang diri karena orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, tapi tak apa Adrian sudah biasa.
Adrian membuka pintu kamarnya lalu merebahkab dirinya di atas kasur empuk miliknya dan manatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Cukup lama terdiam akhirnya Adrian meraih ponsel miliknya dan mencari kontak Jeana lalu mencoba menelfon gadis itu yang untungnya di angkat.
'Halo gembul'
'Gue matiin nih telfonnya'
'Iya bercanda Jeee'
'Hmm ada apaan? Gue ngantuk Ian'
'Ngantuk? Yaudah tidur aja gak papa gue cuman mau telfon aja kok gak ada yang penting'
'Yaudah gue mau tidur'
'Selamat tidur Jejeekuu jangan lupa mimpiin aku yaaa'
'Hmm malam Ian'
Setelah itu panggilan telfonnya terputus dan menyisakan Adrian yang kembali terdiam sambil menatap foto dirinya dan Jeana yang ada di ponselnya.
'Gue sayang lo Jeana'
¤¤¤¤
Pagi hari yang cerah baru saja menyapa separuh bagian bumi, tapi kebanyakan orang masih terlelap dan bersembunyi di balik selimut tebal mereka salah satunya adalah Jeana. Sejak setengah jam yang lalu Julian sudah berkali-kali membangunkan adiknya itu, tapi Jeana tetap setia dengan posisinya dan akhirnya Julian menggunakan sebuah ide yang tersisa.
"Jeee bangun gak?! Bangun atau gue siram!" Ancam Julian dengan penuh penekanan
"Kaaakkk masih ngantukk." Kata Jeana yang akhirnya bereaksi juga
"Bangun atau gue panggil Adrian ke sini dan suruh lihat gimana pacarnya itu gak mau bangun padahal udah dibangunin dari setengah jam yang lalu!" Omel Julian
Jeana akhirnya membuka matanya lalu menatap Jeana dengan penuh kekesalan, "Kakkk ihhh rusuh banget tau gak? Orang masih ngantuk juga!"
"Lihat jam dan lo bakal berterima kasih sama gue karena udah menyelamatkan lo dari sebuah keterlembatan." Kata Julian sambil berlalu pergi
Jeana melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya lalu segera berlari menyusul Julian yang sekarang tengah melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Kakkk Jujuuu maafinnn yaaaa udah marah-marah karena dibangunin." Kata Jeana sambil mengikuti arah langkah kaki Julian
"Kakk ngambek yaa sana Jeaaa?" Tanya Jeana
Julian menghela nafasnya pelan, "Gak marah Jee sekarang lo ke kamar mandi terus siap-siap sebelum pacar lo jemput!"
"Tapi laper tau....."
"Mandi habis itu makan gue baru mau masak." Kata Julian memotong perkataan adiknya itu
"Siappp pakk boss!"
baca paragraf pertama membuat harti pembaca melecus karena "merasa" pernah mengalaminya...
Comment on chapter Prologtragis!