Read More >>"> Semut dan Coklatnya
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semut dan Coklatnya
MENU
About Us  

Pemilik gigi putih itu tersenyum memandang coklat yang masih terbungkus. Si Lelaki memandang lurus ke arah gadis yang duduk di hadapannya, baru saja memindahkan sebatang coklat ke tangan putih si Gadis. Aku memandangi mereka dari jauh. Berdebar-debar.

“Apakah aku masih perlu mengucapkan bahwa aku menyayangimu?” Warna pipi si Laki-laki bersemu merah sambil sesekali memainkan tangannya di depan mulut, berusaha menutupi deretan giginya yang terlihat jelas.

Beberapa saat kemudian, si Gadis membuka bungkus coklat, menggeleng. “Aku sudah tahu.”

Aku terus memerhatikan si Gadis yang telah membuka mulutnya dan bersiap menggigit coklat yang terlihat berkilauan. Kurapatkan tubuh di balik kaki meja, menghindari panas. Beberapa makhluk sepertiku terlihat berjalan berderet dengan enam kaki mereka, membentuk barisan panjang berwarna hitam di atas meja pajangan.

Kurasakan getaran pada sensor lutut dan kakiku ketika serpihan coklat berguguran ke lantai dari mulut si Gadis. Kakiku bergerak cepat, aku tidak ingin ada semut lain yang mengambilnya.

Para manusia berlalu-lalang. Sama sekali tak menggubris teriakan ketika mereka hampir membuat tubuh hitamku rata dengan lantai. 14 Februari. Manusia menyebutnya sebagai Hari Kasih Sayang. Pantas saja coklat dengan segala bentuk dipajang berjejer di toko ini dan manusia sibuk menukar coklat-coklat itu dengan uang dari kantong mereka.

Untuk pertama kali, aku bersyukur menjadi seekor semut. Aku tidak perlu memilliki uang untuk bisa mendapatkan coklat untuknya. Ya, untuk gadis yang telah memikat hatiku sejak pertama kali memandangnya. Ah, aku tidak tahu debaran apa yang menguasai dadaku acap kali beradu pandang dengan mata indahnya. Ratu. Begitulah panggilan koloniku untuknya.

“Kau gila? Kau menyukai Ratu?” Suatu ketika, teman sebayaku menegur tepat setelah aku mengungkapkannya.

“Memangnya kenapa?”

“Apakah otakmu masih berfungsi? Kita ini semut prajurit, tidak ada satu pun dari kita yang pantas bersanding dengannya!” sergahnya.

Kami tengah mengumpulkan serpihan roti yang berjatuhan di lantai toko. Antena kami saling bersentuhan.

“Kau akan mati jika ketahuan!” tambahnya. Sebelum sempat kusanggah, ia sudah berbalik badan, memindahkan serpihan roti pada semut yang lain.

Sejak itu, aku bingung. Mengapa Tuhan menciptakan cinta apabila cinta bisa membuat kita mati? Mengapa aku jatuh cinta pada Sang Ratu? Mengapa aku dilahirkan hanya sebagai seorang semut prajurit? Terlalu banyak “mengapa” tanpa ada satu pun yang terjawab.

Setiap jamnya, aku semakin tersiksa dengan perasaan ini. Aku tidak bisa berkonsentrasi ketika mengumpulkan makanan. Seringkali, aku dienyahkan dari barisan koloni. Aku hanya memandang Ratu dari jauh, tanpa berani sejengkal pun mendekat padanya, atau para penjaga akan segera memenggal kepalaku.

Namun, hari ini berbeda. Ini Hari Kasih Sayang! Tuhan tidak menciptakan rasa “cinta” dan “sayang” begitu saja. Bukan salahku jika aku mencintai Sang Ratu dan siapapun tak punya hak melarang. Sudah kutetapkan, aku akan membawa serpihan coklat paling besar untuk Sang Ratu. Aku tidak peduli apakah setelah itu napasku dihentikan paksa. Aku tidak ingin menyesal jika hanya berdiam diri.

Begitu mendapatkan serpihan coklat, aku mengangkatnya sekuat tenaga. Berusaha berjalan kembali ke sarang. Sebentar lagi, aku akan bisa mengungkapkan perasaanku pada Sang Ratu. Iya, sedikit lagi. Langkahku sempoyongan karena beban berat.

Tap!

Aku mendengar getaran sepatu, bersamaan dengan tubuhku yang sepertinya menjadi rata dengan lantai dan serpihan coklat.

Tags: ffwc2

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (3)
  • dear.vira

    CERITANYA BAGUS BANGET, KUNJUNGI CERITAKU YUK https://tinlit.com/read-story/1436/2575, BANTU LIKE DAN CMMENT NYA YAA.. :)

  • Rajuwita

    @YUYU Wah terima kasih banyak 😊

  • YUYU

    Selamat ya kak...

Similar Tags
Under The Night Sky
323      216     0     
Short Story
Di bawah langit malam ini kita bertemu namun, di bawah langit malam ini juga kita berpisah.
Kata, Kita, Derita
369      249     1     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
For Now
176      148     0     
Short Story
Honestly, it hurts a little Though I'm smiling in front of you
Far Different
720      413     28     
Short Story
Sebagai seorang gadis biasa yang lahir di Guang'An, Guo Yun merasa bahwa mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahaan Microsoft Guangzhou merupakan keberuntungan besar.
Status
576      331     0     
Short Story
Status : yang kau bagikan khusus untuknya
Sebuah Jawaban
358      253     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Bukan Romeo Dan Juliet
335      244     2     
Short Story
Kita bukan Romeo dan Juliet yang rela mati hanya demi cinta. sebab hidup dan mati itu kehendak Allaah.
Sampai Kita Bertemu Nanti
162      141     1     
Short Story
Aku sering berpikir bahwa perpisahan adalah salah satu hal yang menyakitkan. Namun, setelah kualami, perpisahan adala salah satu proses perubahan yang membuat kita tetap hidup. Maka, inilah perpisahanku.
Perihal Hati
482      263     2     
Romance
Hati manusia siapa yang tahu, hati manusia siapa yang tak mau dijaga. Namun hati siapa juga yang mau tersakiti. Ini semua hanya permainan hati.
Dia yang Bukan Aku
361      258     0     
Short Story
“Berhentilah menganggap aku tak bisa menafsirkan aksara yang kau rangkai untuk dia.”