Loading...
Logo TinLit
Read Story - Under The Night Sky
MENU
About Us  

Di bawah langit ini kita bertemu namun, di bawah langit ini juga kita berpisah. 

Aku dan kamu memiliki kebiasaan yang sama yaitu, melihat langit malam. Tujuan kita pun sama, karena ingin menenangkan diri dari masalah yang ada. Kita dipertemukan karena masalah yang sama yaitu cinta. Hampir setiap hari aku dan kamu bertemu di taman dan pertemuan ini adalah pertemuan yang tidak disengaja.

• • • •

”Hai, hari ini kita ketemu lagi.” Sapa Devano tiba-tiba. Devano adalah ‘dia’ yang ku maksud dari tadi. “Eh, hai.” Jawabku.

”Hari ini aku putus sama pacarku.” Kata Devano dengan nada yang terdengar sedih. “Putus karena apa?” Tanyaku yang penasaran.

g”Kamu tau masalah aku dan cewekku kan? ternyata bener. Dia selingkuh sama ketua basket dari sekolah kamu.” Kata Devano. Mendengar kata ketua basket di sekolahku, aku langsung kaget. Ketua basket? Apa Malvin? Tapi kan Malvin pacarku. Hatiku terus bertanya-tanya. “Mal-mal- Malvin?” Tanyaku dengan nada terbata-bata. “Nah iya, Malvin.” 

Sakit, kecewa, emosi semua aku rasakan sekarang. Tanpa aku sadari, air mataku mengalir deras. Malvin adalah pacarku yang akhir-akhir ini dia memang banyak berubah. Ternyata ini alasan dia berubah. 

“Kok, kamu nangis?” Tanya Devano. “Kamu tau? Malvin itu pacar aku yang sering aku ceritain sama kamu.” 

Semenjak kejadian itu, aku jarang ke taman lagi. Aku lebih suka berdian diri di kamar. Entah mengapa, hatiku selalu tertuju pada Devano. Rasanya, aku ingin menemui dia di taman namun, aku tidak punya kekuatan untuk berjalan ke taman. Setelah berminggu-minggu, akhirnya hari ini aku ke taman untuk menemui Devano. 

“Hai.” Sapaku ke Devano. “Tania? aku kangen sama kamu.” 

“Aku mau ngabisin waktu aku di Indonesia sama kamu padahal, tapi kamu nggak ke taman-taman. Setiap malam aku selalu kesini untuk nemuin kamu tapi kamu nggak pernah muncul.” Kata Devano.

”Ngabisin waktu? Kamu, mau kemana emangnya?” Tanyaku yang bingung dengan kata-kata Devano. “Iya, besok aku dan mama papa pindah ke Melbourne. Ini buat kamu.” Kata Devano sambil menyodorkan amplop berwarna pink. “Aku pergi dulu.” Lanjutnya lalu langsun pergi meninggalkanku sendirian di taman ini. Rasanya berat kehilangan Devano. Aku langsung membuka surat itu.

Untuk, Tania. 

Maaf, aku harus pindah ke Melbourne karena orang tua aku harus kerja disana dan aku nggak di ijinin untuk tinggal sendiri di sini. Aku sayang sama kamu. Kamu itu cewek yang beda dari cewek lainnya. Aku mohon, tungguin aku sampai aku balik lagi kesini. Aku janji aku bakal balik lagi ke Indonesia demi kamu.

I love you, Tania.

From Devano” 

Aku bakal nungguin kamu, Devano.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Muara
382      282     1     
Short Story
Dunia ku hanya sebatas rindu, kata dan Delta -Muara.
Fallen
383      273     0     
Short Story
Ternyata, dirimu itu diperlukan. Dirindukan. Disayangi.
Hujan Terakhir Bersamamu
351      266     1     
Short Story
"Kamu tak punya alasan untuk tidak menyukai hujan," katamu waktu itu. Namun sekarang aku punya banyak alasan untuk membencinya.
Desa Lara
680      428     2     
Short Story
Sebuah kisah ringkas tentang perjuangan dan pengorbanan. Sebuah kisah ringkas tentang mimpi dan cita-cita. Sebuah kisah ringkas tentang kekuatan aksara.
ANSWER
752      476     6     
Short Story
Ketika rasa itu tak lagi ada....
NATHANIA (The Name who I want)
440      299     0     
Short Story
For Now
244      204     0     
Short Story
Honestly, it hurts a little Though I'm smiling in front of you
#FFWC2 Wish
473      328     3     
Short Story
Cerita ini dibuat untuk kontes FFWC2 bersama Lokamedia
Penyesalan Seorang Mantan
684      495     0     
Short Story
Sejatinya, penyesalan seorang mantan itu bukanlah karena setelah putus si dia jadi lebih menarik. Melainkan karena saat masih bersama, kita tidak menyadari betapa manis senyumnya, betapa hangat pelukannya, dan betapa indah dirinya.
Words Unsaid
658      385     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.