Dalam sebuah hubungan kepercayaan adalah hal yang paling penting dan karena hal itulah Jeana selalu menanamkan rasa percaya kepada hubungannya dengan Adrian yang sudah berjalan selama dua tahun lamanya. Selama ini tak ada pertengkaran hebat yang menghiasi hubungan antara Jeana dan Adrian karena keduanya selalu mengalah saat terjadi masalah sehingga tidak ada yang menahan egonya masing-masing.
Dalam suatu hubungan pertengkaran itu pasti dan masalah itu pasti akan datang, tapi seharusnya yang diselesaikan itu masalahnya bukan hubungannya. Baik Jeana maupun Adrian keduanya tak pernah menanam ego setinggi langit sehingga tak pernah terjadi pertengkaran hebat di antara mereka.
Seperti sekarang meskipun Jeana kesal karena Adrian mengganggu waktunya bersama teman-temannya, tapi Jeana menghilangkan kekesalan itu dan mencoba untuk bersikap biasa.
"Jejee ngambek yaa sama Ian?" Tanya Adrian saat mereka sudah sampai di rumah Jeana
"Gak kok." Kata Jeana sambil tersenyum kecil
"Marah kan sama gue? Ya kan Jee?" Tanya Adrian lagi
Jeana menghela nafasnya pelan, "Gak marah Ian cuman agak sedikit kesel aja karena lo ganggu waktu gue sama temen-temen"
"Maafin yaa Jeee jangan ngambek dong sama gue." Kata Adrian
Jeana berdecak kesal, "Ck. Siapa yang ngambek sih Ian? Gue tuh cuman kesel gak ngambek kalau gue ngambek mana mau gue balik sama lo!"
Adrian tertawa kecil lalu mencubit pipi tembam Jeana, "Iya gak usah marah-marah dong sama gue"
"Gak marah loh Adrian yang ganteng." Kata Jeana
"Iya iya yaudah gue balik yaa dadahh." Kata Adrian sambil melambaikan tangannya
Jeana tersenyum, "Hmm hati-hati di jalan"
Setelah itu Adrian menghidupkan motornya dan mulai melajukannya menjauh dari rumah Jeana. Saat sudah tidak melihat Adrian lagi Jeana langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya yang sepi karena orang tuanya sedang keluar kota dan Kakaknya belum pulang bekerja.
"Haaa sepii bangett bosennn"
¤¤¤¤
Sore harinya teman-temannya yang katanya mau curhat-curhat bersama sudah sampai di rumah Jeana dan Kakaknya pun sebentar lagi akan sampai di rumah. Senyum Jeana mengembang lebar karena sekarang ia tak sendirian lagi rumah ada teman-temannya dan ada Kakaknya uang juga akan segera sampai di rumah.
Jeana di kenal sebagai gadis yang cukup cerewet, tapi tertutup dengan dunia sekitarnya karena gadis itu jarang sekali bercerita baik kepada orang tuanya, Kakaknya, ataupun teman-temannya. Gadis itu juga di kenal sebagai orang yang sangat perduli dengan sekitarnya, terlalu berfikiran positif, dan orang yang suka mengalah demi menghindari perdebatan.
"Mana cowok lo Je?" Tanya Alexa
Jeana mengerutkan dahinya bingung, "Balik lah masa mau disini"
"Rusuh ya cowok lo ngintilin terus gak seru kan kita mainnya." Protes Renata
Tak lama kemudian Kakaknya Julian pulang dari kerjanya dengan pakaian rapi dan jas yang di gunakannya hingga berhasil membuat kedua temannya terpesona. Julian itu kakak yang terbaik bagi Jeana meskipun dia menyebalkan, tapi Julian adalah orang yang paling pengertian dan mengerti dirinya seperti sekarang Kakaknya itu pulanh dengan membawa banyak makanan ringan karena gadis itu mengatakan jika teman-temannya akan datang.
"Aaa kakakku memang pengertian bangett cintaa dehh." Kata Jeana sambil mengambil plastik berisikan makanan ringan
Julian tersenyum dan mengacak rambut adiknya itu dengan gemas, "Kalo gak pengertian nanti lo ngadu Bunda sama Ayah bisa abis gue"
Jeana tertawa kecil lalu membiarkan kakaknya menuju kamar untuk istirahat dan sesaat setelah kakaknya pergi kedua temannya langsung menyerbu Jeana dengan pertanyaan.
"Ihh Kakak lo ganteng Jee. Udah punya pacar belum? Nyalon nih gue jadi calon pacarnya." Kata Alexa
"Ihh asli Je dia udah punya pacar belum? Gak papa deh lebih tua dari gue yang penting ganteng kayak gitu perhatian lagiii." Seru Renata
Jeana tertawa kecil, "Maaf yaa teman-temanku sayang Kakakku tercinta udah punya tunangan"
Perkataan Jeana membuat kedua temannya memasang wajah sedih sedangkan Jeana hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah kedua temannya itu.
¤¤¤¤
Pukul setengah sembilan malam teman-temannya sudah kembali ke rumah masing-masing dan hanya menyisahkan Jeana seorang diri karena Julian sedang pergi keluar untuk membeli makanan. Saat tengah asyik memainkan ponselnya tiba-tiba sebuah whats app yang entah dari siapa masuk dan Jeana yang penasaran langsung membukanya.
Tak ada pesan berarti karena isinya hanya sebatas kata p dan Jeana yang sekarang tak lagi penasaran mengabaikan pesan itu karena menurutnya jika pesan itu penting pasti ia akan mengirim pesan sambil memberi tau nomor siapa itu.
Lima belas menit kemudian Julian datang sambil membawa nasi goreng yang baru saja ia beli dan mata Jeana berbinar saat melihat makanan kesukaannya itu lalu segera berlari ke dapur mengikuti Julian. Setelah sampai Julian langsung memberikan sebungkus nasi goreng yang tidak pedas karena adiknya itu memang tidak bisa memakan makanan yang pedas.
"Belinya di tempat biasa kan Kak?" Tanya Jeana yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Julian
Setelah itu keduanya makan dengan keadaan yang cukup hening sampai akhirnya saat makanan mereka hampir habis Julian mulai membuka suaranya.
"Lo sama Adrian gimana Je? Baik-baik aja kan?" Tanya Julian
Jeana menganggukkan kepalanya, "Baik-baik aja kok kenapa memangnya?"
"Gak kenapa-kenapa sih cuman mau nanya aja." Kata Julian
"Hmm Kak"
Julian mendongak dan menatap adiknya itu dengan alis bertaut, "Kenapa Je?"
"Hmm Ayah sama Bunda kapan pulangnya?"
"Minggu depan mungkin." Jawab Julian asal
Jeana langsung mengerucutkan bibirnya kesal, "Lama banget!"
"Jangan gitu Ayah sama Bundakan lagi kerja." Kata Julian mengingatkan
Jeana mengangguk lalu segera menghabiskan makanannya agar ia bisa segera pergi ke kamarnya.
baca paragraf pertama membuat harti pembaca melecus karena "merasa" pernah mengalaminya...
Comment on chapter Prologtragis!